HERMAN Suradireja, 31 tahun, pernah dihadapkan pada persoalan
pilih keluarga atau catur? Ia ternyata memilih yang terakhir,
dan berpisah dengan isteri dan kedua putera tunggalnya. Maret
lalu ia bercerai, ketika baru saja menyandang gelar
International Grand Master Result (IGMR) dari turnamen catur di
Primosko, Yugoslavia. Baginya, ketika itu, setapak lagi untuk
meraih gelar Grand Master (GM).
Apa yang diidam-idamkannya akhirnya memang terkabul juga.
Setelah meraih predikat IGMR kedua di Plovdiv, Bulgaria, ia
ditahbiskan menjadi GM oleh Federation Internationale des Echecs
(FIDE) dalam sidangnya di Buenos Aires, Argentina baru-baru ini.
Dialah GM pertama dari Indonesia, dan ketiga di Asia -- 2
lainnya adalah Eugene Torre dan Rosendo Balinas dari Pilipina.
Prestasi Indonesia dari Buenos Aires bukan cuma itu. Regu yang
terdiri dari 4 pemain inti - Arie Wotulo, Herman Suradireja,
Arovah Bachtiar dan Ardiansyah, serta 2 pemain cadangan, Jacobus
Sampouw dan Benny Killeng, berhasil mengangkat Persatuan Catur
Seluruh Indonesia (Percasis). Dari urutan ke-3 dalam Olympiade
Catur Dunia di Nice Perancis tahun 1974, Indonesia memasuki
posisi ke-26 di Buenos Aires yang diikuti 65 negara. Turnamen
1978 itu dimenangkan regu Hongaria, yang menggeser supremasi
Uni Soviet selama hampir seperempat abad.
Di luar arena Olympiade Catur Dunia, sidang FIDE kali ini tak
kurang seru. Federasi Catur Swiss, misalnya, menuntut agar
partai ke-32 dari dwi-lomba Korchnoi-Karpov di Baguio, Pilipina,
dibatalkan. Alasan mereka, partai yang dimenangkan Karpov itu,
sekaligus mengantar dirinya memperpanjang gelar sebagai juara
dunia, tidak sah. Sebab fihak panitia penyelenggara Kejuaraan
Catur Dunia di Baguio tidak melarang Dr. Zoukhar, ahli psikologi
Uni Soviet untuk berada di barisan muka penonton. Dalam
kesepakatan mereka terdahulu, Dr. Zoukhar tidak diizinkan duduk
di barisan depan. Ia dianggap mengganggu konsentrasi Korchnoi.
Tuntutan Federasi Catur Swiss ini ditolak Komisi Eksekutif
FIDE. Alasan FIDE, tuntuta itu terlalu dicari-cari.
WO Buat Karpov
Yang juga mengecam FIDE adala Svetozar Glicoric, 55 tahun,
tokoh catur dari Yugoslavia. Ia menuduh bahwa DE di bawah
pimpinan Dr. Max Euwe telah melakukan banyak kesalahan. tidak
memperinci tuduhannya. Tapi antara lain disebutnya kegagalan
FID: memenuhi keinginan Bobby Fischer, bekas juara dunia dari
Amerika Serikat dalam mempertahankan gelar melawan Karpov, 6
tahun lalu. Waktu itu, Fisch menuntut agar dwi-lomba dimainkan
di dalam partai yang tak terbatas, seperti akhirnya diterapkan
dalam pertandingan Korchnoi-Karpov yang lalu. Karena
tuntutannya tidak dipenuhi, Fische memberikan kemenangan WO buat
Karpov.
Glicoric, seorang calon Presiden FIDE, mengatakan bahwa jika ia
terpilih kesalahan yang diperbuat pimpinan lama tak lagi akan
diulangi. Ia bahkan merencanakan untuk mempertemukan Fischer dan
Karpov kembali di gelanggang pertandingan. Disebut-sebutnya lagi
nama Fischer yang sudah 6 tahun tidak aktif, bermacam-macam
prasangka muncul. Di antaranya ada yang mengatakan bahwa Fischer
bermaksud untuk mencari uang dari turnamen. Dalam dwi-lomba di
Baguio, hadiah yang diterima Karpov sebagai juara adalah
$35.000.
Niat Glicoric itu tampak tidak akan kesampaian. Entahlah, kalau
Presiden FIDE yang baru terpilih, Frederik Olafsson dari
Islandia mau merealisirnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini