MISTAR yang terpasang pada tiang untuk lomba loncat tinggi
menunjukkan angka 180 cm Jeffry Matahelemual, pelari nasional
tanpa saingan dalam 7 tahun terakhir, tampak melakukan
ancang-ancang di bawahnya. Penonton seperti tak percaya. Tapi
Jeffry ternyata bisa. Malah ia meraih medali emas dalam Pekan
Olahraga Daerah (PORDA) III Jawa sarat di Cirebon, dua pekan
silam.
Ketua KONI Jawa Barat Ir. Suhud WP mengutarakan bahwa dengan
adanya alih nomor bagi atlet seperti Jeffry diharapkan atlet
muda bisa menonjol.
Ternyata itu tak tercapai. Dari 389 olahragawan atletik,
termasuk 142 putri, tak seorang pun yang berhasil memperbaiki
rekor -- baik prestasi sendiri apalagi nasional.
Mengapa? "Kondisi lapangan di sana jelek," kata pelari putri
Endang Arie. Waktu mengikuti Kejuaraan Atletik Nasional 1979 di
Jakarta, Endang--berlomba dalam nomor lari 400 m--mencatat tempo
65 detik. Dalam PORDA kemarin waktu tempuhnya 66,02 detik.
Dengan prestasi atlet yang tak meyakinkan itu, menurut Suhud,
belum tentu semua pemegang medali emas PORDA III akan
diterjunkan di arena Pekan Olahraga Nasional 1981. Untuk PON X
itu kontingen Jawa sarat masih akan berintikan mereka yang sudah
meraih predikat nasional, katanya.
Jeffry sendiri mengakui prestasinya sudah mulai menurun.
Alasannya, di luar pelatnas sedikitnya ia harus mengeluarkan
uang Rp 2.000 per hari supaya cukup gizi. "Mana sanggup orang
serupa saya mengeluarkan biaya sebanyak itu," kata Jeffry, anak
pensiunan Mayor AURI, dan masih kuliah di Bandung.
Selain Jeffry, atlet nasional yang beralih nomor adalah Poppy
Timurason, pemegang rekor nasional lempar cakram. Dalam PORDA
III kemarin Poppy bertarung di nomor tolak peluru dan lempar
lembing. Hasilnya ia gagal meraih medali emas. Dalam tolak
peluru ia mencatat sejauh 9,42 m, dan di nomor lempar lembing 21
m. "Soalnya, saya ingin ikut memeriahkan PORDA, walau harus
mengikuti bukan nomor spesialisasi," katanya.
Dalam PORDA III memang atlet nasional asal Jawa Barat yang
memegang rekor hanya diperkenankan ambil bagian di luar mata
lomba yang dijuarainya. Tapi dalam PON X nanti Jeffry, Poppy,
dan lainnya akan bertarung di nomor khusus mereka.
Hasil PORDA III, yang menelan biaya Rp 80 juta, mengecewakan
antara lain karena 24 kabupaten dan kotamadya masih membina
olahragawan dalam tingkat pemassalan, belum bicara tentang
prestasi. Distribusi medalinya tidak merata. Misalnya daerah
Serang, Pandeglang, Karawang, Subang, dan Ciamis tak memperoleh
medali satu pun.
Namun Suhud masih menaruh harapan pada atlet Jawa Barat dalam
PON X. "Waktu untuk membina masih tersedia," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini