Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Berita Tempo Plus

Kampanye Hak Anak di Sahara

Pelari Indonesia Omar Agoes yang pertama mengikuti lomba lari di Gurun Sahara. Untuk anak-anak yang terkena dampak Covid-19.

30 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Pelari Omar Agoes saat ditemui disela sela berlatih lari di Jakarta,28 Oktober 2021/Tempo/Nurdiansah
Perbesar
Pelari Omar Agoes saat ditemui disela sela berlatih lari di Jakarta,28 Oktober 2021/Tempo/Nurdiansah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Pelari gunung Omar Agoes menjadi orang Indonesia pertama yang mengikuti dan menyelesaikan lomba lari di Gurun Sahara, Marathon des Sables.

  • Lomba lari ultramaraton di gurun pasir ini berlangsung selama enam hari dan menempuh jarak 250 kilometer.

  • Ia mendedikasikan larinya untuk pengasuhan berkualitas anak-anak yang menjadi yatim-piatu karena orang tua mereka terkena Covid-19

MEMBAWA tas punggung seberat 10,5 kilogram, Omar Agoes berlari melintasi Gurun Sahara di Afrika Utara selama enam hari pada 3-9 Oktober lalu. Pelari gunung (trail runner) 49 tahun itu menjadi orang Indonesia pertama yang mengikuti dan menyelesaikan Marathon des Sables, lomba maraton di gurun pasir terpanjang di dunia dengan lintasan sejauh 250 kilometer. Bertanding di kategori putra usia 40-49 tahun, Omar melangkahi garis finis pada Sabtu, 9 Oktober lalu. Ia mencatatkan waktu 53 jam 33 menit 53 detik.

Omar bercerita, di dalam tasnya terdapat satu kaus kaki dan dua baju ganti, bahan makanan berkalori tinggi untuk kinerja lari, dendeng, dan kacang-kacangan. Ia juga membawa sandal, kantong tidur, dan kompor. Selain itu, tak lupa ia membawa peralatan medis seperti plester, obat-obatan, hingga pompa penyedot racun. "Komponen paling berat itu makanan. Sehari makanan yang saya bawa harus memenuhi kebutuhan 2.000 kalori," kata Omar saat ditemui seusai latihan lari rutinnya di Jalan Senopati, Jakarta Selatan, Kamis, 28 Oktober lalu.

Marathon des Sables (MDS) yang digagas oleh promotor konser dari Prancis, Patrick Bauer, adalah lomba lari terberat di dunia. Sebab, peserta dihadapkan pada berbagai tantangan selama mengikuti lomba, dari kelelahan, dehidrasi, hingga kaki melepuh. Omar mengatakan tantangan lomba lari ini tidak main-main. Selama enam hari mengikuti lomba, peserta harus memenuhi kebutuhan pribadi secara mandiri. Panitia MDS mengizinkan peserta membawa tas dengan bobot 6,5-15 kilogram.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Dody Hidayat

Dody Hidayat

Bergabung dengan Tempo sejak 2001. Saat ini, alumnus Universitas Gunadarma ini mengasuh rubrik Ilmu & Teknologi, Lingkungan, Digital, dan Olahraga. Anggota tim penyusun Ensiklopedia Iptek dan Ensiklopedia Pengetahuan Populer.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus