KETIKA masih bocah hampir tak ada orang yang memperhatikan
dirinya. Lantaran dia cuma seorang kedi. Ia waktu itu berusia
12 tahun, memang tak banyak berbeda dengan anak sebayanya yang
menjadi pembantu di lapangan golf. Itulah Isao Aoki, jutawan dan
pemain tanpa tanding di Jepang saat ini, yang mengubah nasib
dengan tongkat golf.
Aoki -- lahir di Abiko, 31 Agustus 1942 --mulai tertarik
pada permainan golf ketika fim Jepang memboyong Piala Dunia di
tahun 1957. Setelah mengikuti kompetisi amatir selama tujuh
musim, Aoki terjun ke dunia golf bayaran tahun 1964. Tapi
suksesnya tak secepat luncuran bola golf. Sampai awal 1970 ia
masih dianggap enteng--lebih banyak gagal ketimbang jadi
finalis.
Tahun 1978, kemantapan Aoki mulai dihicarakan orang ramai.
Ia memenangkan enam turnamen besar di dalam negeri. Tapi di luar
kandang ia masih belum membuat kejutan prestasi. Tak heran
ketika kemudian diundang World Match Play Championship (WMPC)
di Inggris, ia seperti kurang yakin. "Barangkali saya diundang
setelah panitia melihat nama saya berada di urutan ketujuh
daftar finalis Kejuaraan Golf Terbuka Inggris," kata Aoki. Ia
diundang mengikuti turnamen WMPC berhadiah total US$ 300.000
(sekitar Rp 180 juta) hersama 15 pegolf kaliber dunia lainnya .
Dalam WMPC, Aoki temyata menyisihkan nama-nama top seperti
Gary Player (Afrika Selatan), Lee Elder dan Ray Floyd (Amerika
Serikat), serta Simon Owen (Selandia Baru). Dan Aoki mengantungi
cek bernilai US$ 60.000. Tahun itu pendapatannya mendekati US$
400.000.
Aoki, tinggi 183 cm dan berat 77 kg, sepulang dari WMPC
diakui sebagai pemain kaliber dunia. Predikat itu terbukti
sesuai dengan ketrampilannya. Ketika mengikuti Kejuaraan Golf
Terbuka Amerika Serikat 1980, Aoki selalu membuntuti kampiun
legendaris tuan rumah Jack Nicklaus.
Pekan lalu, Aoki muncul bersama Hale Irwin dari Amerika
Serikat di Pondok Indah Golf & Country Club, Jakarta. Ini adalah
pertemuan mereka yang kedua dari empat rangkaian pertandingan
memperebutkan Piala Benson & Hedges 1980. Dan Aoki memenangkan
keduanya. Di Hongkong, awal sirkuit itu, ia mencatat skor 73
untuk lapangan par 71, sedang Irwin 75. Di Pondok Indah Golf &
Country Club (par 72) masing masing mencatat 69 dan 70. "Terus
terang saya akui Aoki bermain bagus" kata Irwin.
Berkat Perubahan
Pertarungan berikut bagi Aoki dan Irwin adalah di Tasek
Utara Golf Club, dan di Kelab Golf Negara Subang--keduanya di
Malaysia. (Hasil pertandingan keduanya belum tercatat ketika
berita ini diturunkan--red.).
Kehebatan Aoki, seperti diakui banyak lawan, adalah
terutama pada pukulan jarak pendek. "Aoki adalah pegolf terbaik
di dunia saat untuk pukulan tersebut," puji Player.
Aoki mengatakan sukses yang diraihnya sekarang ini berkat
perubahan sikapnya. Ia sebelumnya adalah pemain yang gampang
penasaran. Hingga pukulannya jadi ngawur. Sekarang kebiasaan itu
ditinggalkannya. "Saya telah belajar dari banyak turnamen,"
katanya. Dan Aoki kini menjadi pujaan masyarakat Jepang.
Di Jepang, sebagaimana juga di banyak negara lain,
permainan golf bisa mengatrol status seseorang. Sungguh demam
golf melanda negeri bunga sakura itu. Diperkirakan ada 18 jura
pecandu golf dl Jepang--hampir 16 jumlah penduduk mereka. Dari
jumlah itu hanya sedikit sekali yang mampu atau sempat bermain
di lapangan secara teratur. mengingat jumlah lapangan yang ada
sedikit sekali. Sebagian besar berlatih di driving range saja.
Tak heran jika di stasiun-stasiun di Tokyo, sementara menunggu
kereta api datang, terlihat orang mengayunkan gulungan koran atau
payung untuk mempermahir pukulan.
Untuk menjadi anggora klub golf di Jepang, bayarannya
tinggi, dan daftar tunggu cukup panjang. Hampir semua lapangan
golf sudah dikontrak oleh berbagai perusahaan raksasa. Koganei
Country Club (KCC) yang terletali di pinggiran Tokyo, misalnya,
mengenakan biaya masuk bagi anggota baru sebesar US$ 130.000.
Belum lagi iuran lain. Alasan KCC, 80% dari pendapatannya adalah
untuk membayar pajak tanah sebesar US$ 500.000 per tahun.
Tak hanya untuk menjadi anggota klub golf yang sukar di
Jepang. Pemesanan waktu bermain harus dilakukan sebulan
sebelumnya. Toh Jepang saat ini merupakan salah satu negeri
terkemuka dalam golf. Di belakang Aoki terdapat banyak lagi
pegolf Jepang yang hebat. Dan dunia usaha, dengan segala macam
kampanye promosi, berkepentingan dalam cabang olahraga ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini