Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Barbatana siapa yang punya

Kedatangan pelatih sepakbola dari brazil, barbatana, 54 th, akan membenahi PSSI garuda yang akan ditampilkan ke pra-olympiade. (or)

2 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BARBATANA datang lagi ke Jakarta. Sekali ini bukan membawa tim Atletico Mineiro atau Brazilian All Stars seperti yang dilakukannya tahun 1977 dan akhir 1982. Di tengah kesuraman yang merundung PSSI akibat rontoknya tim nasional di SEA Games dan niat Syarnubi Said mengundurkan diri, 25 Juni lalu dia turun di Halim dengan 4 kopor dan satu panggilan untuk membenahi sepak bola di sini. Kedatangannya persis dengan berakhirnya masa kerja pelatih asal Jerman Barat, Bernd Fischer yang dikontrak PSSI sejak 1980 dengan bayaran US$ 5.000 per bulan (Rp 5 juta). Dalam dua SEA Games (Manila dan Singapura) Fischer tidak berhasil menghantarkan tim nasional ke tempat terhormat. Barbatana sendiri mendapat "tendangan" pahit begitu menginjakkan kakinya yang pertama. Tak seorang pun dari PSSI yang datang menjemput. Dari pihak tuan rumah yang muncul cuma pelatih Stanley Gouw. Dia diutus Beniardi, bos klub Tunas Inti yang disebut-sebut sebagai orang yang merekomendasikan Barbatana. "Rita tahu dia datang, tapi yang mendatangkannya ketua Proyek PSSI Yunior, Sigit Harjojudanto," kilah ketua harian PSSI, Soeparjo Pontjowinoto. "Ketua komisi luar negeri PSSI juga belum diajak dalam membicarakan pelatih ini," sambut Hans Pandelaki yang mengurusi hubungan luar negeri PSSI. Padahal menurut Soepardjo, kalau menyangkut kontrak pelatih asing konsepnya harus dibuatkan dulu yang kemudian dibahas bersama komisi hukum. Sudah 3 hari berada di Jakarta, Barbatana yang datang bersama seorang anaknya yang sudah perjaka belum juga berjumpa dengan Sigit. Tetapi kabarnya, dalam sebuah pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh Liga Uuma, antara lain, Nabon Noor, Dimas Wahab dan Ismet Tahir sudah disepakati pelatih berusia 54 tahun yang menghantarkan Atletico Mineiro menjadi juara Brazil 1971 itu, akan menangani PSSI Garuda. Tim yang terdiri dari pemain-pemain di bawah 23 tahun ini baru saja ambil bagian dan langsung tersisih dalam President's Cup di Korea Selatan. Dalam pertemuan kecil itu Barbatana diberi isyarat untuk membikin rapi PSSI Garuda sebagai tim nasional yang akan ditampilkan dalam Pra-Olympiade. Orang Brazil itu kabarnya kecewa mendengarnya. Karena dia merasa dipepet dengan masa persiapan yang terlalu singkat. Bisa dimaklumi, sebab Oktober mendatang Indonesia sudah harus mulai bertanding memperebutkan tiket ke Olympiade itu lawan Arab Saudi, India, Singapura, dan Malaysia. Kalaupun rencana itu jadi, Barbatana belum bisa langsung turun ke lapangan hijau dalam waktu dekat ini. "Hutan belukar" seperti dikatakan sebuah sumber pasti akan memperlambat kerja Barbatana. Karena bagaimanapun orang Brazil ini ingin sip dengan kontrak yang jelas dengan PSSI. Bisa saja dia teken kotrak dengan perseorangan, tetapi kalau terjadi halangan dalam pembayaran, susah baginya untuk mengadu ke badan yang lebih tinggi, FIFA. Berapa dia akan dikontrak belum juga tersiar. Tetapi menurut pengakuan Barbatana sendiri ketika melatih sebuah klub di Arab Saudi tahun 1978-1979 kontraknya sebesar US$ 12.000 per bulan (hampir Rp 12 juta). Bisa diperhitungkan yang akan dia kantungi di sini lebih kurang sama. Untuk sementara dia menginap di Hotel Asri, Senayan. Tetapi menurut kabar, dia sudah ditawari rumah dan mobil, supaya betah di sini. Istrinya akan menyusul 2 bulan mendatang. Sepintas, Barbatana memberi kesan pribadi yang menarik. Jangkung menjulang sekitar 180 cm. Mata yang gelap, alis tebal, jidat yang lancip dan, rambut keriting kecil tersisir rapi ke belakang. Hidungnya mancung seperti bangau. Bicaranya halus. Bekas pemain bola di kota tempat Pele dibesarkan Sao Paolo ini kurang menguasai bahasa Inggris. "Saya melihat tim Anda melawan Muangthai di Singapura. Kesan saya mereka bermain tidak bersemangat. Mereka juga tak bertenaga. Inilah sasaran saya yang utama. Di bawah saya, mereka tidak saya janjikan akan menjadi tim super. Tapi lebih baiklah dari sekarang," katanya kepada Martin Aleida dari TEMPO dalam bahasa Portugis yang diterjemahkan Bonar Tobing, bekas penjaga gawang Jayakarta yang sekarang berdiri di bawah mistar Tunas Inti. Bonar selama beberapa bulan pernah berlatih di Brazil, sekitar 2 tahun yang lalu. Barbatana menyaksikan tim nasional di Singapura tempo hari atas undangan Beniardi. Salah satu keberatannya untuk menangani PSSI Garuda untuk Pra-Olympiade adalah singkatnya waktu. "Paling tidak saya memerlukan 4 bulan untuk membenahi organisasi tim. Selama masa itu pula saya akan menanamkan saling pengertian antarpemain. Satu faktor yang sangat penting," katanya. Indonesia, katanya, memiliki potensi yang tinggi untuk memiliki tim nasional yang tangguh. Karena banyaknya penggemar sepak bola di negeri ini. "Tidak seperti di Arab. Penggemarnya sedikit. Meskipun mereka memiliki kondisi fisik yang lebih kuat dibanding anak-anak di sini," katanya. Ketika melatih di Arab Saudi, menurut pengakuannya, dia berhasil mengangkat klub asuhannya menjadi runner-up Piala Raja, setingkat kejuaraan nasional di Arab Saudi. "Bahasa tak jadi soal. Ketika di Arab orang-orang hanya berbahasa Arab. Sedangkan saya hanya bisa bilang assalamualaikum. Di sini semua orang bisa Inggris. Tobing ini malah bisa Portugis," katanya tertawa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus