Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Bukan Berita Baik Dari Peking

RRC yang menolak masuk IBF, menjadi sponsor pembentukan WBF untuk menandingi IBF. Indonesia akan memperjuangkan dikeluarkannya taiwan dari IBF. Sudirman ke Peking untuk melihat sikap RRC. (or)

6 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KEUTUHAN dalam tubuh Federasi Bulutangkis Internasional (IBF) akhirnya tak dapat dipertahankan. Di Hongkong, 25 Pebruari lalu, RRC yang menolak untuk duduk berdampingan dengan Taiwan melahirkan organisasi tandingan sebagai jawaban terhadap berlarut-larutnya penyelesaian masalah "Dua Cina" di IBF. Wadah baru yang didirikan oleh 13 negara Asia-Afrika itu diberi nama Federasi Bulutangkis Dunia (WBF). Lahirnya organisasi tandingan yang tak disangka akan secepat itu tak kurang mengagetkan IBF. Mengingat dalam pertemuan IBF di Haarlem, Negeri Belanda dua pekan sebelumnya telah dicapai kesepakatan untuk mendepak Taiwan dari federasi. Hanya saja kata sepakat itu tidak dituangkan dalam bentuk final. Keputusan resminya baru akan dikeluarkan pada sidang tahunan IBF di Auckland, Selandia Baru pertengahan Mei ini. Tinggal Indonesia Dan Jepang Kesepakatan Haarlem itu ternyata tak mampu melunakkan sikap RRC terhadap IBF. Sekalipun sudah bisa dipastikan Taiwan tidak lagi bakal menduduki kursi Cina, namun RRC kelihatan tak cukup bergairah untuk menggantikannya. "Kami akan tetap dalam WBF," ujar Ketua Persatuan Bulutangkis RRC Chu Tse. "Soalnya, IBF itu sudah kuno." Sikap tersebut disampaikan Chu Tse kepada Ketua PBSI, drs. Sudirman yang melawat ke Peking dua minggu lampau dalam rangka memenuhi undangan tuan rumah dan sekaligus untuk menjajagi pendirian mereka terhadap IBF. "Meski demikian, kami memuji usaha tuan-tuan untuk mengeluarkan Taiwan dari IBF," lanjut Chu Tse. Alasan utama RRC untuk tetap bertahan dalam WBF, menurut Sudirman, dikarenakan mereka merupakan sponsor dari pembentukan wadah tandingan tersebut. Faktor lain yang diungkapkannya adalah mengalirnya dukungan terhadap WBF. Malaysia dan India yang semula belum menentukan sikap, kini secara resmi menyatakan bergabung dengan WBF. Dari negara-negara anggota Konfederasi Bulutangkis Asia (ABC) hanya tinggal Indonesia dan Jepang yang belum mengikuti jejak rekan seperkumpulan. Sekalipun konfederasi sudah enbloc mendukung WBF. "Meski kita tidak menjadi anggota WBF, namun kita tetap menjadi anggota ABC," kata Sudirman. Bertahannya Indonesia dalam IBF bisa difahami, memang. Mengingat Indonesia adalah pemegang supremasi bulutangkis putera maupun puteri yang dilambangkan dengan Piala Thomas dan Piala Uber -- kedua piala ini merupakan simbol turnamen IBF. Dalam pertemuannya dengan Chu Tse maupun dengan Menteri Orahraga RRC, Wang Mung memang faktor itulah yang dikemukakan Sudirman dalam menampik tawaran WBF. "RRC kelihatan mengerti akan posisi Indonesia yang tetap mempertahankan keanggotaan IBF. Sebaliknya kita juga faham mengapa RRC bertahan dengan WBF," ujar Sudirman. Teguhnya masing-masing fihak, baik pendukung IBF maupun penyokong WBF, dalam memilih wadah sudah barang tentu persatuan bakalan sulit akan dicapai. Sekalipun demikian, Sudirman masih optimis akan bernaungnya dunia bulutangkis di bawah satu payung. "Kenapa tidak mungkin. Asalkan IBF dan WBF tidak bersikap konfrontatif," kata Sudirman. Melihat RRC tak mungkin dibujuk lagi untuk masuk IBF, masih perlukah Taiwan dikeluarkan dari IBF? Bukankah RRC tak bakalan mengutak-atik lagi keanggotaan mereka? Tapi di mata Sudirman persoalannya tampak belum selesai. "Indonesia tetap akan memperjuangkan dikeluarkannya Taiwan dari keanggotaan IBF. Hal ini untuk membuktikan bahwa PBSI bersikap konsekwen mengenai masalah Taiwan," lanjut Sudirman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus