SEUSAI mempertahankan gelarnya lawan Ken Norton di Yankee
Stadium, New York tanggal 28 September 1976, Mohammad Ali, 36
tahun, kembali mengulangi pernyataan pengunduran dirinya. Ia
mengutarakan niat itu atas dalih keagamaan yang dianutnya. Tapi
pengikut Muslim Hitam yang sudah mengeduk 45 juta dolar AS (1
dolar AS nilai tukarnya sekitar 420 rupiah) dari arena tinju
prof selama 16 tahun karirnya, ternyata masih belum juga
menggantungkan sarung tangannya. Senin 16 Mei malam lalu, ia
masih beraksi di gelanggang tinju Landover, Maryland melayani
penantang asal Spanyol, Alfredo Evangelista, 22 tahun, dalam 15
ronde pertarungan memperebutkan gelar. "Saya terpaksa bertarung
lagi, karena keuanganku mulai merosot", kata Ali sesudah
menanda-tangani kontrak lawan Evangelista.
Kekayaan Ali memang mulai menciut. Sejak ia diperintahkan oleh
pengadilan negeri Amerika Serikat untuk membayar tunai 1.750.000
poundsterling (I poundsterling kira-kira sama de ngan 760
rupiah) dan nafkah lahir selama 5 tahun -- tidak disebutkan
berapa jumlahnya - pada bekas isterinya, Belinda. Di samping
harus merelakan pula sebuah rumah mewah yang pernah mereka
diami, sebuah apartemen, sebuah Rolls Royce, dan sebuah
Cadillac. "Adalah bodoh bila saya melepaskan bayaran sebesar 2,7
juta dolar AS untul suatu pertarungan lawan Evangelista lanjut
Ali yang kini menikahi bekas pacarnya, Veronica Porsche.
Di ring, Ali memang tampak mengejar uang ketimbang memperkokoh
prestasinya. Ia sama sekali tidak mengeluarlan segala
ketrampilannya untuk mengakhiri perlawanan Evangelista dalam
tempo pendek. Tapi membiarkannya mempertahankan diri sampai
ronde penghabisan. "Ali lebih banyak mempertunjukan permainan
sirkus daripada bertinju secara serius", komentar wartawan
Reuter Bert Allen sehabis pertandingan.
Peluang bagi Ali untuk main sirkus dengan Evangelista yang
menerima bayaran 85.000 dolar AS memang terbuka. Sebab
Evangelista masih merupakan muka asing dalam deretan penantang
gelar juara tinju dunia. Ia baru 17 kali naik ring profesional
dan 1 kali mengalami kekalahan. Sementara Ali mencatat 54 kali
kemenangan dari 56 pertandingannya - ia hanya kalah atas Joe
Frazier dan Norton.
Meski Evangelista, 95 ,03 kg, merupakan orang Spanyol kedua yang
menanta-lg pemegang mahkota tinju kelas bel at (petinju pertama
adalah Paulin Muscudun lawan Primo Canera di tahun 1933 dan
kalah angka) tapi ia belum berhasil menyamai ketrampilan
pendahulunya. Hampir sepanjang ronde ia menjadi bulan-bulanan
pukulan Ali, 100,36 kg. Ia hanya sempat mengumpulkan angka pada
ronde ketujuh, sembilan, dan sebelas. Itu pun lantaran Ali
tampak dengan sengaja membuka pertahanannya. Dua ronde (empas
dan dua belas) tercatat seri. Selebihnya untuk kemenangan Ali.
Untuk pertandingan yang tak imbang ini wasit Cecchini serta
kedua hakim tinju, Ray Klingmeyer dan Terry Moore memberikan
angka lebih buat Ali - masing-masing 71-65, 7-64, dan 72-64'
"Evangelista adalah seorang petinju yang baik", hibur Ali untuk
kekalahan kedua, lawannya "Jika saya tidak berlatih serius,
bukan tidak mungkin saya akan kehilangan mahkota di tangannya".
Ali memang masih dapat mempertahankan gelarnya. Tapi bukan
berarti mahkota yang tengah dipakainya tidak terancam berpindah
tangan. Orang yang bakal merebutnya adalah Ken Norton yang baru
saja menyingkirkan harapan Duane Bobick, dua pekan lalu.
Sekalipun Ali menyatakan bahwa ia akan melayani tantangan Norton
asalkan bayarannya cocok, tapi kekuatiran akan kehilangan gelar
bukan tak menghantui dirinya. Dengan gaya diplomatis ia
menambahkan, sebelum menghadapi dirinya, ia meminta Norton
bertarung dulu dengan penantang lain, Jimmy Young. Sementara ia
sendiri kelihatan tengah mencari lawan-lawan enteng untuk
mengeruk uang guna menutupi ketekorannya akibat perceraiannya
dengan Belinda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini