Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak ada lagi sesumbar di Nou Camp. Seperti mobil balap yang mogok sebelum bendera start dikibarkan, Juan Laporta, Presiden Barcelona, meredam berita yang sebelumnya santer beredar. Ahad pekan silam, ia mengatakan klubnya batal melamar Cristiano Ronaldo, 22 tahun, bintang klub Manchester United, Inggris. Klub Catalan Spanyol ini resmi mundur dari ajang perebutan bintang asal Portugis itu.
Sebab-musababnya, kata Laporta, Ronaldo merupakan pemain penting bagi Manchester United. ”Aku berteman baik dengan David Gill,” katanya. Gill yang dimaksud tak lain adalah Direktur Eksekutif klub yang berjulukan Setan Merah itu. ”Lagi pula, kami sudah memiliki pemain yang komplet di klub ini.”
Daripada habis energi membicarakan Ronaldo, Laporta meminta klubnya berkonsentrasi mempertahankan gelar juara Liga Spanyol dan Liga Champion. Posisi Barca memang mengkhawatirkan. Di Liga Primera, nilainya kini sama dengan Sevilla, sedangkan di pertandingan pertama babak perdelapan final Liga Champion, Barca ditekuk Liverpool 1-2 di kandangnya sendiri, Rabu lalu.
Ucapan Laporta menandai antiklimaks upaya Barcelona memboyong Ronaldo yang sempat ramai selama dua pekan terakhir. Padahal, awalnya, mereka begitu menggebu-gebu. Duit berkarung-karung sudah disiapkan. Mereka akan menggelontorkan uang berapa saja, sekalipun MU mematok harga di atas 44 juta pound sterling atau setara dengan Rp 780 miliar. Harga itu sampai sekarang menjadi rekor yang dipegang Zinedine Zidane ketika boyongan ke Real Madrid, enam tahun silam.
El Barca memang punya bohir alias penjamin. Sheik Mansur al-Balawi, raja minyak dari Arab Saudi yang juga pemilik klub Al-Ittihad, sudah menyatakan kesediaannya membantu. ”Ente jual, ane beli,” kira-kira begitu yang keluar dari mulutnya. Pada saat transfer dibuka, klub ini akan meluncur dengan tawaran awal 30 juta pound atau Rp 531 miliar. Tiap minggu Ronaldo akan digaji sebesar 160 ribu pound yang setara dengan Rp 2,8 miliar.
Barcelona bukan satu-satunya peminat Ronaldo. Inter Milan pernah menyatakan akan mengajukan penawaran 50 juta euro atau Rp 595 miliar. Tapi itu tak berlangsung lama. Massimo Moratti, bos klub asal Italia itu, buru-buru menarik diri. Alasannya kurang lebih sama dengan yang diungkap Laporta.
Mundurnya Barcelona dan Inter Milan menyisakan Real Madrid, klub terkaya di dunia asal Spanyol, sendirian di gelanggang perburuan Ronaldo. Meski tak segencar Barcelona, klub ini juga kesengsem pada bintang asal Portugis itu.
Di lapangan hijau, sepak bola me-mang selalu riuh rendah dengan gemuruh suara penonton. Tapi di balik itu, sering terjadi operasi rahasia yang senyap untuk mendapatkan pemain bintang. Perpindahan David Beckham dari MU ke Real Madrid tiga tahun silam, awalnya juga ramai bak mercon. Belakangan, berita itu surut dengan segala bantahan, walau akhirnya Sir Alex Ferguson benar-benar melepas anak kesayangannya itu.
Kali ini keadaan memang jauh berbeda. Ferguson masih cinta setengah mati pada Ronaldo yang disebutnya ”my new Beckham”. Apa pun akan dilakukannya, agar Ronnie—panggilan akrab Ronaldo—tak hengkang dari klub.
Tapi Ferguson belum aman, soalnya Ronnie merasa tak puas dengan penghargaan yang diterimanya di Old Trafford. Dalam soal fulus, penghasilannya setiap minggu ”hanya” 50 ribu pound (sekitar Rp 885 juta). Masih jauh dibanding Wayne Rooney (120 ribu pound) dan Rio Ferdinand (110 ribu pound).
Mr. Playboy, julukan yang diberikan bek sayap United, Patrice Evra, kepada Ronnie lantaran doyan dandan dan memiliki cermin di ruang ganti, meminta kenaikan gaji hingga 160 ribu pound. Menurut Ronnie, permintaan itu sepadan dengan kontribusinya di musim kali ini yang harus diakui memang luar biasa gemilang. ”Kalau tidak bisa dipenuhi, mendingan saya pergi,” ujarnya setengah mengancam.
Seperti yang sudah diketahui penggila bola di seluruh dunia, ucapan itu kemudian meletupkan berita perburuan yang melibatkan klub-klub besar seperti Barcelona, Real Madrid, dan belakangan Inter Milan.
Puncaknya adalah pertemuan agen Ronaldo, Jorge Mendes dengan Txiki Begiristain, Direktur Olah Raga Barcelona di sebuah hotel di London, Inggris. Keduanya kemudian muncul bersama di Stadion Emirates, London, menonton Ronaldo yang menjadi kapten Portugis saat bertanding melawan Brasil.
Dalam industri sepak bola yang bergelimang uang, pertemuan seorang agen dengan petinggi sebuah klub punya arti tersendiri. Kedua pihak menunjukkan sinyal hampir sepakat. Namun, Begiristain membantah. ”Mendes itu teman saya sejak dulu. Kalaulah saya ke London, itu semata-mata bagian dari pekerjaan,” ujarnya kalem.
Mendes sendiri tak banyak berkomentar. Cerita yang meluncur dari mulutnya justru sepotong kisah yang terjadi tahun lalu. Dia mengaku pernah menawarkan Ronaldo ke Barcelona. Peristiwa itu terjadi pada Mei, lama sebelum peristiwa Gelsenkirchen, yakni provokasi Ronaldo yang menyebabkan Rooney diganjar kartu merah oleh wasit dan membuat Inggris tersingkir di Piala Dunia 2006.
Sayang, Mendes bertepuk sebelah tangan. Barcelona malah menaruh minat pada Thierry Henry, striker asal Arsenal. Cerita lama ini sengaja diembuskan untuk menegaskan bahwa sang bintang sudah tak kerasan lagi di Liga Inggris. ”Bermain di Spanyol merupakan mimpi Ronaldo,” kata Mendes.
Jadi, ke manakah si Tuan Playboy akan berlabuh di musim depan? Ronaldo memilih tutup mulut. Adapun MU mengunci pintu. Malcolm Glazer, pemilik Setan Merah, menegaskan, dengan uang yang dimilikinya dia akan menahan Ronaldo agar tidak pergi.
Puji-pujian kepada Ronaldo pun dihamburkan. Carlos Queiroz, orang yang paling dekat dengan si bintang ini menyebut Ronaldo maskot klub. Sir Alex berucap: hanya Ronaldo pemain yang pa-ling konsisten. ”Semua ini bukan lips service. Lihat saja nanti dia akan segera mendapatkan penghargaan atas kerja kerasnya itu,” katanya.
Masih perlu dilihat lagi apakah Cristiano Ronaldo bertahan di MU atau akan berganti klub. Di balik gemuruh suara penonton, operasi rahasia yang senyap mungkin masih berlangsung di balik dinding Stadion Old Trafford, Manchester.
Irfan Budiman
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo