UNTUK ke-6 kali Piala Thomas dimenangkan Indonesia. Dalam
Turnamen Piala Thomas ke-X --lambang supremasi dunia
bulutangkis beregu pria -- regu Indonesia berhasil menaklukkan
regu Malaysia pada final tanggal 4 dan 5 Juni di gelanggang
tertutup Hua Mark, Bangkok. Peristiwa yang nampaknya sudah rutin
bagi PBSI, diawali oleh kemenangan Liem Swie King atas Puah Ah
Hua 15-12 dan 15-1.
Swie King yang baru pertama kali memperkuat regu Thomas
Indonesia melakukan start dengan lambat . Ia memperlihatkan
permainan yang kentara. Menghunjam Puah dengan drive dan smash
ke arah base-line backhand lawan. Sementara itu matanya
mengincar bidang lowong di sisi kanan Puah. Lalu ia siap
melancarkan smash mematikan. Tapi Swie King memang bukan seperti
Rudy yang dalam debutnya pada perebutan Piala Thomas 1967 di
Istora Senayan, mengagetkan dengan permainan gemilang. Swie King
justru mengkuatirkan. Sempat ia ketinggalan 7-9 setelah
didahului pengumpulan angka yang ketat di antara kedua pemain
tersebut. Swie King banyak melancarkan service pendek, sambil
selama set pertama mengunyah-ngunyah permen karet. Seolah tak
acuh ia akan kegigihan Puah.
Pada set kedua Puah kehabisan bensin. Swie King mulai
melancarkan service tinggi. Praktis set kedua ini dikuasai
runner-up All England ini, yang menutupnya dengan angka 15-1
dalam waktu 8 menit. Set pertama 20 menit.
Partai tunggal kedua antara Rudy dan Saw Swee Liong berlangsung
seperti yang diramalkan semula. Rudy tidak mengalami kesulitan.
Sementara Swee Liong Juara Malaysia 1976 dari Penang,
memperlihatkan kelincahan gerak kaki dan teknik pukulan yang
indah. Anak muda ini tidak dapat berbuat banyak di bawah kontrol
Rudy. Betapapun ia mempertaruhkan seluruh pukulan-pukulan yang
dimiliki, nampaknya ia baru akan matang dalam waktu dua tahun
mendatang. Dalam set pertama Rudy menghabiskan Swee Liong 15-7
dalam waktu 20 menit. Di set kedua 15-5 dalam 18 menit.
Partai dobel di hari pertama merupakan hari Christian dan Ade.
Tjuntjun dan Yohan Wahyudi mendapat perlawanan lumayan. Tapi
akhirnya toh skor malam pertama sesuai dengan ramalan 4-0.
Berikutnya Tjuntjun menentukan kemenangan dalam partai tunggal
ke-3 di hari kedua. Ia dengan gampang menundukkan James Selvarai
15-1, 15-7 . Dalam pertandingan final yang menggunakan bola
merek RSL, rupanya mutunya mengalami kemerosotan.
Sebentar-sebentar shuttlecock diganti. Tapi yang jelas, final
yang dapat diikuti lewat TVRI dan RRI. Tuan rumah Muangthai
telah melakukan tugasnya dengan baik.
Selepas pasangan ganda Malaysia, Dominic Soong Chok Soon/Danny
Cheah Hong Song menahan kebolehan Svend Pri/Steven Skovgaard
dengan angka 18-16 dan 15-8 pada partai ke-8, stadion Hua Mark
seolah meledak oleh tempik-sorak suporter Malaysia. Beberapa di
antara mereka melakukan victory laps di seputar stadion.
"Kemenangan ini merupakan awal dari babakan baru bagi Malaysia
dalam dunia bulutangkis", ujar Ketua Persatuan Bulutangkis
Malaysia (BAM), Mohamed Khir Johari seusai pertandingan. "Untuk
boleh menang lawan Indonesia di final, kami tak terlalu
berharap. Berjaya menahan Denmark saja, itu pun sudah suatu
surprise buat kami. Kalah lawan Indonesia itu tak jadi soal.
Yang penting Piala Thomas tetap di tangan negara Asia".
Perkiraan Khir Johari itu ditopang pula oleh bekas pemain Piala
Thomas yang bertindak sebagai kapten regu Malaysia, Punch
Gunalan: "Bagaimanapun team Indonesia jelas lebih kuat dari
kami. Apa yang bisa kami lakukan cuma berusaha memberikan
perlawanan sebaik mungkin". Pendapat serupa juga dikemukakan
pemain tunggal ketiga James Selvaraj. "Mana boleh kita menang
dari Indonesia. Dapat angka saja (maksudnya: tidak kalah 9--0)
pun sudah baik". Regu Malaysia memang kalah mutlak sudah. Tapi
mereka tersisih secara terhormat. Dan memberikan perlawanan yang
baik sampai pertandingan terakhir. "Lain tahun belum tentu kami
akan kalah lagi", lanjut Khir Johari.
* Di antara pemain Piala Thomas Malaysia yang tercatat menonjol
adalah Saw Swee Liong, 20 tahun, technician dewan kota Penang.
Meskipun permainan yang disuguhkannya tidak terlalu luar biasa.
Tapi, ia telah menunjukkan potensi masa depan yang baik.
Staminanya baik sekali. "Swee Liong bisa tahan bermain 2 jam non
stop", komentar rekanya, Phua Ah Hua. Playing captain Denmark,
Svend Pri pun mengakui kehebatan Swee Liong: "Dua tahun lagi, ia
bisa menjadi pemain terkuat di dunia bulutangkis. Kalau
Indonesia tak berhati-hati bisa repot nanti menghadapi
Malaysia".
* Pertandingan final Piala Thomas tidak saja menarik lantaran
Indonesia berhasil menang 9-0. Tapi tercatat pula keinginan Rudy
Hartono untuk mengundurkan diri sebagai pemain. Pernyataan itu
tidak terlalu mengagetkan, memang. Sebab sepulang dari All
England, Maret lalu Rudy juga telah menyinggung hal itu. Namun,
"hati saya tetap untuk dunia bulutangkis", ucap Rudy selepas ia
menundukkan Phua Ah Hua.
Ditemani oleh pacarnya, Jane--datang khusus ke Bangkok pada ma
lam final -- Rudy kelihatan seolah lepas dari beban berat
sewaktu team Indonesia berhasil memastikan kemenangan. Mereka
tampak mesra begitu keluar dari stadion. Akan segerakah mereka
menghadap penghulu? Baik Jane atau Rudy belum memberikan kata
yang pasti.
* Kendati regu Piala Thomas Indonesia mencatat 2 kemenangan yang
meyakinkan --menang atas Muangthai 8-1 dan lawan Malaysia 9-0.
Tapi kekalahan Iie Sumirat di tangan Bandid Jaiyell dalam
marathon set 15-9, 13-15, dan 5-15 bukan tak menjadi
tanda-tanya. Mengingat kekalahan itu sesungguhnya di luar dugaan
penggemar bulutangkis Indonesia. Orang boleh percaya atau tidak
mengenai tahyul. Yang jelas menjelang Iie Sumirat turun
lapangan, ia disampari oleh seorang lelaki gendut setengah baya
di kamar pakaian. Iie diberinya uang logam 1 Baht. Dan
diterimanya tanpa rasa curiga. Lalu kejadian apa yang memang
harus terjadi. Iie seolah mati kutu melayani permainan Bandid
Jaiyen setelah ia memenangkan set pertama. "Saya sebetulnya tak
percaya pada yang begituan. Bagi saya kalah, ya kalah," ujar
Iie.
Skor lengkap Indonesia - Malaysia: 9 - 0 .
Malam Pertama:
+ lim Swie King - Phua. Ah Hua 15-12, 15- 1 .
+ Rudy Hartono - Saw Swee Leong , 15-7 15-5
+ Christian/Ade Chandra - James Selvaraj/Moo Foot Lian
15-4,15-1.
+ Tjuntjun/Johan Wahyudi - Dominic Soong/Cleah Hong Chong
13-15, 15-6, 15-6.
***
Malam Kedua:
+ Tjuntjun - James Selvaraj 15-1, 15-7.
+ Lim- Swie King - Saw Swee Leong 18-13, 15-3.
+ Rudy Hartono - Phua Ah Hua 15-5, 15-1.
+ Tjuntjun/Johan Wahyudi - James Selvaraj/Moo Foot Lian 15-6,
15-2.
+ Christian/Ade Chandra - Phua Ah Hua/ Cheah Hong Chong 1 5-6,
15-11 .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini