Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Akhirnya 9-0 Juga

Turnamen piala thomas ke x di gelanggang hua mark, bangkok. dalam final regu indonesia berhasil mengalahkan regu malaysia 9-0. untuk ke-6 kalinya piala thomas dimenangkan indonesia. (or)

12 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UNTUK ke-6 kali Piala Thomas dimenangkan Indonesia. Dalam Turnamen Piala Thomas ke-X --lambang supremasi dunia bulutangkis beregu pria -- regu Indonesia berhasil menaklukkan regu Malaysia pada final tanggal 4 dan 5 Juni di gelanggang tertutup Hua Mark, Bangkok. Peristiwa yang nampaknya sudah rutin bagi PBSI, diawali oleh kemenangan Liem Swie King atas Puah Ah Hua 15-12 dan 15-1. Swie King yang baru pertama kali memperkuat regu Thomas Indonesia melakukan start dengan lambat . Ia memperlihatkan permainan yang kentara. Menghunjam Puah dengan drive dan smash ke arah base-line backhand lawan. Sementara itu matanya mengincar bidang lowong di sisi kanan Puah. Lalu ia siap melancarkan smash mematikan. Tapi Swie King memang bukan seperti Rudy yang dalam debutnya pada perebutan Piala Thomas 1967 di Istora Senayan, mengagetkan dengan permainan gemilang. Swie King justru mengkuatirkan. Sempat ia ketinggalan 7-9 setelah didahului pengumpulan angka yang ketat di antara kedua pemain tersebut. Swie King banyak melancarkan service pendek, sambil selama set pertama mengunyah-ngunyah permen karet. Seolah tak acuh ia akan kegigihan Puah. Pada set kedua Puah kehabisan bensin. Swie King mulai melancarkan service tinggi. Praktis set kedua ini dikuasai runner-up All England ini, yang menutupnya dengan angka 15-1 dalam waktu 8 menit. Set pertama 20 menit. Partai tunggal kedua antara Rudy dan Saw Swee Liong berlangsung seperti yang diramalkan semula. Rudy tidak mengalami kesulitan. Sementara Swee Liong Juara Malaysia 1976 dari Penang, memperlihatkan kelincahan gerak kaki dan teknik pukulan yang indah. Anak muda ini tidak dapat berbuat banyak di bawah kontrol Rudy. Betapapun ia mempertaruhkan seluruh pukulan-pukulan yang dimiliki, nampaknya ia baru akan matang dalam waktu dua tahun mendatang. Dalam set pertama Rudy menghabiskan Swee Liong 15-7 dalam waktu 20 menit. Di set kedua 15-5 dalam 18 menit. Partai dobel di hari pertama merupakan hari Christian dan Ade. Tjuntjun dan Yohan Wahyudi mendapat perlawanan lumayan. Tapi akhirnya toh skor malam pertama sesuai dengan ramalan 4-0. Berikutnya Tjuntjun menentukan kemenangan dalam partai tunggal ke-3 di hari kedua. Ia dengan gampang menundukkan James Selvarai 15-1, 15-7 . Dalam pertandingan final yang menggunakan bola merek RSL, rupanya mutunya mengalami kemerosotan. Sebentar-sebentar shuttlecock diganti. Tapi yang jelas, final yang dapat diikuti lewat TVRI dan RRI. Tuan rumah Muangthai telah melakukan tugasnya dengan baik. Selepas pasangan ganda Malaysia, Dominic Soong Chok Soon/Danny Cheah Hong Song menahan kebolehan Svend Pri/Steven Skovgaard dengan angka 18-16 dan 15-8 pada partai ke-8, stadion Hua Mark seolah meledak oleh tempik-sorak suporter Malaysia. Beberapa di antara mereka melakukan victory laps di seputar stadion. "Kemenangan ini merupakan awal dari babakan baru bagi Malaysia dalam dunia bulutangkis", ujar Ketua Persatuan Bulutangkis Malaysia (BAM), Mohamed Khir Johari seusai pertandingan. "Untuk boleh menang lawan Indonesia di final, kami tak terlalu berharap. Berjaya menahan Denmark saja, itu pun sudah suatu surprise buat kami. Kalah lawan Indonesia itu tak jadi soal. Yang penting Piala Thomas tetap di tangan negara Asia". Perkiraan Khir Johari itu ditopang pula oleh bekas pemain Piala Thomas yang bertindak sebagai kapten regu Malaysia, Punch Gunalan: "Bagaimanapun team Indonesia jelas lebih kuat dari kami. Apa yang bisa kami lakukan cuma berusaha memberikan perlawanan sebaik mungkin". Pendapat serupa juga dikemukakan pemain tunggal ketiga James Selvaraj. "Mana boleh kita menang dari Indonesia. Dapat angka saja (maksudnya: tidak kalah 9--0) pun sudah baik". Regu Malaysia memang kalah mutlak sudah. Tapi mereka tersisih secara terhormat. Dan memberikan perlawanan yang baik sampai pertandingan terakhir. "Lain tahun belum tentu kami akan kalah lagi", lanjut Khir Johari. * Di antara pemain Piala Thomas Malaysia yang tercatat menonjol adalah Saw Swee Liong, 20 tahun, technician dewan kota Penang. Meskipun permainan yang disuguhkannya tidak terlalu luar biasa. Tapi, ia telah menunjukkan potensi masa depan yang baik. Staminanya baik sekali. "Swee Liong bisa tahan bermain 2 jam non stop", komentar rekanya, Phua Ah Hua. Playing captain Denmark, Svend Pri pun mengakui kehebatan Swee Liong: "Dua tahun lagi, ia bisa menjadi pemain terkuat di dunia bulutangkis. Kalau Indonesia tak berhati-hati bisa repot nanti menghadapi Malaysia". * Pertandingan final Piala Thomas tidak saja menarik lantaran Indonesia berhasil menang 9-0. Tapi tercatat pula keinginan Rudy Hartono untuk mengundurkan diri sebagai pemain. Pernyataan itu tidak terlalu mengagetkan, memang. Sebab sepulang dari All England, Maret lalu Rudy juga telah menyinggung hal itu. Namun, "hati saya tetap untuk dunia bulutangkis", ucap Rudy selepas ia menundukkan Phua Ah Hua. Ditemani oleh pacarnya, Jane--datang khusus ke Bangkok pada ma lam final -- Rudy kelihatan seolah lepas dari beban berat sewaktu team Indonesia berhasil memastikan kemenangan. Mereka tampak mesra begitu keluar dari stadion. Akan segerakah mereka menghadap penghulu? Baik Jane atau Rudy belum memberikan kata yang pasti. * Kendati regu Piala Thomas Indonesia mencatat 2 kemenangan yang meyakinkan --menang atas Muangthai 8-1 dan lawan Malaysia 9-0. Tapi kekalahan Iie Sumirat di tangan Bandid Jaiyell dalam marathon set 15-9, 13-15, dan 5-15 bukan tak menjadi tanda-tanya. Mengingat kekalahan itu sesungguhnya di luar dugaan penggemar bulutangkis Indonesia. Orang boleh percaya atau tidak mengenai tahyul. Yang jelas menjelang Iie Sumirat turun lapangan, ia disampari oleh seorang lelaki gendut setengah baya di kamar pakaian. Iie diberinya uang logam 1 Baht. Dan diterimanya tanpa rasa curiga. Lalu kejadian apa yang memang harus terjadi. Iie seolah mati kutu melayani permainan Bandid Jaiyen setelah ia memenangkan set pertama. "Saya sebetulnya tak percaya pada yang begituan. Bagi saya kalah, ya kalah," ujar Iie. Skor lengkap Indonesia - Malaysia: 9 - 0 . Malam Pertama: + lim Swie King - Phua. Ah Hua 15-12, 15- 1 . + Rudy Hartono - Saw Swee Leong , 15-7 15-5 + Christian/Ade Chandra - James Selvaraj/Moo Foot Lian 15-4,15-1. + Tjuntjun/Johan Wahyudi - Dominic Soong/Cleah Hong Chong 13-15, 15-6, 15-6. *** Malam Kedua: + Tjuntjun - James Selvaraj 15-1, 15-7. + Lim- Swie King - Saw Swee Leong 18-13, 15-3. + Rudy Hartono - Phua Ah Hua 15-5, 15-1. + Tjuntjun/Johan Wahyudi - James Selvaraj/Moo Foot Lian 15-6, 15-2. + Christian/Ade Chandra - Phua Ah Hua/ Cheah Hong Chong 1 5-6, 15-11 .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus