Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MANCHESTER United gigih mengejar Matthijs de Ligt. Klub Inggris itu menawarkan “mahar” 70 juta pound sterling atau sekitar Rp 1,3 triliun agar bisa memboyong bek Ajax Amsterdam tersebut. Pemain 19 tahun itu juga diiming-imingi gaji hingga Rp 6,4 miliar per pekan jika setuju pindah ke Old Trafford.
Talentanya dalam bermain dan me-mim-pin tim mengantar De Ligt menjadi kapten termuda Ajax. Dia membantu timnya lolos hingga semifinal Liga Champions Eropa setelah mengalahkan dua tim raksasa, Real Madrid dan Juventus. De Ligt juga mem-bawa Ajax menjuarai liga Belanda, Eredivisie, dan Piala KNVB musim lalu.
Klub-klub elite Eropa, antara lain Ju-ventus, Bayern Muenchen, dan Real -Ma-drid, juga mengincar De Ligt. Namun Bar-celona disebut menjadi rival terbesar. De Ligt belum menentukan pilihannya dan cuma menyebut Liga Primer Inggris dan La Liga Spanyol sebagai kompetisi akbar. Tapi, “Masih ada kompetisi besar lain, bukan cuma dua itu,” katanya kepada ESPN, 26 Mei lalu.
De Ligt bergeming terhadap ber-ba-gai tawaran dengan alasan ingin ber-kon-sen-trasi membantu Ajax. Namun sikap “di-ngin” itu kerap dihubungkan dengan agen pemain Carmine Raiola, yang belum me-nyebut klub pilihannya. Makelar pemain yang akrab disapa Mino itu dikenal sebagai agen yang berpengaruh dalam negosiasi para pemain top dunia, antara lain Zlatan Ibrahimovic, Mario Balotelli, dan Paul Pogba.
Raiola sebenarnya agen yang mewakili Justin Kluivert, rekan setim De Ligt. Namun, sejak pertengahan tahun lalu, dia bekerja sama dengan agen De Ligt, Barry Hulshoff, dan memainkan peran penting dalam lobi serta negosiasi kontrak. Menurut laporan De Telegraaf, Raiola sudah mengabarkan rencana kepergian De Ligt kepada dua petinggi Ajax, Marc Overmars dan Edwin van der Sar. Raiola berkukuh klub yang meng-inginkan De Ligt harus membayar harga tinggi.
Kiprah Raiola dalam bursa transfer pe-main tahun ini, yang berlangsung hingga akhir Agustus nanti, terganjal vonis Aso-siasi Sepak Bola Italia (FIGC). Pada 8 Mei lalu, FIGC melarangnya beroperasi di negara itu selama tiga bulan. Sepupunya, Vincenzo, juga disetrap selama dua bulan. Pengumuman Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) yang dirilis 10 Mei lalu memperluas pembekuan aktivitas keduanya menjadi di seluruh dunia.
FIGC tidak menyebut alasannya meng-hukum Raiola dan Vincenzo. Laporan media di Italia mengaitkan sanksi itu de-ngan lobi-lobi dan transfer Gianluca Scamacca, striker Sassuolo di Seri A Italia, pada pertengahan tahun lalu. Pesepak bola 20 tahun itu kini bermain di klub Belanda, PEC Zwolle, dengan status pemain pin-jaman.
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) me-ne-gaskan sanksi yang didapat Raiola dengan merilis larangan beroperasi selama musim transfer pemain di Liga Inggris yang dimulai pada 16 Mei lalu. Dengan durasi hukuman selama itu, Raiola baru bebas beroperasi setelah 9 Agustus atau sehari setelah bursa transfer Liga Primer ditutup.
Raiola mengatakan tak tahu kesalahan apa yang dibuatnya sehingga Asosiasi Se-pak Bola Italia menghukumnya. Ia me-nyebutkan vonis itu adalah sanksi tak jelas yang hanya didasari kepentingan politis. “Hukuman yang dibuat dengan tudingan palsu dan kebohongan,” kata Raiola, se--perti dilaporkan situs Goal.
Sanksi itu sempat menimbulkan gonjang-ganjing tentang nasib para pemain di ba-wah naungan agensi Raiola. Tapi agen 51 tahun itu menjamin para kliennya tak akan mendapat masalah dalam bursa transfer tahun ini. Raiola justru bertekad membawa kasusnya ke pengadilan.
Hukuman yang diterima sang agen tam-paknya tak berpengaruh besar terhadap karier dan reputasinya. Masalah terbesar yang dia hadapi paling hanya tak bisa tampil berfoto dan mengumumkan negosiasi bersama kliennya secara terbuka hingga hukumannya selesai pada Agustus nanti. Raiola masih bisa menjalankan bisnis lewat bantuan para pengacaranya.
Sepak bola adalah dunia bermain Raiola sejak muda. Pria kelahiran Salerno, Italia, ini sempat bermain di tim junior klub Belanda, Haarlem. Namun dia lebih ter-tarik mengelola timnya sendiri dan mengontrol kesebelasan U-18. Haarlem me-nunjuk Raiola sebagai direktur olahraga ketika usianya baru 19 tahun.
Bekerja di restoran keluarga membantu Raiola mengembangkan bakat negosiasi dan konsultasi. Ayahnya imigran Italia yang datang ke Belanda pada 1968. Ke-luarganya berhasil mengembangkan 25 restoran pizza. “Bernegosiasi dan me-ngelola menjadi tugasku,” kata Raiola da--lam wawancara di majalah Jerman, 11 Freunde. “Apa yang kulakukan hari ini ku-pelajari di restoran.”
Kariernya sebagai makelar pemain meroket setelah dia bergabung dengan agensi Sports Promotion. Pada awal 1990-an, Raiola berperan besar dalam sejumlah transfer pemain penting Ajax Amsterdam, antara lain Bryan Roy, yang pindah ke Foggia, serta Wim Jonk dan Dennis Bergkamp—ke Inter Milan.
Memulai agensinya sendiri, Raiola ber-hasil meraih popularitas setelah meng-antarkan Pavel Nedved pindah dari Sparta Prague ke Lazio. Kala itu, Nedved adalah pemain tengah paling gemilang dan diincar banyak tim besar menyusul penampilannya di Euro 1996.
Kemampuannya sebagai poliglot mem-bantu Raiola dalam memimpin negosiasi di bursa transfer Eropa. Dia piawai bercakap dalam bahasa Belanda, Prancis, Jerman, Spanyol, Portugis, Inggris, dan Italia. Raiola menganggap keahlian linguistik ha-rus dipersiapkan dengan baik untuk berbisnis.
Predikat “agen super” melekat pada Raiola. Dalam dunia bisnis sepak bola, agen super adalah sebutan untuk makelar pe-main yang mampu menjalankan tugas de-ngan sangat efektif dan memiliki pen-da-patan jutaan dolar. Mereka mampu me-nye-lesaikan negosiasi kontrak dan gaji pemain, sponsor, serta urusan media dengan baik dan mendapat untung besar.
Raiola juga dikenal sebagai agen yang meminta komisi hingga 20 persen dari total nilai pemain. Dia lebih suka komisinya dibayar di muka. Syarat ini di luar kebiasaan bisnis para agen, yang biasanya mendapat komisi 5-10 persen, yang dibayar setelah kontrak ditandatangani.
Citra Raiola dan kemampuannya ber-negosiasi menjadikannya salah satu figur kunci di bursa pemain. Raiola adalah kunci penting dalam perjalanan sejumlah pe-main bintang, seperti Ibrahimovic, Henrikh Mkhitaryan, Romelu Lukaku, dan Blaise Matuidi. “Dia adalah orang yang ber-pengaruh besar dalam karierku,” ujar Ibrahimovic, yang bekerja sama dengan Raiola sejak 2003.
Agensinya menaungi sekitar 50 pemain senilai lebih dari 560 juta euro atau sekitar Rp 10 triliun. Paul Pogba sejauh ini menjadi puncak keberhasilan Raiola. Dia membuat Manchester United membayar 105 juta euro untuk menebus pemain Prancis itu dari Juventus pada 2016.
Nama Raiola ibarat jaminan mutu ke-suksesan karier para pemain. Dia juga dikenal cepat bergaul dengan kliennya, yang rata-rata berusia 25 tahun lebih muda. Raiola bahkan bisa akrab dengan Pogba, yang dikenal sebagai pemain bengal nan eksentrik. “Aku tak pernah melihatnya hanya sebagai klien. Dia adalah keluarga,” tutur Raiola, seperti dilaporkan Financial Times.
Sikap supel Raiola juga dikenang Ibra-himovic dalam bukunya, I am Zlatan. Ibra-himovic adalah salah satu pemain de-ngan karakter susah diatur dan sulit mem-percayai orang lain. Pemain Swedia itu menyebut Raiola sebagai agen, teman, sekaligus penasihatnya. “Dengan gaya apa adanya, dia berhasil mengubah sikapku,” kata Ibrahimovic.
GABRIEL WAHYU TITIYOGA (GOAL, BLEACHER REPORTS, ESPN, BUSINESS INSIDER, REUTERS)
Klien Utama Sang Master
Paul Pogba
Paul Pogba (Prancis)
Usia: 26
Klub: MU
Akhir Kontrak: 2021
Nilai Pasar: Rp 1,4 triliun
Marco Verratti. REUTERS/Andrew Yates
Marco Verratti (Italia)
Usia: 26
Klub: PSG
Akhir Kontrak: 2021
Nilai Pasar: Rp 1,1 triliun
Gianluigi Donnarumma. Benoit Tessier
Gianluigi Donnarumma (Italia)
Usia: 20
Klub: AC Milan
Akhir Kontrak: 2021
Nilai Pasar: Rp 796 miliar
Konstantinos Manolas. asroma.com
Konstantinos Manolas (Yunani)
Usia: 27
Klub: AS Roma
Akhir Kontrak: 2022
Nilai Pasar: Rp 716 miliar
Blaise Matuidi. juventus.com
Blaise Matuidi (Prancis)
Usia: 32
Klub: Juventus
Akhir Kontrak: 2020
Nilai Pasar: Rp 477 miliar
Henrikh Mkhitaryan (Armenia)
Usia: 30
Klub: Arsenal
Akhir Kontrak: 2021
Nilai Pasar:
Rp 477 miliar
Giacomo Bonaventura (Italia)
Usia: 29
Klub: AC Milan
Akhir Kontrak: 2020
Nilai Pasar:
Rp 366 miliar
Mario Balotelli (Italia)
Usia: 28
Klub: Marseille
Akhir Kontrak: 2019
Nilai Pasar:
Rp 318 miliar
Justin Kluivert (Belanda)
Usia: 20
Klub: AS Roma
Akhir Kontrak: 2023
Nilai Pasar:
Rp 318 miliar
Moise Kean (Italia)
Usia: 19
Klub: Juventus
Akhir Kontrak: 2020
Nilai Pasar: Rp 239 miliar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo