Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Koni Unjuk Gigi. Bardosono Mundur ? Koni Unjuk Gigi. Bardosono Mundur ?

Buku hijau Bardosono yang selama ini menjadi pedoman kerja PSSI dinilai gagal. koni pusat mengajukan usul: adakan kongres luar biasa dan Bardosono harus mundur sebagai ketua umum PSSI.

28 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK tahan melihat kondisi olahraga prestasi di tanah air, Kamis 12 Mei siang, Urip Widodo dan Solihin GP, masing-masing Ketua Persija dan Persib muncul di Kanseleri KONI Pusat, menemui Ketua Harian Suprayogi di kamarnya. "Bukan apa-apa", ujar Urip Widodo kepada Herry Komar dari TEMPO,"hanya memperbincangkan keresahan dunia sepakbola kita akhir-akhir ini". Sementara Solihin menambahkan: "Kami telah membicarakan impasse (kemandekan) PSSI dewasa ini". Pembicaraan itu, di luar dugaan membawa ekor yang menarik. Karena pada hari Senin tanggal 16 Mei, pers nyaris tidak memuat pernyataan Sekjen KONI Pusat, M.F. Siregar, yang menilai prestasi beberapa induk-organisasi olahraga. Dalam pernyataan yang dikutip Kompas, ternyata Siregar mengingatkan peran dan wewenang KONI Pusat yang makin besar dalam mencampuri kehidupan induk-organisasi yang menjadi anggota KONI. Sempat juga ia menyebut kegagalan PBSI di Kejuaraan Dunia Malmoe, PTMSI di Birmingham dan keresahan di kalangan PSSI. Tapi dari tiga induk-organisasi itu ternyata PSSI mendapat sorotan Siregar paling tajam. Karena dia secara psinsipiil menyinggung kebijaksanaan 'Buku Hijau' Bardosono yang selama ini menjadi pedoman kerja pimpinan PSSI. "Bardosono harus sadar jika Buku Hijau sebagai konsep telah gagal dan harus ditinjau lagi..." Berdasarkan vonis itu nampaknya Suprayogi tak mau menyia-nyiakan waktu untuk maju selangkah. Pada hari Jumat tanggal 20 Mei - tepatnya pada Hari Kebangkitan Nasional - Suprayogi memakai momentum ini wltuk menyatakan sikap KONI Pusat terhadap PSSI. Dalam satu keterangan pers, ia mengajukan dua alternatif kepada PSSI. Pertama, adakan kongres luar biasa, dan kedua, Ketua Umum PSSI diminta mengundurkan diri. Suprayogi sendiri selaku Ketua Harian KONI Pusat memilih alternatif kedua. Keterangan pers tersebut ditutup dengan anjuran supaya segenap eselon PSSI membuktikan kedewasaan di dalam mengambil keputusan. Ini penting untuk mencegah supaya penyelesaian tidak berlarut-larut. Pada hari yang bersejarah itu nampaknya polarisasi di eselon puncak memperlihatkan bentuknya. R. Sumantri Ketua III PSSI, yang membidangi administrasi anggaran, program, dan remtar (remaja-taruna) menulis surat rminta berhenti kepada Ketua Umurm Bardosono. Ia mengikuti langkah Dono Indarto, Ketua I PSSI Bidang Organisasi yang menangani Litbang PSSI. Tapi agak lain dari alasan pengunduran diri Don Indarto, Sumantri lewat jurubicara Gelora Senayan, Zainal Syamsuddin, mengatakan bahwa permintaan berhenti Ketua III PSSI itu karena "Sumantri tidak tahan beban moril yang diakibatkan oleh gagalnya tim junior PSSI ke Teheran. Kedua, rencana perbaikan bidang yang dibawahi Sumantri sampai sekarang tak pernah dilaksanakan". Kini pimpinan tertinggi PSSI tinggal Mandataris Bardosono Ketua II Bidang Kompetisi dan Pertandingan, Muhono, dan Sekjen, Yumarsono. Pada wartawan TEMPO Eddy Herwanto, Yumarsono membuka kartu: "Mungkin kalau tidak menghadapi Anni Cup mendatang, saya akan mundur juga". Kemudian Yumrsono yang belakangan ini sakit-sakitan saja melukiskan pertentangan yang semakin tajam antara Ketua Umum dan beberapa pengurus PSSI lainnya. Yum juga menyinggung krisis keuangan "yang sudah lebih suram dari zaman Kosasih dulu". Ia kemudian melemparkan dari kepalanya yang ubanan pelbagai utang yang harus dibayar: tiket pesawat, hotel dan lain-lain yang semuanya kirakira meliputi Rp 90 juta. Apakah Bardosono akan turun panggung dengan gebrakan KONI ini? Bardosono sendiri baru akan tiba kembali di Indonesia pada nggal 26 Mei dari Perancis. Melihat pengalaman lalu, Ketua Umum ini tidak akan menyerah begitu saja, meskipun krisis yang melanda kepemimpinan PSSI kini sudah sampai pada puncaknya. Tapi jika memang "usaha penurunan sang Ketua sudan diatur semua kalangan yang bersangkutan dan berkuasa", seperti kata Siregar pada TEMPO, agaknya masalah berikutnya adalah siapakah yang akan mengisi jabatan Ketua Umum PSSI sendiri. Pihak luar jangan terlalu mencampuri", tambahnya. Dengan pernyataan itu Siregar sekaligus membantah isyu-isyu yang mengatakan bahwa salah seorang pimpinan KONI Pusat yang sekarang akan menjadi Pejabat Ketua Umum PSSI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus