Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bahaya bagi iglas

Permintaan kemas gelas meningkat. pt kangar consolidated industries memperluas pabriknya di cakung. di surabaya, pn iglas yang bergerak di bidang industri sejenis tak merasa disaingi.

28 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KETIKA dimulai empat tahun lalu, pabriknya masih berkapasitas 50 ton, dan sebanyak itu pula produksinya setiap hari. Ternyata permintaan akan produknya menin&kat terus. Maka PT Kangar Consolidated Industries, walaupun beruntung, tidak membagi dividen, melainkan ia tanam kembali labanya, supaya kapasitas pabriknya meningkat ke 90 ton per hari. Usaha perluasan baru saja selesai. Di Cakung, jalan raya Bekasi, kini pun pabriknya non-stop bekerja 24 jam menghasilkan berbagai macam gelas minum, botol dan kemas gelas lainnya. Satu-satunya saingan berat baginya di Indonesia adalah PN Iglas, Surabaya. Masih ada sejumlah industri sejenis lainnya, tapi tidak berukuran besar. PN Iglas sendiri yang mempunyai dua tungku pembakar (furnace) adalah 50% lebih besar dibanding PT Kangar, dan juga memproduksi non-stop 24 jam. Di pihak PN Iglas, pemasarannya pun cukup terjamin, tanpa kuatir disaingi. Kelihatan bahwa industri kemas gelas di negeri ini masih belum ramai, sedang permintaan pasar cenderung meningkat. Kebetulan kini publik makin menyukai minuman botol. Bukan hanya minuman ringan yang memakai essence impor seperti Coca Cola, melainkan juga sudah beredar teh-botol. "Siapa tahu, sebentar lagi akan ada pula pembotolan air kelapamuda",katadirektur komersiil S. Tim Postneck dari PT Kangar kepada TEMPO. Kebutuhan akan kemas gelas dirasakan berbarengan dengan bertambahnya industri makanan. Umpamanya saus tomat, selai aam), sari buah -- semua itu sudah dibotolkan di sini. Menurut dirut PT Kangar Louis W.A. Dingjan, "sambel dalam botol" akan digemari konsumen, terutama jika kemas gelasnya dibikin indah. PT Kangar adalah usaha-patungan dengan modal pertama $ 3 juta. Di antaranya 15% dari Bob Hasan dkk (Indonesia), sedang Australian Consolidated Industries Ltd. memegang saham mayoritas. Sesudah 4 tahun, kini kekayaannya (asset) mencapai sekitar $ 7 juta. Meskipun barusan saja diperluas, kelompok modal Australia yang raksasa itu besar kemungkinan akan menambah lagi investasinya, membangun pabril gelas baru di Medan. Jika ini terjadi, bis merupakan bahaya bagi PN Iglas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus