Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Lomba Hura-Hura Ancol

Majalah mutiara dalam memeriahkan hut-nya ke-20 menyelenggarakan lomba triathlon di ancol. dibagi dua kelompok usia. lomba triathlon pertama, jarak tempuhnya pendek dan lebih berkesan hura-hura. (or)

16 Agustus 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MULA-MULA seorang petugas mengibarkan bendera start. Lalu, sekelompok peserta berpakaian kaus T Shirt dan bercelana pendek berlari dan menceburkan diri ke laut. Dari pantai yang terletak dekat cottage Putri Duyung, Ancol, itu mereka kemudian berenang menuju finish, di sebuah kawasan pantai lain yang agak menjorok ke laut. Jarak kedua pantai yang sama-sama dipisahkan oleh laut ini sekitar 150 meter. Di finish, para perenang tak langsung berhenti. Melainkan langsung menghampiri sejumlah sepeda biasa yang sudah tersedia. Mengenakan sepatu, dan sebagian ada yang mengganti baju, para perenang itu kemudian menggenjot sepeda mereka. Masuk ke halaman Drive in, di sini mereka berpacu dan harus berputar-putar melewati pelbagai rintangan yang tampak sudah disiapkan. Tak begitu mudah melewati jebakan itu. Para penonton kerap riuh tertawa ketika beberapa pengemudi terjatuh. Malah, setelah bangkit, ada juga peserta yang lupa setang sepedanya masih terbalik. Dan begitu ia naik sepeda, langsung terjungkal lagi. Penonton pun kembali bersorak-sorai. Suasana baru berubah agak tegang ketika beberapa peserta selesai melalui adu balap dan juga ketangkasan yang seluruhnya disebut berjarak 4,8 km. Di garis finish, sejumlah panitia menyongsong mereka. Sepeda mereka diambil. Dan mulai para peserta tadi berlari, mengitari sekeliling kawasan Ancol -- rute ini diperkirakan berjarak 3 km -- lalu berhenti di garis finish, persis di depan arena kolam renang. Di batas akhir ini pula, Minggu pekan lalu, atraksi lomba baru yang disebut-sebut sebagai lomba triathlon itu berakhir. Dilombakan dalam dua kelompok usia, 12 hingga 17 tahun dan 18 hingga 30 tahun, tak seluruhnya dari 150 peserta perlombaan itu, yang untuk pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia, berhasil menyelesaikan trilomba tadi. Ada peserta yang gugur baru 20 meter di perlombaan renang. Dan banyak juga yang keletihan ketika memacu sepeda atau sewaktu lomba lari. Toh, "lomba triathlon mini" menurut istilah Dokter Sadoso -- karena untuk renang, balap sepeda, dan lari hanya dipakai jarak sekitar 10%, 20%, dan 30% dari jarak sebenarnya lomba triathlon (lihat Lomba Guyon-Guyonan Kapten Collins) ini tetap menghasilkan juara. Untuk kelompok usia 18 hingga 30 dimenangkan Yusuf Sudaryanto, 24, atlet maraton dari klub Perkasa Jakarta. Waktu yang dicapainya 25 menit 05 detik. Sedangkan pemenang putri adalah Diah Erawati, 23, bekas atlet renang. Kelompok usia 12 hingga 17 tahun diraih masing-masing oleh Hendry Setiawan (putra) dan Dinda Rachmani (putri). Oleh penyelenggara penerbit majalah tengah bulanan Mutiara, bekerja sama dengan Badan Pengelola Jaya Ancol Jakarta dan Pusat Kesehatan Olah Raga KONI, para peserta tadi diberi hadiah uang. Besarnya Rp 100.000. Jumlah yang tak terbilang besar jika dilihat bagaimana jungkir baliknya para peserta menyelesaikan lomba itu. Maklum, masih baru. Selain tak mementingkan unsur lombanya, "karena baru pertama kali diselenggarakan, kami sengaja memperpendek jarak tempuh," kata Victor Sihite, Ketua Panitia Lomba itu. Triathlon perdana tersebut memang masih dalam taraf perkenalan. "Ya, anggap sajalah triathlon hura-hura," gurau Dokter Sadoso Sumosardjuno, penasihat teknis perlombaan. Begitupun, panitia tetap menyeleksi peserta yang mau ikut. Setiap peserta, selain harus membayar uang pendaftaran Rp 3.000, tetap diminta menyertakan surat keterangan dokter. "Paling tidak, kami tak mau orang yang menderita penyakit epilepsi (ayan) ikut berlomba," tambah Victor Sihite dari Mutiara. Majalah ini memang mau memeriahkan ulang tahun mereka yang ke-20 dengan, antara lain, mensponsori perlombaan triathlon. Gagasan ini, menurut Sihite, sudah direncanakan sekitar setahun yang lalu. Minat peserta tak sebanyak yang dibayangkan. "Saya sendiri tak punya persiapan cukup. Hanya bersiap sekitar dua minggu," kata Yusuf sang pemenang. Ia tetap tampak bangga jadi juara triathlon, sekalipun cuma mini. Marah Sakti Laporan Rudy Novrianto (Jakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus