Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ini Dia Tim Abrakadabra

Akhirnya Ronaldo bergabung dengan Real Madrid. Apa yang kaucari, Madrid?

8 September 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIMSALABIM, abrakadabra! Bila Real Madrid punya mau, pastilah kesampaian. Setelah melalui lika-liku nan seru selama berminggu-minggu, Sabtu dua pekan silam akhirnya si tonggos Ronaldo bisa mereka ambil dari Inter Milan. Pemain asal Brasil ini dan juga klubnya patuh saja karena Madrid memiliki "tongkat ajaib". Tongkat ajaib itu adalah duit. Buat memikat Ronaldo, mereka mengeluarkan uang sekitar Rp 540 miliar untuk masa kontrak selama empat tahun. Tumpukan duit pula yang dulu membuat Luis Figo, Zinedine Zidane, dan Raul Gonzales takluk. Ditambah pengeluaran untuk Ronaldo, Real Madrid telah menghabiskan US$ 330 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun untuk memburu sebelas pemainnya yang masuk tim inti. Bersanding dengan para pemain jagoan, Ronaldo amat kegirangan. Selain memuji kehebatan permainan Madrid selama ini, tak lupa dia menyanjung Florentino Perez, presiden klub ini. Dia menyebut Perez sebagai orang yang supergenius. "Aku juga berterima kasih kepadanya. Karena dialah aku berada di sini," katanya. Ronaldo alias Ronnie menjanjikan permainan cantik dan sekeranjang gol sebagai balas budi. "Pokoknya, aku akan berusaha melakukan apa saja seperti apa yang mereka harapkan dariku," katanya. Bak orang lagi jatuh cinta, Florentino Perez menanggapinya juga dengan kata-kata indah. "Aku ingin berterima kasih kepada Ronnie atas semua pengorbanan yang telah dilakukannya untuk bergabung dengan kami," katanya sembari mesem. Pengorbanan si tonggos memang luar biasa. Kepindahannya disertai caci-maki dan kekecewaan penggemar dan pejabat Inter Milan. Selama dua musim Ronaldo masih tetap digaji klub ini meski sekali pun ia tidak bisa bermain gara-gara cedera lututnya. Setelah pemuda 25 tahun ini sembuh, eh, malah kabur. "Sungguh tak tahu diri," kata mereka. Tak cuma dicaci, Ronaldo mesti rela kehilangan setumpuk duit dari Nike, yang mengontraknya. Soalnya, Real Madrid terikat kontrak dengan sponsor lain, Adidas. Namun Ronnie tetap percaya diri. Berbekal penampilannya yang gemilang saat membela Brasil di Piala Dunia lalu, diperkirakan dia bakal sukses di klub barunya. Lagi pula, "Di Spanyol dia akan menemukan atmosfer yang lebih baik. Sepak bola di sana tidak sekeras di Italia," tulis sebuah media di Milan. Longgarnya sepak bola Spanyol membuat klub-klub di sana bisa bermain indah. Permainan yang cantik tetap muncul apabila mereka bertemu dengan klub dari negeri yang juga mengandalkan permainan indah. Inilah yang tersaji saat Real Madrid melibas Feyenoord, 3-1, dalam pertandingan Piala Super Eropa di Monaco, Kamis dua pekan silam. Luis Figo dan kawan-kawan mampu mengalirkan bola dengan cepat dan akurat sambil mengobrak-abrik pertahanan lawan. Mereka bermain bagaikan menari diiringi irama flamenco. Dengan bergabungnya Ronaldo, "tarian" itu diharapkan lebih indah sekaligus tajam. Dengan bertabur bintang, Florentino Perez, sang presiden, sangat berharap timnya bakal merengkuh kejayaan yang pernah dicapainya pada 1950-an. Saat itu, Madrid merupakan tim pertama Eropa yang menggunakan pemain impor, seperti Alfredo Di Stefano, Paco Gento, Raymond Kopa, Ferenc Puskas, dan Jose Santamaria. Hasilnya? Klub ini menguasai jagat sepak bola Piala Champions selama lima kali berturut-turut sejak 1955. Kejayaan Real Madrid baru surut setelah dikalahkah Benfica dari Portugal pada 1961. Mungkinkah kegemilangan itu berulang? Kuncinya ada pada Ronaldo sendiri. Pemain terbaik dunia 1996 ini sudah pernah berkiprah di Spanyol. Selama satu musim dia bermain buat Barcelona. Di sana, penampilannya tidak terlalu mengesankan. Itu pula yang menyebabkan Barcelona akhirnya menjualnya ke Inter. Selain itu, Ronnie masih dibekap cedera dengkul yang kerap bikin masalah. Gelagatnya sudah ketahuan. Dalam latihan pertama pekan silam, cedera lututnya kembali kambuh. Yang juga tak kalah penting adalah suasana klub Real Madrid. Sejak kedatangan Ronaldo, suasana di Tim Impian itu justru kurang nyaman. Ini ketahuan saat Ronnie dijamu makan malam pekan silam. Salah satu direktur klub ini, Jorge Valdano, ternyata absen dalam acara itu. Menurut bisik-bisik yang terdengar di Bernabeu, direktur asal Argentina itu tidak begitu setuju dengan kedatangan Ronnie. Isyarat itu sebenarnya sudah muncul saat Perez meminta pendapat kepada 12 koleganya menjelang deal dengan Inter Milan. Saat itu, tanpa banyak omong, Valdano malah keluar ruangan meninggalkan pertemuan penting itu. Sebagian pemain pun merasa kurang srek. Raul dan Fernando Hierro termasuk yang tak suka dengan keputusan Perez. Soalnya, kedatangan Ronnie bakal membuat karibnya, Fernando Morientes, tergusur dari barisan penyerang. Jadi, bisa saja Ronaldo akan bernasib seperti Didi, pemain Brasil yang pernah bergabung dengan Madrid. Bintang ini akhirnya disingkirkan dari tim karena kurang disukai dan dianggap terlalu lamban. Sejatinya, dengan formasi sekarang, tanpa Ronaldo, permainan Madrid sudah yahud. Gelar juara Liga Champions musim lalu adalah buktinya. Walhasil, klub ini sebenarnya tak terlalu membutuhkan Ronaldo. Kecuali bila mereka ingin mengejar popularitas sambil menjala duit dari sponsor dan penjualan hak siar. Irfan Budiman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus