DUA kali team - Anni Cup PSSI kalah lawan Middlesex Wanderer
dari Inggeris. Pertama 0-2 di Cirebon, kedua 1-2 di stadion
Utama Senayan. Team Anni PSSI yang semula diproyeksikan terdiri
dari mayoritas pemain Persipura, pada pertandingan 1 Juni lalu
itu lebih menyerupai team asal jadi. Ia adalah contoh gamblang
dari suatu persiapan yang tergesa-gesa. Menghadapi Middlesex
yang bermodalkan semangat, team asuhan Ilyas itu ibarat pasukan
yang baru mengalami demoralisasi. Kerjasama rapuh, permainan
individuil lesu. Padahal mereka pekan ini dipercayakan untuk
merebut Piala Anni. Satu-satunya harapan yang masih menyala tak
lebih dari optimisrne Ilyas, bahwa ia yakin asuhannya dapat
mencatat prestasi.
Dalam suasana persiapan mengembangkan sepakbola profesional di
Indonesia, pertandingan tersebut tidak memberi efek yang
positif. Bahkan sebaliknya. Adam Malik menyandang kameranya tak
ayal lagi meninggalkan kursinya pada waktu istirahat. Sementara
di antara beberapa ribu penonton terdengar rasa kurang puas.
Keluhan itu terutama dikaitkan dengan harga karcis pertandingan.
VIP Barat Rp 5.000, VIP Timur Rp 3.000, Kelas I Rp 2.000, II Rp
1.000, III Rp 500 dan IV Rp 200. Sukar memang untuk membuat
suatu standard harga. Tapi jelas untuk Middlesex dan team PSSI
yang masih dalam persiapan harga karcis masih boleh ditekan
lebih rendah. Sebab bagaimanapun keuntungan yang non-materiil
dalam pembinaan harus diperhitungkan pula.
Lapuk
Rupanya sadar akan kemampuan team Anni yang masih kepalang,
pimpinan PSSI mengambil langkah seperlunya. Eks Team Pre Olimpik
Indonesia yang nyaris lapuk ditelan waktu, buru-buru dibenahi
lagi. Barddsono, Ketua Umum PSSI mengumumkan terbentuk dua
kesebelasan PSSI. Eks Pre Olimpik ditangani Hutasoit dibantu
Aliandu, Team Anni Cup di bawah Pardede dibantu Ilyas Haddade.
Yang pertama disebut Harimau yang kedua disebut Garuda.
"Mulai Senin tanggal 7 Juni Eks Olimpik mulai berlatih", kata
Hutasoit. Jadi sementara Turnamen HUT Ibukota berlangsung mereka
menjalankan gemblengan untuk siap melawan Stoke City dan Slask,
juara Polandia akhir Juni.Hanya perlu dicatat bahwa sang Harimau
telah kehilangan beberapa "kuku"nya. Lukman Santoso, Yohannes
Auri dan Suhatman tetap tinggal di Garuda. Dan ini meninggalkan
beberapa titik lemah. Terutama di back kiri. "Coba siapa lagi
yang harus saya panggil kalau bukan Tinus Heipon", ujar Hutasoit
pada TEMPO, "di tengah ada Suaib dan Oyong, di kanan ada Sutan,
tapi di kiri siapa lagi?" Kembalinya Hutasoit ke dalam PSSI akan
mendapat sorotan keras. Dialah orangnya yang dinilai mampu
meladeni team eks Pre Olimpik sekarang. Kalau bukan dia,
mungkin mereka sudah bubar dengan sendirinya. Begitu kata orang.
Tapi apakah Hutasoit mamlu memulihkan kondisi mereka seperti
pada waktu Team Pre Olimpik di bawah Wiel Coerver? Mudah-mudahan
bukan Harimau ompong.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini