Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Tragedi hari ini

Pengiriman regu bridge mando ke monaco dianggap suatu tragedi. pengiriman regu tersebut tanpa melalui seleksi yang lazim, padahal seharusnya yang dikirim adalah regu nasional. hasil di monaco mengecewakan.

12 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GABUNGAN Bridge DKI Jaya yang didukung sepenuhnya oleh Institut Bridge Jakarta dan Ikatan Pelatih Jakarta, tanggal 20 Mei telah mengirimkan sebuah surat kepada Ketua Umum PB Gabsi yang berbunyi: "Pengiriman Team Bridge Indonesia ke Bridge Olympiade di Monaco yang hanya diatur oleh Ketua I dengan dibantu oleh Sekjen tanpa melalui seleksi yang lazim adalah perkosaan dari peraturan Teknik Gabsi yang berlaku". Sehari sebelumnya Pengda Gabsi Jaya telah mengirimkan surat protes dan menyatakan penyesalan yang sangat atas tindakan PB Gabsi di Kongres dan Kejurnas Yogya yang baru lalu. Pernyataan Pengda ini didukung penuh oleh Gabungan Bridge DKI Jaya, dan sekaligus meminta perhatian mandataris untuk melakukan "reshuffle" terhadap pengurus yang telah melanggar ketentuan PB Gabsi itu. Rekonstruksi kisah keberangkatan regu Manado ke Monaco (terdiri dari pasangan Manoppo Bersaudara, Lasut/Aguw dan Karamoy/Polii), kira-kira begini: Beberapa pasangan Manado yang tahun lalu gagal dalam Seleksi Nasional sebagai Regu Nasional ke Bangkok, tetapi yang tetap merasa dirinya kuat, berhasrat terus untuk bisa dikirimkan ke Luar Negeri. Usaha yang mereka lakukan ialah dengan mengajak Regu Nasional resmi melakukan pertandingan dengan mereka, dengan konsekwensinya ialah regu yang menang yang berangkat ke Bangkok. PB Gabsi tidak menerima ajakan ini, karena bertolak pada fikiran menjalankan aturan yang berlaku. Usaha berikutnya dari Manado ialah berusaha mempengaruhi PB Gabsi, agar regu yang dikirim ke Monaco ialah Regu Manado. Tetapi PB Gabsi tidak menggubris pada mulanya, bahkan tidak membicarakannya di dalam kongres Yogya. Tetapi tiba-tiba mereka jadi juga berangkat. Dalam sidangnya, Ketua Umum bertanya, siapakah yang merekomendasikan keberangkatan itu. Ketua I dan Sekjen mengaku dan mengatakan bahwa itu diberikan setelah Manado menyatakan bahwa Ketua Umum telah menyetujuinya melalui telepon dari San Francisco. "Saya tidak terima telepon", kata mandataris Prof. Sunawar Sukowati. Tragedi Akibat gagalnya Regu Nasional mempertahankan Piala Rebullida di Bangkok tahun lalu, berarti hilangnya tiket untuk ikut serta di dalam Kejuaraan Dunia yang akan berlangsung di Monaco. Setelah Kejuaraan Dunia ini, akan diteruskan dengan Olimpiade Bridge yang berlangsung sekali dalam 4 tahun. Untuk Olimpiade ini, Ketua I Gabsi telah mendaftarkan Indonesia untuk ikut serta melalui pengurusnya di Bangkok. Regu Nasional yang kalah di Bangkok ini, sampai saat ini masih tetap dianggap sebagai Regu Nasional sah sampai pada Seleksi Nasional Agustus ini. Karena itu, menurut aturan yang berlaku, harus mereka pulalah yang dikirimkan untuk ikut Olimpiade Bridge di Monaco. Dan karena pertimbangan teknis, Komisi Teknik Gabsi diminta untuk memikirkan suatu jalan keluar, bagaimana mengatasi soal ke Monaco ini. Akhirnya, masalah Monaco tidak dipertimbangkan lagi dan PB Gabsi ingin memusatkan fikiran kepada Kejuaraan Timur Jauh akhir tahun di Selandia Baru nanti, kecuali kongres Yogya menetapkan lain. Itulah sebabnya, keberangkatan Regu Gabmo-Manado ini merupakan suatu tindakan yang oleh Jakarta dianggap perkosaan terhadap Peraturan Teknik Gabsi. Soalnya memang agak runyam. Kriteria penunjukan Manado memang tidak berdaur. Manoppo Bersaudara dan Lasut/Aguw merupakar Regu yang masuk kotak di babak pendahuluan dalam Ke juaraan Nasional Empat Kawan Yogya. Sedangkan Karamoy/ Polii dengan pasangan lainnya yang justru jadi juara Nasional tidak dianggap yang terkuat. Seandainya regu juara ini yang dikirimkan, kiranya tidak terlalu menimbulkan hal-hal yang kontroversiil, walaupun pasti akan mengundang protes.Hasil di Monaco ini pun ternyata mengecewakan. Hanya dapat nomor 14, di mana prestasi nomor empat dunia selama ini tidak terpertahankan. Dan prestasi yang menyolok justru Manoppo Bersaudara ini cuma seri melawan Regu Jepang. sedangkan yang keluar sebagai juara ialah Regu Brazilia, yang disusul oleh Regu Italia dan Inggeris. Amerika Serikat sebagai juara Dunia, hanya menduduki ranking ke-7. Bagi olahraga bridge, peristiwa pengiriman ke Monaco ini memang merupakan sebuah tragedi. Setiap tahun ada saja kericuhan yang terjadi di tubuh Gabsi. Biar ganti pengurus, toh kericuhan ini seakan-akan tidak dapat dihindarkan. Tak heran bila ada yang menyebutkannya, bahwa penyakit dalam olahraga bridge ini sudah jadi kronis sampai tua. Dalam kertas kerja untuk Panel Diskusi Institut Bridge baru-baru ini secara gamblang saya katakan, bahwa bridge Indonesia bukanlah untuk Waluyan (pemain utama Jakarta) dan bukan pula untuk Manoppo. Tetapi untuk masa depan yang baik. Untuk dapat ke masa depan yang baik, mulai dari sekarang sudah harus diterapkan cara dan aturan yang baik. Cara dan aturan baik inilah yang belum pernah diterapkan. Kongres mengusulkan kelengkapan anggota pengurus Gabsi dan jika perlu merombaknya. Kapan lagi? Sadar nggak?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus