Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Akane Yamaguchi, Juara Termuda Superseries

TOKYO - Usianya baru 16 tahun. Akane Yamaguchi, pemain tunggal putri asal Jepang, meraih gelar Superseries di negerinya sendiri. Ia sekaligus menjadi pemain termuda di dunia yang menggondol gelar Superseries.

Sebelumnya, Ratchanok Intanon, pemain bertalenta asal Thailand, tercatat meraih gelar Superseries termuda, di India Terbuka 2013, akhir April lalu. Ketika itu Ratchanok berusia 18 tahun 2 bulan 22 hari.

23 September 2013 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TOKYO - Usianya baru 16 tahun. Akane Yamaguchi, pemain tunggal putri asal Jepang, meraih gelar Superseries di negerinya sendiri. Ia sekaligus menjadi pemain termuda di dunia yang menggondol gelar Superseries.

Sebelumnya, Ratchanok Intanon, pemain bertalenta asal Thailand, tercatat meraih gelar Superseries termuda, di India Terbuka 2013, akhir April lalu. Ketika itu Ratchanok berusia 18 tahun 2 bulan 22 hari.

Prestasi Yamaguchi pun menjadi prestasi yang harum bagi Jepang. Sebab, ia juga menjadi pemain pertama yang meraih gelar selama 32 tahun penyelenggaraan turnamen ini.

Jejak keberhasilan Yamaguchi sudah terlihat terang ketika berhasil lolos ke final Grand Prix di Selandia Baru, pertengahan April lalu. Namun akhirnya ia kalah oleh pemain Cina, Deng Xuan, setelah dipaksa bermain tiga game 21-17, 18-21, 22-20.

Namun kali ini, di tanah kelahirannya, Yamaguchi menjadi juara. Yamaguchi, yang memulai diri sebagai pemain yang lolos kualifikasi, menyingkirkan rekan senegaranya, Shizuka Uchida, di final dengan skor meyakinkan 21-15, 21-19.

Perjalanan panjang perempuan kelahiran 6 Juni 1997 itu menuju final diawali dengan mengalahkan pemain Korea Selatan, Kim Soo-jin, 21-15, 21-9 dan Saya Yamamoto, 21-17, 21-13 di babak kualifikasi. Perlahan-lahan, perempuan yang masih duduk di bangku sekolah ini merangsek ke babak utama dan langsung berhadapan dengan rekannya, Ayumi Mine.

Sukses mengandaskan Ayumi dengan skor 16-21, 21-13, 21-8, Yamaguchi ditantang oleh unggulan kedelapan asal India, P.V. Sindhu. Secara mengejutkan, Sindhu, yang merebut medali perunggu dalam Kejuaraan Dunia 2013, kalah dua game langsung, 21-6, 21-17.

Kemenangan atas Sindhu menjadi pembuktian bahwa Yamaguchi layak diperhitungkan. Kegigihan pemain yang menempati peringkat ke-145 BWF itu pun teruji setelah menyingkirkan seniornya, Yui Hashimoto, yang berada di posisi ke-29 dunia, pada perempat final dua game langsung, 21-12, 21-16.

Kemenangan atas Hashimoto secara jelas memperlihatkan bahwa permainan Yamaguchi jauh lebih matang dibanding tahun sebelumnya dalam turnamen yang sama. Pada Yonex Jepang Terbuka 2012, Yamaguchi hanya mampu mencapai babak pertama.

Memasuki semifinal, Yamaguchi kembali ditantang oleh pemain unggulan keenam, Tzu Ying Tai (Taiwan). Yamaguchi, yang menjadi juara ganda campuran bersama Minoru Koga dalam Asian Youth Games 2013, menang dua game, 26-24, 21-14.

Yamaguchi pun diuntungkan karena peringkat pertama dan kedua dunia, Li Xuerui (Cina) dan Ratchanok, mundur pada babak pertama karena cedera. Sebelumnya, dalam daftar undian, Yamaguchi berpeluang menantang Xuerui di perempat final. TOURNAMENT SOFTWARE | BWF | NZ BADMINTON OPEN| ADITYA BUDIMAN | MARTHA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus