Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Belum Layak Ikut PON X

Prestasi atlet-atlit nasional dalam Porda III, Ja-bar. Atlet nasional boleh ikut dengan alih nomor. Walau dapat medali, sang atlet belum berprestasi.

5 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MISTAR yang terpasang pada tiang untuk lomba loncat tinggi menunjukkan angka 180 cm Jeffry Matahelemual, pelari nasional tanpa saingan dalam 7 tahun terakhir, tampak melakukan ancang-ancang di bawahnya. Penonton seperti tak percaya. Tapi Jeffry ternyata bisa. Malah ia meraih medali emas dalam Pekan Olahraga Daerah (PORDA) III Jawa sarat di Cirebon, dua pekan silam. Ketua KONI Jawa Barat Ir. Suhud WP mengutarakan bahwa dengan adanya alih nomor bagi atlet seperti Jeffry diharapkan atlet muda bisa menonjol. Ternyata itu tak tercapai. Dari 389 olahragawan atletik, termasuk 142 putri, tak seorang pun yang berhasil memperbaiki rekor -- baik prestasi sendiri apalagi nasional. Mengapa? "Kondisi lapangan di sana jelek," kata pelari putri Endang Arie. Waktu mengikuti Kejuaraan Atletik Nasional 1979 di Jakarta, Endang--berlomba dalam nomor lari 400 m--mencatat tempo 65 detik. Dalam PORDA kemarin waktu tempuhnya 66,02 detik. Dengan prestasi atlet yang tak meyakinkan itu, menurut Suhud, belum tentu semua pemegang medali emas PORDA III akan diterjunkan di arena Pekan Olahraga Nasional 1981. Untuk PON X itu kontingen Jawa sarat masih akan berintikan mereka yang sudah meraih predikat nasional, katanya. Jeffry sendiri mengakui prestasinya sudah mulai menurun. Alasannya, di luar pelatnas sedikitnya ia harus mengeluarkan uang Rp 2.000 per hari supaya cukup gizi. "Mana sanggup orang serupa saya mengeluarkan biaya sebanyak itu," kata Jeffry, anak pensiunan Mayor AURI, dan masih kuliah di Bandung. Selain Jeffry, atlet nasional yang beralih nomor adalah Poppy Timurason, pemegang rekor nasional lempar cakram. Dalam PORDA III kemarin Poppy bertarung di nomor tolak peluru dan lempar lembing. Hasilnya ia gagal meraih medali emas. Dalam tolak peluru ia mencatat sejauh 9,42 m, dan di nomor lempar lembing 21 m. "Soalnya, saya ingin ikut memeriahkan PORDA, walau harus mengikuti bukan nomor spesialisasi," katanya. Dalam PORDA III memang atlet nasional asal Jawa Barat yang memegang rekor hanya diperkenankan ambil bagian di luar mata lomba yang dijuarainya. Tapi dalam PON X nanti Jeffry, Poppy, dan lainnya akan bertarung di nomor khusus mereka. Hasil PORDA III, yang menelan biaya Rp 80 juta, mengecewakan antara lain karena 24 kabupaten dan kotamadya masih membina olahragawan dalam tingkat pemassalan, belum bicara tentang prestasi. Distribusi medalinya tidak merata. Misalnya daerah Serang, Pandeglang, Karawang, Subang, dan Ciamis tak memperoleh medali satu pun. Namun Suhud masih menaruh harapan pada atlet Jawa Barat dalam PON X. "Waktu untuk membina masih tersedia," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus