Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Borg & Navratilova Tetap Juara

Bjorn Borg, 23, asal Swedia, berhasil menjuarai turnamen Wimbledon 4 kali berturut-turut. Martina Navratilova, 22, pemain Cekoslowakia berhasil mengalahkan Ny. Christ Evert Lloyd. (or)

14 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAMBUTNYA pirang, gondrong menjejak bahu, dililit dengan pita yang mengingatkan orang pada kepala suku Indian. Kumis dan brewoknya juga tak dicukur rapi. Itulah, Bjorn Borg, 23 tahun, raja di lapangan tenis saat ini. Bagaimana tidak. Borg pekan lalu berhasil menjuarai turnamen akbar Wimbledon 4 kali berturut-turut. Wimbledon adalah kiblat bagi pemain tenis dunia. Saingannya dalam rekor adalah Willie Renshaw (1881-1886), Hugh Lawrie Docherty (1902-1906), dan Anthony Wilding (1910-1913). Tapi prestasi itu dicapai mereka berkat sistim challenge round -- juara bertahan hanya bermain di final. Sistim ini dihapus sejak 1922. Borg menempuh ronde penyisihan untuk mempertahankan kejuaraannya. Borg, asal Swedia, membuktikan dirinya sebagai raja tenis di depan 17.000 penonton, yang memadat stadion Wimbledon 4 Juli lalu. Di final, ia menundukkan Roscoe Tanner dari Amerika Serikat dalam marathon set, 6-7, 6-1 3-6, 6-3, dan 6-4. Pertandingan itu tercatat dalam sejarah tenis Wimbledon yang paling ketat dan menarik. Tanner, 27 tahun, sempat memimpin pertandingan 1-2. "Hanya berkat kemampuan berkonsentrasi dan ketenangan yang luar biasa, Borg bisa lolos dari titik kritis itu," komentar pengamat tenis. Tak aneh, ketika Tanner unggulan ke-5 Wimbledon, memukul bola ke luar garis di set terakhir, Borg berlutut di lapangan memperlihatkan rasa syukurnya. Mengenal tenis sejak berusia 5 tahun, Borg memang hebat di lapangan. Terutama dalam ketenangan menghadapi saat-saat genting, ia tak lepas dari pengaruh pelatih Lenhart Bergelin, dan terutama tunangannya, Mariana Simionescu. "Dialah (maksudnya, Mariana) van memberi Borg keseimbangan jiwa yang mutlak diperlukannya," tulis wartawan Philippe Labro dalam Paris Match. Kenyataan itu diakui Borg. Ketika wartawan menanyakan apa rahasia disiplin dirinya, ia menjawab dalam 1 kalimat "Mariana-lah yang mengawasiku." Mereka bertemu untuk pertama kalinya sewaktu mengikuti turnamen Wimbledon 1975. Dan keduanya saling jatuh cinta. Simionescu -- kini warga AS -- waktu itu adalah pemain tenis puteri nomor 2 di Rumania. Pasangan ini akan menikah Juli ini, sekalipun sejak tahun 1976 sudah hidup bersama. Kejuaraan Wimbledon 1979 tak hanya mengangkat harkat Borg, tapi juga lawannya, Tanner, yang melangkah ke final untuk kali pertama berkat serve yang menggeledek. Kecepatan bolanya tercatat 245 km per jam. Tanner diperhitungkan orang akan meraih mahkota Wimbledon tahun depan. Bagaimana dengan bekas juara Wimbledon, Jimmy Connors? Pemain terbaik nomor 2 pilihan Association des Tennismen Professionels (ATP) itu hanya mencapai semi final. Ia disisihkan oleh Borg. Ia sesungguhnya termasuk pemain yang diharapkan untuk menjuarai turnamen tahun ini. Apalagi setelah Borg menderita cedera di kakinya ketika menghadapi Hank Pfister di ronde pendahuluan. "Saya tidak akan memberikan komentar apa pun," kata Connors seusai pertandingan. Hari itu juga 5 Juli, ia Langsung bertolak ke AS. Tahun ini tak hanya Borg, Tanner, Connors, dan John McEnroe yang dinanti-nantikan penonton di Wimbledon. Juga Victor Pecci, bintang Paraguay. Pecci membuat kejutan ketika mengalahkan Connors dalam turnamen Les Internationaux de France de Roland-Garros, 2 minggu sebelumnya. Tapi Pecci ternyata tak berkutik di tangan Brad Drewett dari Australia. Mengapa? "Sejak awal karirnya, Pecci selalu diburu setan penggoda yang muncul di malam hari," komentar temannya. Ia memang terkenal sebagai seorang playboy. Ada Ibunya Di nomor puteri, Martina Navratilova, 22 tahun, masih tetap pula bertahan. Di final 6 Juli lalu, ia menundukkan Ny. Christ Evert-Lloyd, bekas juara Wimbledon yang 2 tahun lebih tua. Ini merupakan kemenangan ke-9 bagi Navratilova dari 34 pertandingannya dengan Evert. "Di Wimbledon, ia ternyata bermain lebih baik dari saya," komentar Evert. Dalam pertandingan pemanasan di Eastborne, Inggeris, Evert mengalahkan Navratilova. Navratilova -- pemain tenis Cekoslowakia, 4 tahun lalu meminta suaka politik di AS -- memang tampil dengan prima di final. Ia bermain seperti kesetanan, dan hanya membutuhkan waktu 1 jam menyingkirkan lawan. Keluar-biasaannya bukan tanpa alasan. Di antara penonton, terdapat Ny. Jana Navratilova, ibunya yang mendapat exit-permit khusus dari pemerintah Cekoslowakia untuk menonton permainan puterinya. "Kali ini, tekad saya untuk menang jauh lebih besar dari tahun lalu. Karena saya tidak ingin mengecewakan ibu yang jauh-jauh dengan susah payah datang menonton pertandingan ini. Navratilova juga mencatat kemenangan dalam partai ganda. Ia berpasangan dengan nyonya Billie Jean King. Seperti halnya Navratilova, bagi King kejuaraan tahun ini memberi arti tersendiri pula. Ia, 35 tahun, menjadi wanita pertama yang mampu merebut 20 gelar juara. Sebelumnya King memegang prestasi kembar (19 gelar) bersama Elizabeth 'Bunny' Ryan. Wanita tua ini, 88 tahun, telah meninggal mendadak setelah menyaksikan final Navratilova melawan Evert.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus