Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hati Thierry Hen-ry- terbelah dua men-jelang final Liga Champions di Paris, Kamis mendatang ini. Arsenal, klub tempat ia menjadi kapten, merupakan rumah nyaman yang sudah membayarnya 10,5 juta poundsterling atau Rp 168 miliar ketika ia pindah dari Juventus pada tahun 1999.
Arsenal tak percuma membayar se-tinggi itu. Striker asal Prancis ini men-cetak hat-trick dalam pertandingan terakhir di Liga Inggris, dua pekan lalu. Aksinya di lapangan hijau membuat timnya unggul 4-2 atas Wigan Athletic. Kemenangan itu membuat Arsenal me-nempati posisi keempat klasemen dan me-mantapkan langkah mereka untuk kem-bali bersaing di Liga Champions mu-sim depan.
Belahan hati Henry yang lain adalah Barcelona, klub yang harus ditantang- Arsenal di final Champions nanti. Klub asal Spanyol ini dalam beberapa bulan terakhir ramai dikabarkan akan membeli Henry. Kabar itu secara tak langsung jelas akan mempengaruhi persiapan Arsenal. Dikhawatirkan, desas-desus itu akan menggerogoti kekompakan tim.
Pelatih Arsenal, Arsene Wenger, menyadarinya. Bolak-balik ia sudah membantah rencana kepindahan Henry ke Barcelona. ”Jangan lupa, Thierry ter-ikat kontrak sampai tahun 2007,” katanya. Namun, kepada majalah France Football pekan lalu, ia mengaku tak bisa mengakhiri gosip tersebut.
Memang tak mudah bagi Wenger menampik kabar yang diembuskan berbagai media massa itu. El Barca, juga Real Madrid, sudah terang-terangan menyatakan tertarik membeli Henry. ”Kami akan melakukan apa pun untuk- mendapatkan Henry,” kata Presiden Barcelona, Joan Laporta.
Laporta yakin penyerang asal Prancis itu tertarik bergabung dengan klubnya. Apalagi jika dalam final nanti tim dari wilayah Catalan, Spanyol, tersebut mengalahkan The Gunners. ”Tim kami difavoritkan menjadi juara,” ujarnya.
Sejauh ini Henry sendiri masih bungkam. Ia tak memberi komentar apa pun terkait kabar burung yang makin merebak itu. Tapi, yang menarik, baru-baru ini pemain berusia 28 tahun itu membeli rumah di Barcelona. Apakah ini sebuah pertanda?
Kendati di Arsenal Henry terikat kontrak sampai 2007, ia bisa memutuskan untuk tidak memperpanjang kesepakat-an itu. Apalagi El Barca pasti akan mem-bayarnya lebih mahal, kendati belum ada tawaran yang dilayangkan sampai sekarang.
Tampaknya, Barcelona ingin membeli ”gigi taring” untuk menambah tajam barisan depannya. Soalnya, selain me-lirik Henry, El Barca juga mengincar Frank Lampard dari Chelsea. Lampard belum menjawab tawaran untuk bergabung di Nou Camp—kandang Bar-ce-lona. Ia bahkan pernah mengatakan akan setia bersama Chelsea. Namun, perlu dicatat, istri Lampard berasal dari Catalan dan keluarga-nya adalah pendukung berat Barcelona.
Lampard dan Henry jelas pemain yang diidam-idamkan setiap klub. Kehadiran pemain bintang sa-ngat berpengaruh- bagi prestasi klub. Dan, ten-tu- saja, bagi pundi-pundi klub.
Sebagai gambar-an, bolehlah menengok ”keberuntungan” yang dibawa David Beckham ke Real Madrid. Saat Beckham hengkang dari Manchester United ke Santiago Barnabeu, Real Madrid langsung merasakan dampak positif.
Dalam waktu seminggu setelah Beckham bergabung, 93 ribu kaus Real Madrid bernomor punggung 23—nomor punggung Beckham—terjual di seluruh dunia. Penjualan barang-barang komersial Los Galacticos pun melesat dari 45,8 juta poundsterling menjadi 83,7 juta poundsterling alias Rp 1,3 triliun. Pendapatan itu 60 persennya diperoleh dari pernak-pernik yang terjual di luar Spanyol, termasuk kostum bernomor punggung 23 tadi.
Belajar dari pengalaman itu, wajar bila Arsenal sangat berat melepas Henry. Musim ini—terhitung sampai masuk final Liga Champions—The Gunners mendapat pemasukan 52,7 juta poundsterling alias Rp 843,2 miliar. Jumlah itu berasal dari hadiah dan hak siaran televisi. Nilai ini mengungguli pendapatan Chelsea (47,5 juta poundsterling), Liverpool (43,2 juta poundsterling), dan Manchester United (39,9 juta poundsterling) dari sumber yang sama.
Hampir separuh penghasilan Arsenal- tadi diperoleh dari Liga Champions. Jika The Gunners berhasil menundukkan El Barca di final nanti, pundi-pundi mereka akan semakin gendut dengan tambahan 2 juta poundsterling.
Tak cuma bersaing adu gocek di lapangan hijau, Arsenal dan Barcelona juga berlomba dalam soal menangguk uang. Maret lalu konsultan keuangan De-loitte, Touche & Tohmatsu menge-luarkan daftar kekayaan klub-klub Eropa- untuk musim kompetisi 2004-2005.
Di sana terlihat bahwa Arsenal me-nempati posisi kesepuluh klub terkaya dengan pendapatan 115,7 juta poundsterling alias Rp 1,85 triliun. Barcelona ada di peringkat keenam dengan pendapatan 140,4 juta poundsterling alias Rp 2,25 triliun. Jumlah itu didasarkan atas penjualan tiket, hak siaran televisi, penjualan cenderamata, dan kerja sama dengan sponsor.
Peringkat pertama klub terkaya ditempati Real Madrid dengan penghasil-an 186,2 juta poundsterling. Los Galac-ticos menggeser Manchester United, yang pendapatannya turun dari tahun lalu 171 juta poundsterling menjadi 166,4 juta poundsterling.
Henk Potts, analis keuangan bank investasi Barclays, mengatakan Liga Champions telah menjadi tambang emas klub sepak bola modern. Maka, sangat- penting bagi klub-klub terkemuka untuk- berlaga di perhelatan ini. ”Bukan sekadar pemasukan dari hak siar televisi dan hadiah saja, tetapi Piala Liga Champions menjadi bagian penting untuk membentuk profil klub,” katanya.
Dengan terjun di Liga Champions, citra klub menjadi terangkat. Dampaknya, sponsor akan berdatangan dan klub bisa memperoleh tambahan pemasukan dari penjualan merchandise alias cen-deramata.
Sebagian cenderamata yang diminati- penggemar Arsenal, misalnya, sangat berkaitan dengan Thierry Henry. Barcelona juga menikmati pemasukan besar berkat kehadiran pemain-pemain bintangnya, terutama Ronaldinho.
Akhir April lalu, manajemen El Barca meneken kontrak satu tahun dengan- Lenovo. Produsen komputer terbesar- -ketiga di dunia asal Cina itu akan menggunakan gambar Ronaldinho untuk mempromosikan produknya. ”Ronal-din-ho merupakan salah satu pemain sepak bola terbaik di dunia. Kami melihatnya sebagai perwakilan sempurna Lenovo,” kata Chen Shaopeng, General Manager Lenovo di Cina.
Tahun ini Ronaldinho menyodok menjadi pesepak bola berpendapatan terbesar di dunia. Pemain berambut keriting itu menuai pendapatan 23 juta euro alias Rp 253 miliar dari gaji, bonus, sponsor, dan penghasilan lain. Ia menyalip David Beckham, yang penghasilannya turun dari tahun lalu 25 juta euro menjadi 18 juta euro.
Kiat lain menangguk keuntungan adalah memaksimalkan pemasukan dari- karcis pertandingan. Itu sebabnya- Arsenal membangun stadion baru bekerja sama dengan maskapai penerbangan Emirates.
Stadion berkapasitas 60 ribu penonton itu akan menggantikan stadion lama Highbury, yang menjadi markas Arsenal sejak 1913 dan kondisi-nya sudah tak layak karena cuma punya tempat duduk 38.500 kursi. Namun Barcelona kelihatannya puas dengan Stadion Nou Camp, yang punya kapasitas 120 ribu kursi.
Penambahan jumlah kursi di stadion juga dilakukan sejumlah klub lain, terutama- di Inggris. Manchester Uni-ted telah menambah 8.000-an kursi di sudut-sudut Stadion Old Trafford sehingga menembus kapasitas 70 ribu penonton. Liverpool juga berencana membikin sta-dion- baru. Sedangkan Chel-sea sempat ngotot ingin- menyewa Wembley, stadion kenamaan Inggris yang berkapasitas 80 ribu penonton.
Jika stadion baru Arsenal kelak selalu penuh, penghasilan klub bengkak, mo-dal untuk menahan Henry pun kian kuat.
ND, Suseno (berbagai sumber)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo