Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Apa Memang Sudah Semi ?

Delegasi R.I. akan ke spring canton fair, dipimpin ketua Kadin Suwoto Sukendar. Diharapkan dapat dibuka hubungan dagang langsung dengan RRC yang selama ini lewat pialang Taiwan, Hong Kong dan Singapura. (eb)

6 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MUSIM semi baru mulai di RRC. Udara masih dingin di Peking. Menurut Ketua PBSI Sudirman, yang baru kembali dari sana, masih sekitar 7øC (lihat Luar Negeri). Tapi di kota Canton, dua jam perjalanan dengan pesawat Ilyusin buatan Soviet, kini tengah berlangsung Spring Canton Fair. Para delegasi datang dari berbagai negeri, membuka pavilyun mereka di arena dagang yang diadakan dua kali setahun itu. Tak ketinggalan dari Asean, termasuk Malaysia dan Pilipina yang belum membuka hubungan diplomatik dengan RRC. Indonesia, sekalipun hubungan diplomatiknya masih belum cair dengan RRC sejak akhir 1965 itu, akan mengutus lagi suatu delegasi tak resmi ke Canton. Delegasi Kamar Dagang Indonesia (Kadin) ke Canton kali ini lebih besar dan lebih berbobot dari sebelumnya. Di bulan Nopember lalu, delegasi 5 orang dipimpin Wakil Ketua Kadin Pusat H. Nur Amin. Tapi yang menurut rencana akan berangkat ke Canton 4 Mei ini, selain dipimpin sendiri oleh Ketua Kadin Pusat Marsekal Suwoto Sukender, berjumlah 20 orang. Sama halnya dengan yang dulu, delegasi dagang itu kabarnya juga akan disertai beberapa pejabat dari Departemen Perdagangan. Salah seorang di antaranya adalah Nn. dr. Rosita Noor, dikenal sebagai eksportir minyak atsiri. Wanita pengusaha itu kini mengetuai bidang pembinaan pengusaha kecil di Kadin Pusat. Kepada TEMPO yang menemuinya, Rosita belum bersedia memberi keterangan. Tapi Suwoto Sukendar, dalam suatu interpiu dengan wartawan Yunus Kasim, merasa agak puas juga. "Kini sudah ada tanggapan positif dari RRC, dan itu baru diketahui setelah delegasi Kadin yang pertama kembali dari sana," katanya. Adapun yang dinilai positif oleh Ketua Kadin itu adalah kesediaan RRC untuk membuka hubungan dagang langsung dengan Indonesia. Hubungan Indonesia dengan RRC selama ini dilakukan lewat pihak ketiga, seperti Hongkong dan Sinapura. Kalau terjalin hubungan langsung, diperkirakan barang-barang RRC yang masuk di pasaran Indonesia bisa lebih murah 20-30%, tapi itu tergantung pada kemahiran bisnis. Barang dari RRC sejak lama merasuki pasaran di Indonesia, separoh daripadanya seperti pernah dikemukakan Kepala Bakin Letjen Yoga Sugama, masuk secara selundupan via Hongkong dan Singapura (TEMPO, 28 Januari). Yang Rugi Pupuk, karet dan kina oleh pihak Kadin disebut sebagai barang-barang yang ingin dibeli RRC, bila terjalin kontak langsung. Juga rotan dan minyak kelapa sawit. RRC selama ini mengimpor karet dari Malaysia, sedang pupuk dibeli dari Jepang, yang akhir-akhir ini makin senang mengimpor minyak mentah dari RRC. Tentu ada yang merasa rugi bila terjalin hubungan dagang langsung. Selain Taiwan, adalah Hongkong dan Singapura yang akan merasa berkurang peranannya sebagai pialang. Tapi menurut Suwoto Sukendar, kontak dagang langsung itu setidaknya akan lebih memungkinkan Indonesia mengontrol barang-barang RRC yang masuk kemari. Dengan demikian, katanya, industri dalam negeri tidak selalu akan merasa terancam gara-gara saingan barang RRC yang masuk secara tak resmi itu. Nur Amin memperkirakan barang-barang RRC yang membanjiri pasaran Indonesia --berbagai mesin, barang kelontong, tekstil, makanan kaleng, dan lain-lain -- meliputi nilai US$500 juta setahun. Akhir-akhir ini di Pasar Induk Cipinang, Jakarta sudah pula dikenal 'beras Hongkong'. Mengingat Hongkong itu tak punya sawah, kabarnya beras itu berasal dari RRC, yang masuk ke Indonesia via koloni Inggeris itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus