Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Akal RRC Ke Olympiade

Usaha RRC untuk ikut Olympiade '80 di Moskow, duduk kembali dalam IOC dan usahanya menyingkirkan Taiwan lewat federasi olah raga internasional. Sikap Indonesia, akan menyokong RRC.(or)

24 Maret 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Panmunjom, dua Korea yang berlainan kiblat mencoba merintis pembentukan tim gabungan ke Kejuaraan Tenismeja Dunia di Pyongyang, April nanti. Bila tidak bergabung, tipis kemungkinan bagi Korea Selatan untuk datang ke Korea Utara, sekalipun mereka anggota Federasi Tenismeja Internasional (ITTF). Setelah 4 kali pertemuan di kota perbatasan itu, ide ini ternyata gagal. Tak jelas apa sebabnya. Tapi, Ketua Delegasi Korea Selatan, Chae Yung Chul mengumumkan: "Korea Utara sengaja merintangi Korea Selatan untuk ikut serta dalam turnamen di Pyongyang." Betulkah? "Justru, Korea Selatan yang tetap ngotot untuk muncul dengan regu sendiri," balas Ketua Delegasi Tenismeja Korea Utara, Kim Deuk Jun. Tanpa terpengaruh oleh kegagalan itu, RRC dan Taiwan yang sampai kini masih berseteru mencoba pula untuk bersatu ke Olympiade. Ini terbetik pekan lalu dari markas Komite Olympiade Interinasional (IOC) di Lausanne, Swiss. "RRC siap berunding dengan Taiwan," kata Sekjen Komite Olympiade RRC, Song Zhong (d/h Sung Chung). Zhong berada di sana menjajagi pembentukan tim gabungan kedua negara itu untuk Olympiade di Lake Placid, New York (musim dingin), dan di Moskow (musim panas) 1980. Itulah "pernyataan paling positif selama ini," ujar Presiden IOC, Lord Killanin mengomentari hasrat RRC itu. IOC akan bertindak sebagai penengah dalam perundingan nanti -- menurut rencana diselenggarakan di Lausanne, 27 Maret. Sikap Taiwan Menjelang Asian Games 1978 di Bangkok, keinginan serupa sudah pernah RRC sodorkan. Waktu itu Taiwan menolak. Juga sekarang. "Itu cuma akal bulus RRC untuk menarik simpati negara lain," kata Presiden Komite Olympiade Taiwan, Shen Chia Ming. Dalam AG terakhir itu Taiwan tidak ambil bagian karena keanggotaan mereka di Federasi Olahraga Asia (AGF) telah dicabut dan diberikan pada RRC sejak 1974. Ming kali ini menuduh bahwa dengan pembentukan tim gabungan, RRC ingin melaksanakan ambisinya, menduduki kembali kursi Cina di IOC. "Karena itu tidak akan ada pembicaraan dengan mereka," lanjut Ming. RRC menjadi anggota IOC, tahun 1954. Juga Taiwan. Lantaran Avery Brundage, Presiden IOC waktu itu menganut politik 2 Cina, RRC lalu menarik diri, 4 tahun kemudian. Sejak Olympiade Melbourne (1956) RRC sudah tak berpartisipasi sanla sekali. Sekalipun RRC berada di luar pagr IOC, Taiwan tak selalu berhasil menempatkan diri sebagai wakil Cina di gelanggang olahraga internasional. Dalam Olympiade Roma (1960), misalnya, Taiwan hanya diperkenankan berparade di bawah papan Formosa -- nama pulau yang menjadi negara itu. Baru dalam Olympiade Tokyo (1964) mereka untuk pertama kali bisa mencantumkan sebutan Republic of China. Ketika RRC di tahun 1975 menyatakan ingin kembali ke IOC, kedudukan Taiwan tampak jadi repot. Dalam Olympiade Montreal (1976), Taiwan bukan hanya tak bisa berpartisipasi malah menginjak bumi Kanada saja pun tidak diperkenankan oleh pemerintah Perdana Menteri Kanada Pierre Trudeau. "Suatu keganjilan, kalau kami membiarkan Taiwan datang ke Montreal mewakili Cina, sementara Kanada tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan mereka," alasan Menlu Kanada, Allan Mac Eachen, ketika itu. Sikap IOC? Tekanan untuk menyingkirkan Taiwan juga dilakukan RRC lewat federasi-federasi olahraga internasional. Federasi Atletik Amatir Internasional (IAAF), misalnya, kini mengakui RRC, bukan Taiwan. Tapi untuk mementalkan Taiwan dari IOC, perjalanan RRC tampak masih panjang. Selain tak ada fasal yang dapat dipakai buat mengeluarkan mereka, 15 dari 26 federasi olahraga internasional masih menganggap Taiwan sebagai angota. "Saya yakin, Republic of China (baca Taiwan) tidak akan didepak IOC, " tambah Ming. Ia menyampaikan alasan bahwa Taiwan adalah anggota setia yang tidak pernah melanggar peraturan IOC. Untuk bisa duduk kembali dalam IOC, RRC memang membutuhkan simpati banyak negara, anggota komite. Rencana pembentukan tim gabungan RRC dan Taiwan, juga keinginan untuk menjadi penyelenggara Olympiade 1988, adalah gagasan yang diduga akan mendukung mereka. Peluang RRC itu akan ditentukan dalam sidang IOC di Montevideo, Uruguay, 3 s/d 9 April. "Sikap kita," kata D. Soeprajogi, wakil Indonesia di IOC akan menyokong RRC -- segaris dengan sikap pemerintah yang mengakui 1 Cina. Uni Soviet, menurut Soeprajogi, juga menginginkan RRC duduk dalam IOC, supaya bisa berpartisipasi di Olympiade 1980. "Persiapan untuk (Olympiade) itu sudah dilakukan sekarang," kata Wakil Perdana Menteri RRC, Deng Xiaoping baru-baru ini. Ia bernada optimis tentang kemungkinan RRC mendapatkan kembali keanggotaannya di IOC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus