Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MANILA - Akhirnya cabang balap sepeda Indonesia menyumbang medali emas untuk kontingen Indonesia dalam SEA Games 2019. Pembalap Aiman Cahyadi menjadi yang tercepat pada nomor individual time trial (ITT) putra, di Praying Hans Monumen, Tagaytay City, Filipina, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil maksimal di ITT ini jelas di luar dugaan mengingat road race tidak ditargetkan meraih medali emas. "Kami tidak ditargetkan emas oleh Pak Manajer (Budi Saputra). Justru itu yang menjadi semangat untuk meraih hasil terbaik. Hasilnya, ya, emas ini," kata pelatih ITT, Rastra Patria Dinawan, seusai lomba.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nomor ITT, menurut Rastra, dalam persiapannya menghadapi SEA Games, tidak mendapat dukungan penuh seperti disiplin MTB (sepeda gunung) ataupun BMX. Namun, kata Rastra, atlet tetap memaksimalkan apa yang ada. "Beruntung pembalap yang diturunkan di nomor road race hampir semuanya satu tim dari PGN Road Cycling Team (PRCT)."
Dalam lomba ini, Aiman membukukan catatan waktu 58 menit 37,003 detik untuk menempuh jarak 35,4 kilometer dengan rata-rata kecepatan 36,24 km/jam. Medali perak direbut oleh pembalap Thailand, Thanakhan Chaiyasombat, dengan catatan waktu 59 menit 28,535 detik, dan medali perunggu direbut oleh pembalap Singapura, Choon Huat Goh, dalam waktu 1 jam 14 detik.
Masih ada dua target medali emas di cabang balap sepeda. Salah satunya di nomor team time trial (TTT), yang akan menurunkan Aiman, Odie Setiawan, dan Robin Manullang serta satu pembalap dari KFC Cycling Team, Muhammad Abdurrohman. Target medali emas lainnya di nomor individual road race, yang akan menurunkan enam pembalap, yakni Aiman, Odie, Robin, Abdurrohman, Sendy Nur Hasan, dan Jamalindin Novardianto.
Selain dari cabang olahraga sepeda, kejutan terjadi di cabang modern pentathlon pada nomor beach laser run individual, yang merupakan gabungan antara menembak dan lari lintas alam. Atlet putra dan putri Indonesia sukses menyumbang medali emas, yakni Muhammad Taufik dan Dea Salsabila Putri.
Taufik finis tercepat dengan catatan waktu 13 menit 2,24 detik. Atlet tuan rumah, Samuel German, meraih medali perak dan Wei Marcus Ong Ming dari Singapura mendapatkan medali perunggu. Dea meraih catatan waktu 15 menit 23,59 detik dan berhasil mengungguli Natpapat Sangngio asal Thailand yang mencatatkan waktu 16 menit 17,69 detik. Adapun medali perunggu diraih oleh Kaixin Shermaine Tung dari Singapura.
Pelatih kepala modern pentathlon, Glenn Clifton, mengatakan cuaca panas di Subic Bay Boardwalk, Subic, kemarin, menjadi salah satu keuntungan bagi atlet Indonesia. "Karakteristiknya sama dengan di Ancol (Jakarta). Jadi, atlet sudah terbiasa. Kami memang beruntung bisa berlatih di Ancol," kata Glenn Clifton.
Latihan yang keras di Ancol, menurut Glenn, sangat berpengaruh pada fisik atlet saat berlaga di Subic. Dea dan Taufik bisa tampil konsisten sejak pertandingan dimulai. Sementara itu, banyak atlet negara lain yang drop setelah menembak. Apalagi mereka harus lari lintas alam. "Kami melihat atlet Indonesia dalam kondisi terbaik. Masih ada beberapa nomor yang dipertandingkan. Semoga emas kembali didapat."
Kabar gembira juga datang dari cabang menembak yang mendulang dua medali emas. Dalam pertandingan di Philippine Marine Shooting Range, Metro Manila, kemarin, pasangan Vidya Rafika Rahmatan/Fathur Gustafian, yang tampil di nomor 10m air rifle mixed team, dan Fafan Khoirul Anwar, yang berlaga di nomor benchrest air rifle heavy varmint individual, sukses meraih medali emas.
Sampai saat ini, cabang menembak sudah mengumpulkan lima medali emas atau telah melampaui target yang dicanangkan Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia sebanyak tiga medali emas. "Ini buah kerja keras latihan yang dilakukan atlet selama menjalani pelatnas," kata Sekretaris Jenderal PB Perbakin, Firtian Judiswadarta, seusai perlombaan.
Adapun cabang pencak silat yang diharapkan menjadi lumbung emas ternyata masih seret sampai kemarin. Hanya Suci Wulandari yang sukses menjalankan tugasnya meraih medali emas di kelas tanding A (45-50 kg), yang digelar di Subic Bay Exhibition Center, Filipina, kemarin. Sebelumnya, medali emas dari pencak silat diraih oleh Puspa Arumsari yang turun di nomor seni tunggal putri. Untuk seni putra, Indonesia dipastikan gagal.
Pada nomor tanding ini Suci menang dengan cukup meyakinkan karena menang TKO (5-0) atas pesilat Thailand, Duromae Firdao. Sayangnya, kesuksesan Suci tak diikuti pesilat putra Mustakim Khoirudin, yang turun di kelas A (45-55 kg). Ia harus puas dengan medali perak setelah kalah oleh pesilat Thailand, Thamkaeo Nitia. ANTARA | NUR HARYANTO
Aiman Membuat Kejutan
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo