TAK tahan melihat kondisi olahraga prestasi di tanah air, Kamis
12 Mei siang, Urip Widodo dan Solihin GP, masing-masing Ketua
Persija dan Persib muncul di Kanseleri KONI Pusat, menemui Ketua
Harian Suprayogi di kamarnya. "Bukan apa-apa", ujar Urip Widodo
kepada Herry Komar dari TEMPO,"hanya memperbincangkan keresahan
dunia sepakbola kita akhir-akhir ini". Sementara Solihin
menambahkan: "Kami telah membicarakan impasse (kemandekan) PSSI
dewasa ini".
Pembicaraan itu, di luar dugaan membawa ekor yang menarik.
Karena pada hari Senin tanggal 16 Mei, pers nyaris tidak memuat
pernyataan Sekjen KONI Pusat, M.F. Siregar, yang menilai
prestasi beberapa induk-organisasi olahraga. Dalam pernyataan
yang dikutip Kompas, ternyata Siregar mengingatkan peran dan
wewenang KONI Pusat yang makin besar dalam mencampuri kehidupan
induk-organisasi yang menjadi anggota KONI. Sempat juga ia
menyebut kegagalan PBSI di Kejuaraan Dunia Malmoe, PTMSI di
Birmingham dan keresahan di kalangan PSSI.
Tapi dari tiga induk-organisasi itu ternyata PSSI mendapat
sorotan Siregar paling tajam. Karena dia secara psinsipiil
menyinggung kebijaksanaan 'Buku Hijau' Bardosono yang selama ini
menjadi pedoman kerja pimpinan PSSI. "Bardosono harus sadar jika
Buku Hijau sebagai konsep telah gagal dan harus ditinjau lagi..."
Berdasarkan vonis itu nampaknya Suprayogi tak mau menyia-nyiakan
waktu untuk maju selangkah. Pada hari Jumat tanggal 20 Mei -
tepatnya pada Hari Kebangkitan Nasional - Suprayogi memakai
momentum ini wltuk menyatakan sikap KONI Pusat terhadap PSSI.
Dalam satu keterangan pers, ia mengajukan dua alternatif kepada
PSSI. Pertama, adakan kongres luar biasa, dan kedua, Ketua Umum
PSSI diminta mengundurkan diri. Suprayogi sendiri selaku Ketua
Harian KONI Pusat memilih alternatif kedua. Keterangan pers
tersebut ditutup dengan anjuran supaya segenap eselon PSSI
membuktikan kedewasaan di dalam mengambil keputusan. Ini penting
untuk mencegah supaya penyelesaian tidak berlarut-larut.
Pada hari yang bersejarah itu nampaknya polarisasi di eselon
puncak memperlihatkan bentuknya. R. Sumantri Ketua III PSSI,
yang membidangi administrasi anggaran, program, dan remtar
(remaja-taruna) menulis surat rminta berhenti kepada Ketua Umurm
Bardosono. Ia mengikuti langkah Dono Indarto, Ketua I PSSI
Bidang Organisasi yang menangani Litbang PSSI. Tapi agak lain
dari alasan pengunduran diri Don Indarto, Sumantri lewat
jurubicara Gelora Senayan, Zainal Syamsuddin, mengatakan bahwa
permintaan berhenti Ketua III PSSI itu karena "Sumantri tidak
tahan beban moril yang diakibatkan oleh gagalnya tim junior PSSI
ke Teheran. Kedua, rencana perbaikan bidang yang dibawahi
Sumantri sampai sekarang tak pernah dilaksanakan".
Kini pimpinan tertinggi PSSI tinggal Mandataris Bardosono Ketua
II Bidang Kompetisi dan Pertandingan, Muhono, dan Sekjen,
Yumarsono. Pada wartawan TEMPO Eddy Herwanto, Yumarsono membuka
kartu: "Mungkin kalau tidak menghadapi Anni Cup mendatang, saya
akan mundur juga". Kemudian Yumrsono yang belakangan ini
sakit-sakitan saja melukiskan pertentangan yang semakin tajam
antara Ketua Umum dan beberapa pengurus PSSI lainnya. Yum juga
menyinggung krisis keuangan "yang sudah lebih suram dari zaman
Kosasih dulu". Ia kemudian melemparkan dari kepalanya yang
ubanan pelbagai utang yang harus dibayar: tiket pesawat, hotel
dan lain-lain yang semuanya kirakira meliputi Rp 90 juta.
Apakah Bardosono akan turun panggung dengan gebrakan KONI ini?
Bardosono sendiri baru akan tiba kembali di Indonesia pada nggal
26 Mei dari Perancis. Melihat pengalaman lalu, Ketua Umum ini
tidak akan menyerah begitu saja, meskipun krisis yang melanda
kepemimpinan PSSI kini sudah sampai pada puncaknya. Tapi jika
memang "usaha penurunan sang Ketua sudan diatur semua kalangan
yang bersangkutan dan berkuasa", seperti kata Siregar pada
TEMPO, agaknya masalah berikutnya adalah siapakah yang akan
mengisi jabatan Ketua Umum PSSI sendiri. Pihak luar jangan
terlalu mencampuri", tambahnya. Dengan pernyataan itu Siregar
sekaligus membantah isyu-isyu yang mengatakan bahwa salah
seorang pimpinan KONI Pusat yang sekarang akan menjadi Pejabat
Ketua Umum PSSI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini