MALAYSIA mungkin tak jadi kehilangan pemain utamanya, Misbun
Sidek. Komite Olympiade negara itu semula menjatuhkan skorsing
karena pemain jangkung dan urakan itu absen tanpa alasan jelas
di SEA Games Singapura. Tetapi Misbun pekan kemarin dinyatakan
bebas setelah komisi disiplin yang dibentuk Persatuan
Bulutangkis Malaysia ternyata tidak menemukan kesalahan pemain
itu.
Komite Olympiade Malaysia kelihatannya sudah tak tahan dengan
tingkah laku Misbun. Sudah berkali-kali dia membikin kecewa.
Tanpa alasan jelas dia tak mau muncul di Pesta Olah Raga
Persemakmuran di Brisbane pertengahan 1982 dan mangkir di Asian
Games, New Delhi.
Di SEA Games Singapura yang lalu, pemain yang telah merajai
arena Badminton Se-Malaysia sejak tahun 1980 itu, tadinya
diharapkan mampu menolong regunya meraih emas. Namun Misbun tak
pernah muncul sampai saat terakhir ketika timnya kalah dari
Indonesia di final (2-3).
Tingkahnya yang dianggap tidak keruan itulah yang menyebabkan
Ketua Komite Olympiade Malaysia, Tan Sri Hamzah Abu Samah, naik
pitam dan menjatuhkan skorsing terhadap Misbun dari semua
pertandingan yang disahkan gerakan Olympiade. "Misbun merupakan
pemain terbaik di kawasan ini. Tapi tak ada gunanya punya pemain
seperti itu jika hanya mau caranya sendiri. Saya tak akan
izinkan permintaannya untuk berlatih sendiri. Disiplin sangat
penting dan paling utama," katanya.
Misbun adalah kepribadian yang unik. Dia tak mau berlatih
bersama dengan pemain lain. Bahkan menolak dilatih oleh pelatih
yang terdiri dari bekas pemain nasional Malaysia seperti Eddy
Choong dan Punch Gunalan: "Bagaimana saya bisa mematuhi mereka
kalau saya tidak yakin terhadap mereka," katanya memberi alasan.
Dan Misbun kabarnya lebih percaya kepada nasihat dukun. Dia
kemudian meninggalkan kediaman orangtuanya di Banting (Selangor)
dan menetap bersama seorang dukun. Sekretaris Persatuan
Badminton Selangor, Hamzah Mohamad, setelah memperhatikan
tingkah laku Misbun itu yakin dia terkena "ilmu pembenci". "Saya
percaya Misbun telah kena pelet ilmu pembenci," katanya.
Memang setelah mengalahkan King di SEA Games, Manila tempo hari,
dia benarbenar memenuhi nazarnya mencukur rambut a la kepala
suku Indian Mohican. Botak di kiri kanan dengan rambut tebal
menjurai di tengah. Ketika bertanding di Hong Kong beberapa
waktu kemudian dia tetap muncul dengan potongan rambut yang aneh
itu. Misbun tidak mau duduk dan minum ketika berhadapan di
final dengan King dalam kejuaraan Piala Alba, September uhun
lalu. Bahkan kabarnya karena dilarang dukun, dia enggan
bersalaman dengan Swie King sebelum perundingan.
Adapun sang dukun sendiri, Mohamad Noor Hasan, yang kini
sekaligus menjadi bapak angkatnya, merasa tak pernah
mempengaruhi Misbun. "Tak ada untungnya saya menahan Misbun
untuk tidak main dalam pesta olah raga Asia maupun Asia
Tenggara. Saya dan Misbun ibarat ayah dan anak," katanya. Dan
menurut Noor Hasan, Misbun hanya ingin mencurahkan perhatian
pada pekerjaannya. Dan kalau ada waktu, bermaksud membimbing
dua atau tiga pemain yunior yang berbakat di masa datang.
Namun, dipengaruhi dukun atau tidak, ternyata pemain berusia 23
tahun itu bukanlah orang yang gampang ditundukkan, apalagi
dikucilkan. Skorsing dari Komite Olympiade Malaysia itu berarti
akan menutup kesempatannya untuk tampil di arena amatir dan
hanya bisa main sebagai profesional. Misbun tahu kekuatannya.
Dia balik memukul dengan menyatakan diri tidak mau main sama
sekali. Berarti Malaysia terancam kehilangan pemain single
andalan.
Ancaman itu membangkitkan simpati dari kalangan pecinta bulu
tangkis. Komite Olympiade Malaysia dianggap terlalu terburu-buru
mengambil tindakan. Organisasi ini dipersalahkan karena tidak
membela kepentingan bulu tangkis Malaysia. Orang
mengungkit-ungkit bagaimana lemahnya organisasi tersebut dalam
mempertahankan servis plintir yang dikembangkan Sidek
bersaudara. Sehingga servis itu dilarang sekarang.
"Sukar mencari pemain setingkat Misbun, tapi untuk mencari ketua
Komite Olympiade sangat mudah," kata orang-orang bulu tangkis
Malaysia. Misbun merasa mendapat dukungan dengan suara-suara
yang beredar luas di kalangan publik. Karena itu dia balik
memukul dengan menyaukan "menggantung raket".
Karena balasan Misbun yang berani itu, Persatuan Bulutangkis
Malaysia akhirnya membentuk komisi pengawas disiplin untuk
menyelidiki kasus pemain top yang berdarah Jawa itu. Misbun
juga diundang dalam pertemuan komisi tadi.
Dalam pertemuan, Misbun mengetengahkan alasan mengapa dia tak
muncul di Singapura. Katanya dia sakit, terserang flu, yang
dibuktikan dengan surat keterangan dokter. Misbun tak bisa
menyerahkan surat berhalangan itu kepada ketua kontingen
Malaysia, karena sang ketua telah berada di Singapura. Sementara
sekretariat Persatuan Bulutangkis Malaysia yang telah menerima
surat itu gagal menyampaikannya ke kontingen yang sudah menunggu
di Singapura. Akhirnya komisi menyatakan Misbun bebas dari
kesalahan.
Misbun, juara kejuaraan terbuka Swedia dan Jerman 1983 serta
ranking ke-5 dunia itu memberikan kesan seorang yang tegar hati.
Ketika ditanya wartawan menjelang sidang komisi, apakah dia akan
menarik kembali niatnya menggantung raket, Misbun menjawab:
"Kehadiran saya di sidang tidak berarti saya akan mundur dari
rencana semula."
Dia, katanya, malahan akan mempertegas kepada sidang niatnya
untuk mundur dari semua kegiatan bulu tangkis. Dia ingin
menumpahkan waktu dan bakatnya untuk pekerjaan sebagai manajer
promosi perusahaan alat olah raga. "Saya akan kembali ke
perusahaan itu setelah sekian lama saya tinggalkan karena harus
berlatih delapan sampai sembilan jam sehari," katanya kepada
Pembantu TEMPO, di Kuala Lumpur. Dia yakin dengan bekerja bisa
simpan duit. Sedang kalau main, dia harus keluar uang sampai M$
500 untuk keperluan latihan. Sementara tunjangan yang diberikan
Komite Olympiade Malaysia hanya M$ 250. Kekurangannya harus
ditombok sendiri.
Belum pasti apakah Misbun teup akan mundur. Hanya ayahnya, Haji
Sidek Abdullah Kamar, menyatakan keyakinannya bahwa anaknya itu
akan kembali menggenggam raket setelah Lebaran. Karena ikatan
Misbun dengan perusahaan yang mengontraknya belum habis. "Dan
Misbun mafhum bahwa ambisinya sejak kanak-kanak untuk menjadi
juara dunia akan menjadi kenyataan dalam tiga atau empat tahun
mendatang," begitu kata sang ayah.
Dalam kejuaraan terbuka Malaysia (2-6 Juli) Misbun belum akan
muncul. Karena, menurut Haji Sidek, selama bulan puasa si Misbun
tak bisa latihan siang hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini