Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Tangan dingin pelatih Pullela Gopichand mengubah wajah bulu tangkis India hingga menjadi seangker saat ini.
Mulyo Handoyo menangani sektor tunggal putra India pada 2017-2018. Ia sukses membawa Srikanth Kidambi dan Sai Praneeth merengkuh gelar juara Super Series.
Flandy Limpele berhasil mengantarkan Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty memenangi gelar juara Thailand Terbuka 2019 dan runner-up Prancis Terbuka 2019.
SMES atlet bulu tangkis India, Satwiksairaj Rankireddy, menjadi yang terkencang di dunia menurut Guinness World Records dengan kecepatan 565 kilometer per jam. Rankireddy menciptakan rekor baru tersebut di Gelanggang Olahraga Yonex Tokyo Factory di Saitama, Jepang, pada 14 April lalu. Ajang penciptaan rekor ini diselenggarakan Yonex, produsen perlengkapan dan pakaian olahraga asal Jepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rekor Rankireddy, yang memakai raket Yonex Nanoflare 1000 Z, tak diakui Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) karena tidak didapatkan dalam turnamen resmi. Namun India masih menjadi negeri pemegang rekor smes terkencang yang belum lama ini diciptakan oleh Lakshya Sen dengan kecepatan 420 km per jam. Pebulu tangkis tunggal putra itu menciptakannya di final Kanada Terbuka pada 9 Juli lalu saat melawan pebulu tangkis Cina, Li Shi Feng.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pebulu tangkis tunggal putri India, Pusarla V. Sindhu, juga menjadi pemegang rekor smes terkencang dengan kecepatan 374 km per jam. Pukulan itu ia catatkan di Swiss Terbuka 2021. Adapun pemegang rekor smes terkencang versi Guinness dan Yonex adalah pebulu tangkis ganda putri Malaysia, Pearly Tan, dengan kecepatan 493 km per jam. Sementara itu, Rankireddy menumbangkan rekor lama yang dipegang pemain ganda putra Malaysia, Tan Boon Heong, dengan kecepatan 493 km per jam yang tercipta pada 2013.
Menurut Mulyo Handoyo, pelatih Indonesia yang baru direkrut Asosiasi Bulu Tangkis India (BAI) untuk menangani sektor tunggal pada awal Agustus lalu, atlet India memiliki modal kelebihan fisik untuk menjadi yang terbaik. "Orang India secara anatomi sudah bagus. Badannya rapi, tinggi. Untuk bulu tangkis itu sangat proporsional,” kata Mulyo, yang berjasa melatih Taufik Hidayat hingga meraih medali emas Olimpiade 2004. “Untuk teknik dasar, hampir sama dengan atlet seluruh dunia, mereka memiliki pukulan yang bagus."
Rankireddy misalnya, bertinggi badan 184 sentimeter. Atlet yang lahir di Amalapuram, 13 Agustus 2000, ini menduduki peringkat kedua dunia di sektor ganda putra berpasangan dengan Chirag Shetty. Ia mulai bermain bulu tangkis pada usia 6 tahun. Ketika berusia 14 tahun, Rankireddy mulai berfokus di sektor ganda. “Semua orang menyukai dan ingin bermain tunggal. Saya pikir India membutuhkan pemain ganda, jadi saya memutuskan bermain ganda," ujarnya seperti dikutip dari situs resmi BWF.
Pelatih bulu tangkis India, Pullela Gopichand, hakulyakin Rankireddy/Shetty bakal menggeser Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menduduki peringkat pertama dunia seusai Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023 di Kopenhagen, Denmark, 21-27 Agustus 2023. Keyakinan Gopichand tidak terlepas dari rentetan prestasi Rankireddy/Shetty yang telah menjuarai tiga turnamen musim ini, yakni Swiss Terbuka, Indonesia Terbuka, dan Korea Terbuka. “Mereka dalam performa yang luar biasa sehingga bisa mengalahkan pasangan mana pun,” tutur Gopichand dilansir dari Times of India.
Meski Gopichand optimistis dengan peluang Rankireddy/Shetty, atlet India belum bisa menorehkan prestasi tinggi di Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia. India hanya mengantongi 10 medali dalam 10 tahun keikutsertaan dalam kejuaraan ini. Dari 10 medali itu, hanya satu medali emas yang didapatkan Sindhu pada 2019. Ujian Sindhu di Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia 2023 pun terbilang berat. Dia berpotensi menghadapi mantan juara dunia Ratchanok Intanon dari Thailand dan An Se-young dari Korea Selatan yang tak pernah kalah dalam enam kali pertemuan.
Pebulu tangkis tunggal putri India Pusarla Venkata Sindhu saat berlaga pada Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta, 13 Juni 2023/TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Dominasi para pebulu tangkis India di tingkat internasional bermula ketika mereka menjadi juara Piala Thomas 2022. Keberhasilan itu tak terlepas dari tangan dingin Gopichand yang merebut gelar juara All England 2001. BAI menunjuk Gopichand sebagai pelatih tim bulu tangkis nasional pada 2006. Pada 2008, ia membuka Gopichand Badminton Academy di Hyderabad. Akademi ini telah melahirkan banyak pebulu tangkis top, di antaranya Sindhu, Saina Nehwal, Srikanth Kidambi, Sai Praneeth, Arundhati Pantawane, dan Arun Vishnu.
Di bawah asuhan Gopichand, wajah bulu tangkis India perlahan tapi pasti berubah hingga menjadi seangker saat ini. Bukan hanya performa atlet, popularitas bulu tangkis di Negeri Anak Benua itu juga terus meningkat. Untuk mempopulerkan bulu tangkis, Gopichand menggagas penyelenggaraan turnamen kelas dunia di India. Dia mewujudkan gagasan itu dengan merujuk pada inisiatif L.V. Subramanyam, Wakil Ketua Otoritas Olahraga Andhra Pradesh (SAAP), yang menggelar turnamen olahraga layaknya kawah candradimuka untuk melahirkan bintang-bintang kriket, bulu tangkis, dan lainnya.
Bulu tangkis kian populer setelah Nehwal dan Shindu sukses di tiga Olimpiade terakhir. Nehwal memenangi medali perunggu Olimpiade 2012, sementara Sindhu meraih medali perak Olimpiade Rio 2016 dan medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020. Sindhu juga orang India pertama yang menjuarai BWF World Championships. Selain menjadi pelatih kepala, Gopichand bekerja tanpa henti mencari sponsor turnamen. Dukungan luas sponsor membuat kompetisi makin kerap diadakan dan akhirnya bulu tangkis bertambah populer.
Dikutip dari Times of India, BAI terus menambah kekuatan dengan merekrut pelatih asing. Selain Mulyo, Ivan Sozonov dari Rusia digandeng sebagai pelatih ganda, ditambah Park Tae-sang asal Korea Selatan. Ini bukan pengalaman pertama Mulyo. Sebelumnya, ia menangani sektor tunggal putra pada 2017-2018. Saat itu Mulyo sukses membawa Kidambi meraih empat gelar juara Super Series dan menduduki posisi pertama peringkat BWF serta mengantarkan Praneeth merengkuh satu gelar juara Super Series. "Saya belum tanda tangan kontrak, tapi berkomitmen membantu India," ucapnya.
Menurut Mulyo, perlu ada peningkatan kedisiplinan dalam latihan dan kehidupan sehari-hari para pebulu tangkis India. Mulyo melihat atlet India sudah mencapai level tinggi, tapi belum konsisten dalam sisi prestasi. "Yang perlu ditingkatkan itu konsistensi prestasi. Karena belum berada di India, jadi saya belum tahun apa penyebab belum konsisten itu," tutur Mulyo melalui sambungan telepon, Senin, 20 Agustus lalu.
Pelatih Indonesia lain, Flandy Limpele, pernah menangani tim ganda putra India. Flandy melatih di India sejak medio Maret 2019 hingga 2020. Ia berjasa mengorbitkan pasangan Rankireddy/Shetty. Flandy berhasil mengantarkan Rankireddy/Shetty ke podium tertinggi di Thailand Terbuka 2019 dan menjadi runner-up Prancis Terbuka 2019 serta menduduki peringkat ke-10 dunia. "Saya pelatih kepala ganda, jadi saya melatih semua sektor ganda," kata Flandy dalam wawancara dengan Tempo pada 12 Januari lalu.
Menurut Flandy, yang kini menjadi pelatih tim nasional bulu tangkis Hong Kong, kelebihan utama pemain India adalah kemauan menjadi atlet dunia meski bulu tangkis bukan olahraga populer di sana. Flandy juga mengatakan dukungan pengurus federasi bulu tangkis yang mendatangkan pelatih terbaik serta mencari pemain untuk berlatih tanding bisa meningkatkan jam terbang atlet India. "Peran pelatih asing yang mumpuni dan tepat sangat berpengaruh karena untuk saat ini di sana pelatih lokal yang mumpuni belum banyak," tuturnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Bulu Tangkis India Kian Angker"