Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Big & mahasiswa & kuningan big dan mahasiswa dan kuningan

Pesta kegiatan olah raga mahasiswa diikuti oleh university of hong kong, university of malaya, university of singapore, university of philippines, dan universitas indonesia di jakarta.

3 Juli 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GAMBARAN orang tentang kehidupan mahasiswa di luar kegiatan perkuliahan hampir selalu dikaitkan dengan hal yang berbau politik. Meski perkiraan itu tidak sepenuhnya keliru, juga tak seluruhnya benar. Di Jakarta, pekan ini (1--10 Juli) mahasiswa (Indonesia) yang mulai dirisaukan apatis itu kembali naik panggung yang tak kurang menarik: Biennial Intervarsity Games. Pentas kegiatan olahraga mahasiswa ini diikuti oleh University of Hongkong, University of Malaya, University of Singapore, University of Philippines, dan Universitas Indonesia. Jika makna suatu pesta olahraga mahasiswa selama ini dikaitkan masyarakat dengan prestasi, maka titik berat BIG kelihatan pada partisipasi dan persahabatan antar mahasiswa. Mengingat kadar kebolehan mahasiswa itu sendiri masih di bawah jangkauan rekor yang memukau. Tapi, "bagaimana pun BIG ini penting artinya buat UI", tutur Ketua Umum DM-UI, Dipo Alam. Menurut Dipo Alam kepentingan itu terletak pada pengujian kemampuan mahasiswa UI sebagai tuan rumah, dan juga pengukuran ketrampilan mereka di gelanggang olahraga -- dalam BIG di Singapura ( 1970) dan Kuala Lumpur (1972), kontingen UI tampil sebagai Juara Umum, dan gelar itu terlepas di Hongkong (1974) di mana UI menempati kedudukan juru kunci. "Kegagalan team UI di Hongkong disebabkan oleh persiapan yang kurang memadai", lanjut Dipo Alam membuka pundi alasan dengan terjadinya Peristiwa 15 Januari, hingga mengganggu rencana persiapan team. Tapi, "sekarang ini persiapan kita sudah lebih baik". Menurut Ketua Organizing Committe BIG, Soeprijanto, kontingen UI telah dibina sejak 5 bulan lalu. Keluhan Adakah kegairahan berolahraga di kalangan mahasiswa UI -- juga mahasiswa perguruan tinggi lain -- ini dikarenakan mereka telah mendapat fasilitas latihan yang cukup baik di Gelanggang Olahraga Mahasiswa Kuningan? Atau hanya lantaran mau bersaing dalam BIG? Meski unsur terakhir ini juga ada. Tapi Direktur Olahraga P & K, M.F. Siregar melihat dari kaca mata yang lebih umum: kegiatan olahraga di lingkungan mahasiswa menunjukkan tendensi menaik. Pendapat itu ditopang pula oleh Soeprijanto yang menyebut bahwa Gelanggang Olahraga Mahasiswa Kuningan sekarang ini sangat padat acara. Sehingga untuk mendapatkan waktu latihan sudah agak sulit. Tapi di balik kepadatan acara di Kuningan itu, Soeprijanto maupun Dipo Alam bukannya tak mengemukakan keluhan: "Biaya latihan di Kuningan masih terlampau mahal untuk mahasiswa", ujar Soeprijanto sambil mengemukakan contoh sewa lapangan sepakbola sebesar Rp 7.500 sekali main. "Kalau di lapangan PTIK malah kita gratis", sela Dipo Alam. Terlepas dari kesulitan yang dialami mahasiswa di tempat latihan Kuningan, dan BIG yang mau diselenggarakan UI agaknya olahraga memang telah mendapat tempat khusus kembali di kampus. Kendati untuk berbicara tentang prestasi masih dibutuhkan jangka pembinaan yang panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus