Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KUDUS - Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia akan segera melakukan evaluasi pemain. Prestasi para pemain yang digembleng di pemusatan latihan nasional Cipayung tidak maksimal menjelang penghitungan poin menuju Olimpiade 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Susi Susanti, mengatakan akan menunggu laporan yang lebih rinci, termasuk hasil Kejuaraan Asia yang baru selesai pada Ahad lalu. Dalam kejuaraan terakhir itu, Indonesia tak meraih gelar juara untuk keempat kalinya sepanjang tahun ini sejak Jerman Terbuka, Malaysia Terbuka, dan Singapura Terbuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Yang pasti semuanya harus segera bangkit dan kembali menemukan kemampuan sesungguhnya. Olimpiade 2020 sudah dekat," kata Susi saat ditemui di Kudus, Jawa Tengah, kemarin.
Saat ini, prestasi para pemain pelatnas bulu tangkis Indonesia dinilai tidak sekonsisten seperti tahun lalu. Hal ini juga terjadi pada pasangan terbaik Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, yang baru saja mengalami kekalahan dengan skor telak dalam laga final Kejuaraan Asia pada Ahad lalu.
Menurut Susi, penyebab kekalahan para pemain Indonesia harus secepatnya ditemukan. Ia mengatakan kekalahan itu mungkin terjadi karena faktor daya tahan pemain, strategi yang diterapkan oleh pelatih, atau kesehatan pemain yang menurun. "Harus segera mendapat solusinya."
Salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, berharap para pemain tidak cepat puas akan apa yang diraih selama ini. Dengan fasilitas yang mendukung di pelatnas Cipayung, pemain diharapkan bisa menjaga konsistensi dan prestasinya.
"Dulu dengan sekarang jauh berbeda. Semuanya sudah ada. Jadi, tinggal bagaimana pemain itu memaksimalkan apa yang dimiliki. Intinya jangan cepat puas," kata dia di sela peringatan ulang tahun PB Djarum ke-50 tahun #persembahanemasbulutangkis di Kudus, kemarin.
Sementara itu, Aryono Miranat, asisten pelatih ganda putra PBSI yang mendampingi Kevin/Marcus dalam Kejuaraan Asia, menilai adanya penurunan performa anak-anak didiknya tersebut. Padahal sebelumnya Kevin/Marcus merajai sebagian besar turnamen level elite selama dua tahun terakhir.
"Kevin/Marcus punya nilai plus dari semangat berjuang yang luar biasa, mentalnya, dan menurut saya sekarang ini sudah menurun," kata Aryono. "Penampilan mereka memang secara garis besar menurun, dari dua-duanya, baik Kevin maupun Marcus."
Pasangan yang mendapat julukan The Minions itu pada tahun ini tak memetik satu pun gelar juara dalam empat turnamen beruntun, dari All England, Malaysia Terbuka, Singapura Terbuka, hingga Kejuaraan Bulu Tangkis Asia. Padahal tahun lalu mereka meraih sembilan gelar juara dan pada 2017 tujuh gelar juara.
Aryono menepis adanya beban berat yang harus dipikul Kevin/Marcus. Menurut dia, beban mental ada sejak dulu karena mereka selalu menjadi andalan. "Dulu mereka kalau mau menang, dapat kemenangan juga enggak gampang kok. Tapi mereka punya semangat juang yang luar biasa, mentalnya enggak mau kalah."
Ia mengatakan pengumpulan poin menuju Olimpiade Tokyo 2020 akan mulai dilakukan dalam turnamen Selandia Baru Terbuka yang digelar pada pekan ini. Adapun ganda putra yang menjadi andalan bukan hanya Kevin/Marcus, melainkan juga Fajar Alfian/Rian Ardianto. Mereka tidak boleh lengah dan harus latihan lebih keras lagi. "Kondisi ini menjadi peringatan bagi kami." ANTARA | NUR HARYANTO
Praveen/Melati Mulai Berburu Poin
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo