Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dagelan abad ini

Muhammad ali juara tinju dunia bertarung dengan antonio inoki juara gulat dunia prof, di budokan hall tokyo. dikatakan pertandingan 2 seni bela diri ini dianggap sebagai dagelan semata-mata.

3 Juli 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"ALI adalah raja dunia tinju. Sementara saya tak mengerti soal itu", tutur juara gulat dunia prof, Antonio Inoki, 33 tahun, selepas penanda-tanganan kontrak pertandingan eksibisi dengan Muhammad Ali, Desember lalu. "Jika hanya bertinju saya jelas akan kalah dari Ali. Tapi gulat pun mempunyai seni tersendiri. Dan dalam pertarungan antara tinju dan gulat nanti, saya yakin dapat mengalahkan Ali". Perang urat syaraf antara, dua jagoan berlainan kiblat berlanjut terus dan tak pernah reda. "Sesuatu yang buruk akan menimpa Inoki. Ia mungkin akan terbunuh oleh pukulan-pukulanku", ramal Ali. Dan "itu kemungkinan akan terjadi dalam 1 menit atau mungkin pada tempo 10 detik pertama". Sementara Antonio (Pelican) Inoki tak kurang menyiapkan sebuah tongkat penopang bagi calon lawannya. "Ini mungkin anda perlukan setelah pertarungan nanti", ejek Inoki pada Ali. Tapi apa- yang terjadi di Budokan Hall, Tokyo, Sabtu 26 Juni pagi ternyata tidak berakhir dengan keseraman yang digambarkan dalam perang urat syaraf sebelumnya. Dipimpin oleh wasit Gene lebell, juara judo Amerika Serikat, kedua kontestan ini hampir tak bergebrakan sama sekali. Karena begitu bel berbunyi, Inoki langsung menyapu Ali dengan kakinya. Dan tetap mempertahankan posisi gulatnya -- menelentang di kanvas sambil melancarkan serangan dengan kaki -- sepanjang ronde. Sementara Ali, 99 kg, memperlihatkan kelincahannya mengelakkan jangkauan kaki Inoki sambil berdansa. Dan tak lupa melontarkan ejekan untuk memancing kemarahan lawan. Agar Inoki mau melayani kemauannya: bertarung sambil berdansa. Tapi ajakan itu hampir tak dipenuhi oleh Inoki. Ia tetap mepertahankan caranya. Taktik yang dipakai Inoki, 100 1/2 kg, nyaris melibat Ali, memang. Ketika di ronde ke-5 sabetan kakinya sempat membuat Ali terduduk. Tapi dengan suatu gerakan yang cepat Ali berhasil melepaskan diri dari kesulitan sebelum lawan berkesempatan memiting tubuhnya. Juga pada ronde ke-6 dan ke-7 Ali kembali berkenalan dengan kanvas. Bahkan di ronde ke-6, ia sempat kecolongan oleh sikut Inoki. Kendati wasit memberi peringatan atas perbuatan Inoki tersebut. Akan Ali sempat pula melayangkan pukulan jab di muka Inoki di ronde ke-7, 10,13,14 dan 15 --masing-masing 1 kali untuk setiap ronde, tapi tak merepotkan lawan. Sementara balasan yang diberikan Inoki dengan tendangan kakinya sempat membuat bagian belakang tungkai Ali membengkak. Pitam Melihat kenyataan serangan yang dilancarkan Inoki mulai tak menguntungkan dirinya, Ali bergegas memprotes perbuatan itu pada wasit. Dengan dalih ujung sepatu Inoki dianggap dapat membahayakan dirinya karena ketajaman. Protes itu diterima. Sehingga sejak pertengahan ronde ke-8 itu, ujung sepatu Inoki terpaksa dibalut. Usaha menyerang lawan antara kedua belah fihak makin menemui puncak menjelang ronde-ronde terakhir. Pada ronde ke-13, Inoki sempat menerkam Ali yang bersandar di tambang. Tapi itu dengan cepat dilerai wasit -- sebab dalam pertandingan gulat pertarungan tidak boleh dilakukan di luar matras (di sini tambang dianggap sebagai batas). Meskipun wasit sudah menyuruh lepaskan, namun Inoki tampak enggan untuk membiarkan kesempatan yang diraihnya begitu saja. Dan kelakuan Inoki itu sempat membuat Ali naik pitam. Bahkan memprotes untuk turun dari ring. Barang Dagangan Pertarungan antara 2 seni bela diri yang berlainan ini yang disebut promotor sebagai pertarungan 'abad ini' -- kecuali dalam soal bayaran, barangkali Sebab dari pertandingan seri ini Ali mendapat 6 juta dolar AS, sementara Inoki memperoleh 4 juta dolar AS ternyata tak lebih dari 'dagelan' semata. Tapi mau menuntut apa lagi dari mereka bukankah baru pertama kali ini gulat dan tinju dipertandingkan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus