SIAPA yang paling ditakuti petenis wanita? Kalau pertanyaan ini diajukan kepada Serena Williams, jawabannya niscaya bukan lawannya di lapangan. Bukan pula para fotografer yang suka menguntit ke mana pun dia pergi. Yang merepotkan bagi gadis berkulit hitam ini justru penggilanya.
Dalam turnamen Amerika Serikat Terbuka yang berakhir Minggu lalu, Serena menyimpan pengalaman buruk. Petenis nomor satu dunia ini sempat dibuntuti seorang mahasiswa Jerman. Si penggila nekat menerobos pagar Tennis Center, tempat Serena berlatih. Akhirnya dia ditahan polisi, lalu dibawa ke pengadilan New York.
Rupanya sudah lama Albrecht Stromeyer, mahasiswa itu, tergila-gila kepada Serena. Dia kian mabuk kepayang setelah merasa bahwa petenis pujaannya juga menyukainya. Gara-garanya, Serena sempat mengobral pandangan ke penonton pada seri Tennis Masters di Roma, Mei lalu. Tanpa disadari, tatapannya bertumbukan dengan sorot mata Stromeyer. Kontan saja si penggila kegirangan. "Dia melihat ke arahku, dan aku tahu dia mencintaiku," kata lelaki 34 tahun itu yakin.
Sebulan kemudian, pemuda berkepala plontos itu mengejar Serena saat bertanding di Grand Slam Wimbledon. Dengan sepedanya si mahasiswa menerobos masuk kompleks Wimbledon, tempat gadis 20 tahun itu berlatih. Akibat ulahnya ini, Stromeyer diberi hukuman tidak boleh mendekati area Wimbledon selama 13 bulan atau hingga berakhirnya grand slam tahun depan. Selain itu, pengadilan menjatuhkan denda sekitar Rp 4 juta.
Hanya, Richard Williams, ayah Serena, tidak puas. "Denda itu terlalu rendah untuk membuatnya kapok," katanya. Saking jengkelnya, dia mengancam akan membunuh Stromeyer jika terjadi sesuatu pada anak gadisnya. "Tidak masalah kalau seorang Williams mati untuk menyelamatkan Williams yang lain," ujarnya.
Sang ayah pantas kesal. Sebelum "insiden Wimbledon", Stromeyer telah menguntit Serena saat berlaga di Belgia, Italia, Jerman, dan Prancis. Bahkan di Belgia, Februari lalu, dia menyewa kamar yang berseberangan dengan tempat menginap Serena. Dia berupaya bertemu dengan petenis ini, tapi gagal.
Aksi yang lebih nekat dilakukan si plontos dalam turnamen di Arizona, Amerika Serikat. Tinggal sehotel dengan Serena, dia tak puas cuma mengirim bingkisan. Stromeyer juga ngotot minta bertemu dengan Serena. Ketika petugas hotel mencegahnya, Stromeyer langsung melepas pakaiannya hingga telanjang. Polisi kemudian menangkapnya dengan tuduhan melanggar kesusilaan.
Erich Stromeyer, ayah si penggila, mengaku sudah berkali-kali meminta anaknya menyerah pada obsesinya. Dia juga berusaha meyakinkannya bahwa Serena tidak tertarik kepadanya. Tapi sang anak tak peduli. "Anak saya memang punya masalah mental," kata pensiunan bankir ini.
Jika dibiarkan, ulah Stromeyer memang bisa berbahaya, bukan cuma bagi Serena, tapi juga bagi lawan-lawan petenis ini. Sembilan tahun lalu, Monica Seles telah mengalami pedihnya ditikam leher belakangnya oleh Gunter Parche, seorang penggila dari Jerman. Tukang bubut itu bukan penggila Seles, melainkan pemuja petenis senegaranya, Steffi Graf. Karena tergila-gila kepada petenis ini, dia nekat mencederai Seles, yang saat itu menjadi rival utama Graf. Upaya ini berhasil. Setelah Seles beristirahat selama dua tahun gara-gara cederanya, peringkat Graf bisa melampaui Seles. Nasib Parche? Dalam pengadilan, dia dinyatakan bebas karena dianggap sinting.
Sejak kasus Seles, pengamanan terhadap petenis wanita diperketat. April lalu, polisi Florida, Amerika Serikat, berhasil menangkap Dubravko Rajcevic karena menguntit Martina Hingis. Pria kelahiran Kroasia ini mengabaikan larangan polisi agar menjauhi petenis asal Swiss itu saat berlangsung turnamen Key Biscayne. Akhirnya, dalam sidang pengadilan Florida, arsitek kelautan ini dihukum dua tahun penjara.
Stromeyer lebih beruntung. Jumat lalu, pengadilan New York cuma menghukumnya dengan larangan mendekati keluarga Serena Williams dalam radius 1 kilometer dalam setiap turnamen. Terdakwa menerima putusan ini. Dia pun setuju dirawat psikiater di rumahnya di Frankfurt, Jerman.
Vonis itu membuat Serena, yang sempat terganggu, sedikit tenang. "Saya berupaya tidak terpengaruh hal semacam itu," ujarnya. Ikhtiarnya berhasil. Buktinya, dia masih bisa menunjukkan prestasi yang berkilap.
Agung Rulianto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini