Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Naik Peringkat Pecatur Putri

Tim catur putri Indonesia berhasil naik peringkat ke-24 dari 162 negara di Olimpiade Catur 2022. Berpeluang meraih medali di Asian Games 2023.

20 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Tim Catur Wanita Indonesia (dari kiri) Fariha Mariroh, Dewi Ardhiani Anastasia Citra, Irine Kharisma Sukandar, dan Medina Warda Aulia saat berlaga dalam babak ke-10, di Olimpiade Catur 2022 Chennai, India, 9 Agustus 2022. Lennart ootes//chessolympiad.fide.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Tim catur putri Indonesia berhasil naik peringkat ke-24 dari 162 negara di Olimpiade Catur 2022.

  • Di Olimpiade Catur 2018, tim catur putri berada di peringkat ke-35.

  • Membuka peluang untuk meraih medali di Asian Games Hungzho, Cina, 2023.

WOMAN Grandmaster (WGM) Medina Warda Aulia memainkan buah catur putih di babak ke-10 Olimpiade Catur 2022 di Chennai, India, Selasa, 9 Agustus lalu. Pecatur dengan elo rating 2374 ini melawan Grandmaster (GM) Irina Krush dari Amerika Serikat yang memiliki elo rating 2430. Medina harus mengakui keunggulan lawan setelah 32 langkah. Kekalahan itu satu-satunya yang dialami Medina dari 11 babak yang dilakoni.

“Aku ada kesalahan. Mungkin karena fisik juga,” ucap Medina kepada Tempo, Kamis, 18 Agustus lalu. “Ada blunder di dua langkah penentuan. Padahal sebelumnya posisi aku lebih unggul,” tutur atlet kelahiran Jakarta, 7 Juli 1997, itu. Medina mengaku berulang kali menganalisis kesalahan langkah yang ia lakukan. Ia pun sempat mengalami kesulitan tidur karena memikirkan pertandingan tersebut. “Kayak geregetan sendiri karena dalam posisi unggul malah jadi kalah,” ujarnya.

Meski sempat kalah, Medina dan kawan-kawan dari tim catur putri nasional Indonesia sanggup memperbaiki peringkat Indonesia. Pada Olimpiade Catur 2018 di Batumi, Georgia, tim catur putri Indonesia menempati peringkat ke-35. Di Olimpiade Catur 2022, kontingen putri Indonesia sukses menempati posisi ke-24 dari 162 negara. Target mempertahankan peringkat yang dibebankan Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) pun terlampaui.

Medina bercerita, keberhasilan memperbaiki posisi di Olimpiade tidak terlepas dari panjangnya persiapan yang dilakukan oleh Percasi. Tim yang beranggotakan Medina, WGM dan International Master (IM) Irine Kharisma Sukandar, Woman International Master (WIM) Dewi Ardhiani Anastasia Citra, dan Master Nasional Wanita Fariha Mariroh telah menjalani latihan sejak awal tahun. Mereka harus meluangkan waktu selama enam jam setiap hari. “Kami berfokus berlatih strategi seperti memecahkan posisi yang sudah dibuat pelatih, hingga opening dan end game,” tuturnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Fariha Mariroh. Lennart Ootes/chessolympiad.fide.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah berhasil mengantar Indonesia masuk 25 besar dunia, Medina kini berfokus meningkatkan elo rating agar bisa menembus titel Grandmaster dari Federasi Catur Dunia (FIDE). Guna mendapatkan gelar itu, ia harus meraih tiga norma dan elo rating 2500. Untuk mendapatkan tiga norma, pemain catur harus bermain di turnamen norma. “Selain itu, ingin berfokus meraih medali di multievent seperti Asian Games dan SEA Games 2023,” kata Medina.

Anggota tim putri lain, Fariha Mariroh, mengatakan tampil di Olimpiade Catur sebagai pengalaman pertamanya. Fariha berhak mendapat tiket ke Olimpiade Catur 2022 di Chennai, India, itu setelah tampil menjadi juara dalam Kejuaraan Nasional Catur pada 2019. “Ini pengalaman pertama tampil di Olimpiade Catur, sih,” kata Fariha kepada Tempo, Rabu, 17 Agustus lalu.

Meski minim pengalaman di level internasional, Fariha sudah punya prestasi di level nasional, seperti meraih medali emas pada Pekan Olahraga Nasional XX Papua kala mewakili Jawa Timur. Dalam 11 babak yang dilakoni, dara yang akrab disapa Rika ini menyebut laga melawan pecatur India IM Soumsya Swaminathan sebagai pertandingan paling berkesan. Ia yang hanya memiliki elo rating 1839 harus menghadapi lawan dengan elo rating 2335. “Meski kalah, saya bisa main sampai lima jam melawan dia,” ujarnya.

Dengan pengalaman tampil di Olimpiade Catur, Rika kini berfokus mendapatkan gelar internasional pertamanya. Ia pun harus mengumpulkan elo rating sebanyak 2100 untuk mendapat gelar Woman FIDE Master (WFM). “Perlu memperbanyak ikut turnamen biar enggak minder, karena belum terbiasa bertemu lawan di level internasional,” tuturnya.

Fariha bercerita mulai mengenal catur saat duduk di kelas IV Sekolah Dasar Al Ikhlas, Lumajang, Jawa Timur. Pengalaman bercatur alumnus Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, ini lalu berkembang ke tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, nasional, dan internasional.

Ia juga tercatat sebagai anggota di klub catur Moncong Putih di Kota Malang. Sebelum ke PON XIX 2016, ia pernah bertanding ke Malaysia pada 2015 dan Thailand pada 2016. “Untuk mengejar level internasional, aku berencana ikut turnamen internasional di Malaysia bulan depan,” katanya.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Percasi Kristianus Liem mengatakan tim putri telah menampilkan hasil yang bagus dengan menaikkan peringkat dari Olimpiade sebelumnya. Padahal, menurut dia, komposisi tim yang turun tidak sementereng lawan yang memiliki atlet dengan gelar grandmaster. “Kalau kita ibaratkan, atlet kita dengan Norwegia itu seperti skuad milik Manchester United dengan Leicester City,” ujar Kristianus, Kamis, 18 Agustus lalu.

Pria yang akrab disapa Kris ini mengatakan Fariha yang baru pertama kali bertanding di Olimpiade menampilkan permainan yang cukup agresif. Ia mengatakan, meski Fariha sempat kalah oleh pemain yang memiliki elo rating di atas 2300 dan bergelar IM—tiga tingkat di atas gelarnya—terjadi pertandingan yang sengit. Terjadi silih berganti keunggulan langkah dan posisi.

Kris mengatakan, dalam babak awal permainan, Fariha masih memiliki kelemahan dengan mementingkan materi daripada posisi. Selain itu, ketika bertahan, menurut Kris, Fariha cenderung memilih cara yang pasif dan masih belum menumbuhkan sense of dangers. “Tapi, menyaksikan cara Fariha memenangkan partai babak keenamnya, saya melihat sudah langsung ada metamorfosis dalam permainannya,” ujarnya.


MEDINA WARDA AULIA

Tempat dan tanggal lahir:
Jakarta, 7 Juli 1997
Title:
Woman Grandmaster – 2013 | International Master - 2020
Rating:
2374
Nama ayah dan Ibu:
Nur Muchlisin dan Siti Eka

Prestasi:
• Medali Emas Women Rapid Team SEA Games, Vietnam, 2022
• Medali Emas Perorangan Putri Catur Kilat SEA Games Filipina, 2019
• Juara 1 Wanita Rapid Biel Chess Festival, Swiss, 2019
• Juara 1 Eastern Asia Chess Championship FIDE Zone 3.3, 2019
• Mahasiswa Berprestasi 2 Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2017
• Memecahkan World Record Simultan Catur Non-stop Melawan 650 Pelajar, 2015
• Juara Dunia Catur Antar-Pelajar Kelompok 17 Putri, 2014
• Woman Grandmaster Termuda di Indonesia, 2013

FARIHA MARIROH

Tempat dan tanggal lahir:
Lumajang, 2 Mei 1997
Title:
Master Nasional Wanita - 2019
Rating:
1839
Nama ayah dan Ibu:
Eddy Mulyadi dan Ummu Cholifah

Prestasi:
• Best Woman Turnamen Catur Piala Gubernur Kalimantan Tengah, 2022
• Juara 3 The Queen’s Festival Asian Online Blitz Qualification Tournament, 2022
• 1 medali emas dan 1 medali perak Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, Papua, 2021
• Medali emas Kejuaraan Nasional Catur Senior Putri, 2019
• Lulusan terbaik dengan indeks prestasi kumulatif tertinggi di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Negeri Malang, 2019
• Medali Perak Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016




Kris pun mengevaluasi satu-satunya kekalahan yang dialami Medina yang terjadi di babak 10 ketika melawan tim Amerika Serikat. Menurut dia, kesempatan menjadi pemain terbaik pada meja 2 buyar karena Medina kalah pengalaman oleh lawannya yang berstatus grandmaster. Meski telah unggul posisi, Kris menambahkan, dua langkah Medina yang tidak tergolong mendesak membuat lawan memanfaatkan kelengahannya. “Langkahnya standar doang. Sehingga di situ posisi diputar balik,” tuturnya.

Dia berharap para pecatur putri bisa memanfaatkan fasilitas yang diberikan Percasi untuk menaikkan level permainan. Ia mengatakan telah mengontrak pelatih Ruslan Shcherbakov dari Rusia dan Andrei Kovalev dari Belarus untuk menimba ilmu lebih banyak. Ia pun berharap semua atlet di tim nasional bisa lebih berdisiplin untuk berlatih. “Kalau tidak rajin berlatih, sayang kita udah bayar pelatih asing mahal-mahal,” ujar Kris.

Menurut dia, dengan capaian di Olimpiade Catur 2022, terbuka peluang Indonesia untuk meraih medali di Asian Games mendatang. Apalagi dalam dua kejuaraan Asia yang diadakan secara online, Kris mengatakan Indonesia sempat masuk lima besar. “Untuk pertama kali ini di Asian Games nanti kita terbuka peluang meraih medali. Minimal medali perunggu di beregu putri,” katanya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus