Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Datang lagi si leher beton

Mike tyson memukul ko henry tillman pada ronde pertama dalam pertandingan non-gelar di caesars palace, las vegas. tyson hanya membutuhkan waktu 2 menit 47 detik. langkah awal untuk merebut juara dunia.

23 Juni 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SI "leher beton" Mike Tyson bangkit lagi. Sebuah pukulan hook kanannya, dengan tenaga penuh disertai dorongan badan yang maksimal, membentur kening Henry Tillman. Petinju ini langsung terjengkang. Tubuhnya menyangkut ke tali ring, lalu melorot dan tergeletak di kanvas. Begitu kerasnya pukulan Tyson, 24 tahun, hingga membuat karet pelindung gigi Tillman langsung keluar dari "sarangnya". Wasit Richard Steele menghitung. Sampai habis hitungan kesepuluh, Tillman belum sanggup bangun. Tyson pun dengan simpatik mendatangi lawannya yang sudah tak berdaya itu. Dalam pertarungan non-gelar yang dipromotori Don King di Caesars Palace, Las Vegas, Amerika Serikat, Sabtu malam (Ahad pagi WIB), Tyson hanya membutuh waktu 2 menit 47 detik dari 10 ronde yang direncanakan. Bukti betapa masih perkasanya petinju ini. Agaknya, setelah Tyson kalah KO di ronde kesepuluh dari James "Buster" Douglas bulan Februari lalu di Tokyo, Jepang, ia tak jatuh selamanya."Pada awalnya kekalahan itu memang menyakitkan. Tapi kemudian saya sadar bahwa seorang petinju bisa mengambil manfaat atas kekalahannya," kata Tyson. Dan Tyson betul-betul mengambil manfaat dari kekalahannya yang dahulu itu. Untuk penampilan perdana sejak KO itu, ia naik ring dengan lebih garang. Begitu bel ronde pertama berdentang, Tyson bagaikan banteng mengamuk langsung merangsek maju, sambil melontarkan pukulan-pukulan liarnya ke arah Tillman. Modal utamanya, speed and power, diandalkan betul. Ketika naik ring, berat badannya juga ideal, 102,5 kg. Tak seperti ketika dia lawan Douglas dulu. Ketika itu Tyson mempunyai berat 112,4 kg dan seperti meremehkan lawan. Tillman, dengan kelebihan jangkauan dan tinggi badan serta modal kelincahan kakinya, mampu menghindar dari sergapan Tyson pada awal-awalnya. Sekali-sekali Tillman juga melontarkan jab-nya ke muka Tyson. Namun, bekas juara dunia kelas berat itu tak menghiraukan pukulan Tillman. Tyson tetap merangsek maju. Ia bahkan tak peduli ketika sebuah pukulan straight kiri lawan menghunjam di mukanya. Ia tetap menyerbu dan ini membuat Tillman kewalahan sehingga tak mampu mengembangkan permainan. Usaha Tyson akhirnya membuahkan hasil, ketika hook kanannya mendarat telak di kening Tillman. Tillman, yang tak masuk dalam daftar urutan peringkat penantang di kelas berat, sebenarnya bukan petinju "ayam sayur". Ketika masih di amatir, petinju yang berusia 29 tahun itu pernah maraih medali emas di olimpiade Los Angeles, 1984. Malah Tillman pernah dua kali mengalahkan Tyson di arena amatir. Tapi kalau dilihat prestasinya, Tillman memang bukan tandingan Tyson. Dari 21 kali bertarung, Tillman lima kali menderita kekalahan. Juara olimpiade itu kabarnya bukan pilihan utama promotor Don King untuk diadu dengan "anak emas-"nya, Tyson. Sebenarnya, Don King lebih senang Tyson bisa ketemu Renaldo Snipes, yang pernah memukul KO Larry Holmes, bekas juara dunia tinju kelas berat. Tapi Snipes menolak bayaran 450 ribu dolar AS. Akhirnya, pilihan jatuh pada Tillman, yang mau dibayar sebesar itu. Akan halnya Tyson, ia memperoleh bayaran dua juta dolar AS atau sekitar Rp 3,5 milyar. Kini dia mengantungi 38 kali kemenangan, di antaranya 34 kali dengan KO dan hanya sekali kalah. "Saya masih petinju yang terbesar di dunia. Saya tidak akan pernah dikalahkan," sesumbar ayah seorang anak itu. September mendatang Tyson dijadwalkan akan kembali naik ring melawan Alex Stewart dari Jamaika. Stewart kini menduduki peringkat ke-6 WBC, ke-4 WBA, dan ke-8 IBF. Dan inilah langkah awal Tyson untuk kembali merebut sabuk juara dunia yang saat ini digenggam James Douglas. Gatot Triyanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus