Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Semangat Membara Tim Thomas India

Keberhasilan tim nasional bulu tangkis putra India memboyong Piala Thomas 2022 ke Hindustan tidak lepas dari semangat juang para pemainnya. Ada peran pelatih asing.

21 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Negara berjulukan Anak Benua itu menjadi kampiun Piala Thomas untuk pertama kalinya sejak berpartisipasi dalam turnamen tersebut 70 tahun silam.

  • Keberhasilan Srikanth dan kawan-kawan memboyong Piala Thomas 2022 ke Hindustan tidak lepas dari semangat juang para anggota tim.

  • Keterlibatan pelatih asing, termasuk dari Indonesia, ikut membangkitkan euforia bulu tangkis India.

PUKULAN netting Lakshya Sen mengenai bibir net. Kok yang jatuh tipis di depan net tak bisa dikembalikan dengan sempurna oleh Anthony Sinisuka Ginting. Pertandingan pertama babak final Piala Thomas 2022 antara pebulu tangkis India peringkat ke-9 dunia dan pemain bulu tangkis tunggal putra pertama Indonesia di Impact Arena Bangkok, Thailand, Ahad, 15 Mei lalu, itu berakhir dengan skor 21-8, 17-21, 16-21. Sen berhasil memenangi laga yang berlangsung selama 1 jam 4 menit tersebut.

Tim India pun membuka keunggulan 1-0 atas Indonesia. Ginting, yang berada empat peringkat di atas Sen, tak mampu mendominasi pertandingan. Kemenangan Sen memuluskan langkah India menorehkan catatan baru dalam sejarah bulu tangkis dunia. Negara berjulukan Anak Benua itu menjadi kampiun Piala Thomas untuk pertama kalinya sejak berpartisipasi dalam turnamen tersebut 70 tahun silam. Prestasi terbaik India sebelumnya hanya menembus semifinal pada Piala Thomas 1979 di Jakarta.

Kemenangan India atas Tim Garuda ditentukan oleh pemain tunggal kedua, Kidambi Srikanth (peringkat ke-11 dunia), yang berhasil menaklukkan Jonatan Christie (peringkat ke-8 dunia) dengan skor 21-15, 23-21 setelah bertarung selama 48 menit. Sebelumnya, dalam pertandingan kedua, pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty (peringkat ke-8 dunia), mengalahkan pasangan baru Mohammad Ahsan/Kevin Sanjaya Sukamuljo dalam pertandingan tiga game selama 1 jam 13 menit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pebulu tangkis tunggal putra India Kidambi Srikanth=usai menang atas Jonatan Christie dalam final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, 15 Mei 2022. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah menjadi kampiun kejuaraan beregu putra itu, Srikanth menegaskan bahwa dia tak ingin membuat kesalahan mengingat Indonesia memiliki tim yang kuat meski timnya telah unggul dengan skor 2-0. "Penting untuk menutup pertandingan dan memenangi poin-poin penting itu," kata Srikanth seperti dilansir dari situs resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Di babak semifinal, Srikanth menaklukkan pemain tunggal kedua Denmark, Anders Antonsen.

Keberhasilan Srikanth dan kawan-kawan memboyong Piala Thomas 2022 ke Hindustan tidak lepas dari semangat juang para anggota tim. Komitmen mereka untuk menjadi juara tahun ini sudah terlihat dari hal terkecil, seperti nama grup WhatsApp. "Ini mungkin sedikit dramatis," ucap Srikanth, 29 tahun. Grup WhatsApp bernama “We'll Bring It Home” itu dibuat saat Srikanth berlaga di Korea Masters. "Jadi kami selalu berpikir kami mampu, kami hanya harus konsisten,” tuturnya.

Kemenangan bersejarah India ini mendapat perhatian khusus dari Perdana Menteri Narendra Modi. Ia ikut mengungkapkan kegembiraannya atas prestasi para atletnya. "Seluruh bangsa sangat bergembira dengan India memenangi Piala Thomas! Selamat kepada tim kami yang telah berprestasi dan harapan terbaik untuk mereka, untuk upaya masa depan mereka. Kemenangan ini akan memotivasi begitu banyak olahragawan yang akan datang," ujarnya di akun Twitter resminya.

Sebelum menjuarai Piala Thomas, India melahirkan legenda seperti Prakash Padukone dan Pullela Gopichand, yang sama-sama pernah menjuarai All England. Setelah itu, mereka melahirkan pemain seperti Saina Nehwal yang merebut medali perunggu tunggal putri Olimpiade London 2012 serta Pusarla Venkata Sindhu yang memperoleh medali perak Olimpiade Rio 2016 dan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020.

Pada akhir 1990-an, ibunda Pullela Gopichand, Subbaravaramma, berusaha keras membantu anaknya mendapatkan liputan luas dari surat kabar dan stasiun televisi. Tapi usahanya tak berhasil sekalipun Gopichand sukses merebut gelar juara All England pada 2001. Namun, begitu Gopichand menjadi pelatih kepala tim nasional bulu tangkis, wajah badminton India perlahan tapi pasti berubah sampai segarang hari ini. Bukan hanya performa atlet yang terus meningkat, popularitas bulu tangkis di India juga menanjak.

Setelah pensiun dari bulu tangkis, seperti Prakash Padukone sebelumnya, Gopichand mendirikan akademi badminton. Gopichand Badminton Academy yang ia dirikan pada 2008 menghasilkan sejumlah pebulu tangkis top, seperti Saina Nehwal, P.V. Sindhu, Sai Praneeth, Parupalli Kashyap, Arundhati Pantawane, Gurusai Datt, Arun Vishnu, dan Kidambi Srikanth. Bulu tangkis makin populer di India setelah Nehwal dan Sindhu sukses dalam tiga Olimpiade terakhir.

Selain menjadi pelatih kepala, Gopichand bekerja tanpa henti mencari sponsor turnamen. Dia terbiasa begadang hanya demi menyiapkan sebuah turnamen agar terselenggara dengan sukses. Upaya Gopichand membuahkan hasil. Dukungan luas sponsor membuat kompetisi makin kerap diadakan dan akhirnya bulu tangkis bertambah populer.

Pebulu tangkis ganda putra India Satwiksairaj Rankireddy (kanan) dan Chirag Shetty (tengah) meluapkan kegembiraanya dengan pelatih usai mengalahkan ganda putra Indonesia Mohammad Ahsan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo dalam final Piala Thomas 2022 di Impact Arena, Bangkok, Thailand, 15 Mei 2022. ANTARA/M Risyal Hidayat

Keterlibatan pelatih asing pun ikut membangkitkan euforia olahraga tepok bulu di Negeri Taj Mahal. Meskipun tak lagi menjadi pelatih tim putra India, dua pelatih Indonesia, Mulyo Handoyo dan Flandy Limpele, menjadi bagian dari peletak fondasi skuad India. Tangan dingin Mulyo memoles permainan Srikanth. Pemain yang menjadi penentu kemenangan India di Piala Thomas 2022 itu pernah menempati peringkat pertama dunia pada 12 April 2018, ketika berlatih bersama Mulyo.

Sementara Mulyo yang pernah menjadi pelatih Taufik Hidayat ini berhasil mengorbitkan pemain tunggal putra India, Flandy Limpele mendongkrak permainan tim ganda putra India. Ia berada di balik moncernya permainan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Ia mulai melatih tim India pada Maret 2019. "Saya melatih selama setahun di sana," kata Flandy kepada Tempo, Jumat, 20 Mei lalu. Flandy bersama Eng Hian meraih medali perunggu ganda putra Olimpiade 2004 di Athena, Yunani.

Flandy bercerita, tawaran melatih India ia dapatkan ketika bertemu dengan pelatih kepala tim India, Pullela Gopichand, pada Asian Games 2018. Dalam pertemuan itu, Flandy bersepakat menjadi pelatih pemain ganda putra lapis kedua. "Karena Tan Kim Her (pelatih tim senior utama) resign, akhirnya saya yang mengisi posisi dia," tutur Flandy.

Selama melatih India, Flandy bersama dua asisten meramu program latihan untuk meningkatkan strategi bermain dalam pertandingan individu dan tim. "Jadi latihan berdasarkan level strength dan weakness masing-masing yang dikombinasikan dengan latihan dengan program bersama pemain lain," ucap Flandy, yang pernah menduduki peringkat pertama dunia ketika aktif bermain bersama Eng Hian.

Flandy menuturkan, pemain muda India dibina di akademi bulu tangkis. Jika memiliki bakat dan potensi menjadi atlet hebat, pemain bakal dimasukkan ke akademi milik pemerintah yang dikelola Kementerian Olahraga. "Jadi mereka berlatih di akademi yang dipilih itu, lalu ikut kejuaraan nasional. Kalau memenuhi standar bisa masuk pemusatan latihan nasional," kata Flandy, yang juga pernah bermain di sektor ganda campuran berpasangan dengan Vita Marissa.

Bekal utama India dalam membangun prestasi bulu tangkis, Flandy melanjutkan, terlihat dari dukungan federasi yang mendapat sokongan pemerintah untuk mendatangkan pelatih asing. Peran pelatih asing seperti dia dan Mulyo Handoyo terbantu oleh kekuatan mental pemain yang ingin berprestasi dan ditunjang kekuatan fisik. "Untuk saat ini di India pelatih lokal belum banyak yang mumpuni untuk menghasilkan pemain berkualitas," tutur Flandy.


Selain mendatangkan pelatih asing, India rutin mengirim pemain juniornya ke luar negeri, seperti ke Indonesia. Salah satu destinasi latihan pemain India adalah fasilitas olahraga milik Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Jaya Raya di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten. Ketua Harian PB Jaya Raya Imelda Wigoeno mengatakan sejak 2018 klubnya rutin mendapat kiriman pemain junior India yang hendak berlatih bersama.

Menurut Imelda, momentum itu muncul setelah gelanggang olahraga milik PB Jaya Raya dipakai untuk penyelenggaraan Kejuaraan Asia Junior 2017. "Setelah itu cukup banyak atlet junior India yang berlatih di Jaya Raya," kata Imelda kepada Tempo, Jumat, 20 Mei lalu. Keberhasilan Jaya Raya mengorbitkan peraih emas Olimpiade seperti Susy Susanti, Markis Kido, dan Hendra Setiawan menjadi daya tarik bagi pemain asal India.

Bahkan, di awal masa pandemi Covid-19, Imelda menambahkan, dia pernah dikontak agar memberi izin pemain junior India berlatih di klub yang didirikan Ciputra pada 1976 itu. "Pas pandemi mereka maksa untuk diizinkan berlatih, tapi kami tidak berani," ucapnya. Pemain India yang berlatih di Jaya Raya masuk kategori usia di bawah 17 tahun. Durasi berlatih mereka, Imelda mengungkapkan, "Rata-rata sebulan, tapi ada juga yang tiga bulan dan setahun. Bahkan ada yang dua tahun.”

Menurut Imelda, kekuatan utama pemain India adalah teknik permainan, terutama pukulan, yang bagus. Ia melihat pemain India juga ditunjang kekuatan tangan dan kaki yang mumpuni. "Jadi ketika basic fisiknya dikuatin, ya sudah, bakal jadi pemain hebat," ujar peraih medali emas bulu tangkis ganda putri SEA Games 1985 bersama Rosiana Tendean ini.

Kedatangan pemain junior India untuk berlatih, kata Imelda, biasanya juga dimanfaatkan oleh pelatih pendamping mereka untuk mempelajari permainan atlet di Jaya Raya. Menurut dia, tidak jarang para pelatih itu merekam permainan atlet binaan klub yang dinakhodai legenda bulu tangkis Rudy Hartono ini. "Kami sih tidak melarang. Hal itu berbeda jika di Thailand, bakal kena denda," tutur Imelda.

Meski permainan atlet berpotensi dipelajari lawan, Imelda menjelaskan, latihan bersama seperti dengan pemain India ini memiliki keuntungan tersendiri bagi atlet Jaya Raya. Atlet, kata Imelda, tidak perlu lagi dikirim ke luar negeri untuk mendapatkan lawan tanding yang sepadan. "Seharusnya PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) bisa berkomunikasi dengan klub yang menerima pemain asing untuk bertukar informasi sehingga Indonesia bisa mempelajari kekuatan pemain lain sejak awal," ucapnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus