NASIB 5 pemain inti PSSI Harimau menggelinding seperti bola. Peruntungan mereka menggulir malang dl atas surat No. 346/Bond/46/IV-78 yang ditandatangani oleh Sekretaris Umum PSSI, Maulwi Saelan. Lantaran mereka masih memperkuat kesebelasan Indonesia Muda, klub di mana mereka bernaung, dalam kompetisi lanjutan melawan tim Maluku di stadion Menteng, Jakarta pada hari Minggu, 23 April lalu. Mereka dikenakan pemecatan sementara atas pelanggaran yang dilakukan. Kelima pemain tersebut adalah Junaidi Abdillah, Johannes Auri, Suaeb Rizal, Robby Binur, dan Wahyu Hidayat. "Keputusan ini diambil dengan sangat terpaksa demi kelancaran pelatnas dan kewibawaan organisasi," ujar Ketua Bidang Pembinaan PSSI, Aeub Zainal selesai rapat sehari setelah pelanggaran oleh 5 pemain tersebut terjadi. Hukuman terhadap kelima pemain klub IM tersebut, menurut Acub Zainal, dijatuhkan untuk mencegah agar tidak merembet pada pemain-pemain pelatnas lain. Bukan mustahil jika dispensasi diberikan pada satu klub, maka perkumpulan lain tentu akan menuntut hal yang sama. "Jadi kita ini mau apa?" lanjut Acub Zainal. Larangan untuk memperkuat klub atau bond bagi pemain PSSI Harimau berlaku sejak 13 April. Sementara klub IM masih memakai kelima pemain di atas pada kompetisi tanggal 15 April sewaktu melawan kesebelasan Mahasiswa, dan dalam pertandingan melawan tim Maluku, 2 hari sebelum surat pemecatan sementara dikeluarkan PSSI. Turunnya 5 pemain PSSI Harimau ini di arena kompetisi lanjutan Persija, menurut Junaidi Abdillah, dikarenakan mereka belum mendapat izin resmi dari tempat mereka bekerja untuk memasuki pelatnas. "Bisa-bisa nanti dipecat, kalau kami tidak bermain untuk klub," cerita Junaidi Abdillah. Kecuali Wahyu Hidayat, keempat pemain klub IM yang diskors PSSI adalah karyawan Aviation Service, Pertamina. Dan sebagai imbalan diterimanya bekerja di Pertamina, mereka harus bermain untuk klub IM dan Porkam Jaya. Bertolak dari alasan yang disampaihan Junaidi Abdillah itu, salahkah bila ia dan kawan-kawannya memperkuat klub mereka dalam 2 pertandingan lalu? Menurut Saelan, kesalahan bukan terletak pada kelima pemain tersebut. Tapi, "klubnya yang bertanggungjawab," ucap Saelan. Menanggapi masalah tanggungjawab itu, dalam pernyataan yang ditanda-tangani oleh drs. Abdullah Nurdin, Ketua Seksi Sepakbola IM Jakarta Pusat menyatakan pertimbangan mereka memasang kelima pemain nasional tersebut Pertama, kalender PSSI menetapkan jadwal kompetisi dari Januari sampai April. Kedua, Persija telah mengajukan permintaan dispensasi kepada PSSI agar pemain-pemain perkumpulan di pelatnas diizinkan bermain untuk klub mereka. Permintaan itu belum ditolak oleh PSSI. Ketika kepada Saelan diajukan pernyataan pengurus IM itu, ia tak menanggapi. "No comment," ujarnya. Di Persija, berita pemecatan sementara Junaidi Abdillah dkk tak kurang menimbulkan rasa prihatin. "Saya berpendapat para pemain tersebut tidak bersalah. Karena itu saya minta kesediaan PSSI untuk meneliti kembali skorsing yang telah dijatuhkan," komentar Ketua Persija, Urip Widodo. Dalam pada itu, Saelan menyatakan penelitian terhadap pelanggaran yang dilakukan kelima pemain itu sedang dilaksanakan. Tapi, ia tidak menjelaskan kapan persoalan itu akan selesai. Ia cuma mengatakan: "Dalam waktu singkat." Mau Pakai Siapa Adakah dalam waktu singkat kelima pemain yang dikatakan Saelan tidak bersalah itu akan kembali bergabung di pelatnas? Belum ada kata pasti. Saelan memilih untuk tidak membuka mulut ketimbang memberikan komentar atas pertanyaan itu. Tapi, harus diakui tanpa kehadiran kelima pemain inti tersebut, PSSI Harimau -- terutama di lini pertahanan -- timpang adanya. Bukankah untuk menjalin suatu kerjasama dalam tim tidak mudah? Apalagi, misalnya Johannes Auri, sampai saat ini masih merupakan back kiri yang sulit dicarikan penggantinya. Usaha mengisi kekosongan yang ditinggalkan 5 pemain itu memang dicoba PSS menutupinya dengan memanggil Harry Muryanto, Andi Lala, Taufik Saleh, dan Chairul San -- tiga nama pertama dari Persija, dan satu lagi dari PSMS, Medan. Tapi untuk melepas 3 pemain itu agak berat buat Persija yang sedang mempersiapkan tim ke turnamen Piala Surya di Surabaya, akhir Mei ini. "Persija mau main pakai siapa lagi? Apa saya harus turun juga," kata Urip Widodo sambil mengemukakan bahwa hampir semua pemain Persija berada di pelatnas. Dari kasus pemecatan sementara PSSI maupun penolakan Persija untuk mengirimkan pemain tambahan tampak betapa krisis pemain cukup menghantui tim nasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini