AKSI poster melanda Kota Roma, Italia. Isinya, protes kaum buruh Italia yang menuntut agar pemerintah memperbaiki upah mereka, terutama yang berkaitan dengan persiapan Piala Dunia. Diingatkannya tentang adanya korban meninggal 27 orang, sekitar 700 orang cedera, selama persiapan Piala Dunia 1990 itu. Sementara itu, di beberapa kota, polisi sibuk mendata suporter Rumania yang berniat mencari suaka politik di Italia (lihat Luar Negeri). Akan halnya di Cagliari, petugas keamanan ektra ketat mengawasi suporter Inggris yang dikenal suka bikin rusuh. Ketika berlangsung pertandingan Inggris melawan Belanda, Sabtu pekan lalu, sekitar stadion dikepung polisi yang dilengkapi gas air mata. Suporter Inggris digiring memasuki stadion dengan pengawasan sangat ketat. Namun, di atas lapangan rumput, pertarungan seperti tak terpengaruh suasana di luar stadion. Italia, Jerman Barat, Brasil, Belgia, Spanyol, Ceko-Slovakia, serta tim kuda hitam dari Afrika, Kamerun, memastikan maju ke babak kedua. Sembilan tempat lagi masih diperebutkan oleh 16 negara. Soviet pasti tersisih walau menang 4-0 atas Kamerun. Grup B, satu-satunya grup yang sudah menyelesaikan pertandingan Senin malam (Selasa dini hari WIB) kemarin, juaranya adalah Kamerun walau tim ini "kalah memalukan" dari Soviet. Rumania, yang bermain imbang 1-1 dengan Argentina di Napoli, menjadi juara II, sedangkan Argentina juara III. Kedua kesebelasan ini punya nilai sama: 3. Juga selisih gol yang sama. Namun, produktivitas gol Rumania (memasukkan 4, kemasukan 2) lebih tinggi dibandingkan dengan Argentina (memasukkan 3, kemasukan 1). Dengan demikian, nasib Argentina sangat tergantung juara III grup-grup lainnya. Karena dan enam grup, ada dua juara III yang harus tersingkir, yakni yang nilainya paling kecil atau dilihat dari selisih gol. Kecuali Kamerun, tim-tim yang sudah pasti lolos masih perlu berjuang untuk juara grup agar bisa memilih lawan terlemah di babak kedua. Italia, misalnya, harus memenangkan pertandingan melawan Ceko-Slovakia, Selasa malam ini, jika ingin juara grup A dan tetap bermain di Roma. Hasil seri membuat mereka menempati runner up grup dan akan bermain di Bari menghadapi runner up grup C. Cederanya ujung tombak Andrea Carnevale dan Gianluca Vialli membuat pelatih Azeglio Vicini sedikit pusing. "Saya yakin Italia bisa memenangkan pertarungan meskipun tanpa Carnevale dan Vialli. Karena kami masih memiliki Schillaci dan Roberto Baggio," kata Vicini. Bagaimana dengan Brasil? Pele, bekas pemain nasional Brasil, yang kini menjadi komentator TV, mengkritik penampilan pemain asuhan Sebastiao Lazaroni ini. "Pola permainan Brasil terlalu bertahan, kurang menitikberatkan pada serangan. Ujung tombaknya, Careca dan Muller, kurang padu," kritik Pele. Lazaroni sendiri sempat marah mendengar kritik itu. "Pele sebaiknya diam saja dan silakan bermain lagi jika mau," jawab Lazaroni. Jerman Barat mulai dijagokan di pasar taruhan, bahkan mengalahkan tuan rumah Italia. Tim ini paling produktif. Dari dua pertandingan, mereka menciptakan 9 gol dan hanya kemasukan 2 gol. "Penampilan pemain sesuai dengan yang saya inginkan. Kami selalu menekan sejak awal sehingga lawan membuat kesalahan sendiri," Franz Beckenbauer menegaskan. Sayangnya, dalam pertandingan terakhir grup D melawan Kolombia, Selasa ini, Jerman Barat kehilangan pemain belakang andalannya, Andreas Brehme, karena mendapat dua kali kartu kuning. Yang unik di grup F. Nasib keempat tim -- Belanda, Inggris, Irlandia, dan Mesir ditentukan dalam pertandingan terakhir, Kamis pekan ini. Semua peserta mempunyai nilai sama, masing-masing bermain dua kali dan semuanya berakhir seri. Dengan begitu, setiap tim harus berusaha menang untuk lolos ke babak kedua. Dan peringkatnya ditentukan oleh selisih gol. Akan loloskah Mesir? Mungkin kejutan itu bisa terjadi walau berat karena lawannya adalah Inggris. Jika saja Mesir lolos ke babak kedua, maka nama Afrika semakin banyak lagi disebut-sebut. Sebenarnya, bukan kali ini saja wakil Afrika membuat kejutan. Dalam Piala Dunia 1982 di Spanyol, Kamerun tak pernah kalah, tapi tak juga menang. Ia tersingkir karena selisih gol (lihat Singa Liar dari Afrika). Bahkan waktu itu, wakil Afrika lainnya, Aljazair, mampu mengalahkan tim favorit Jerman Barat. Empat tahun kemudian di Meksiko, Maroko membuat kejutan maju ke babak kedua setelah bermain imbang 0-0 melawan Inggris dan Polandia serta kalah 1-3 dari Portugal. Sayangnya, di perdelapan final, Maroko dikalahkan Jerman Barat dengan 1-0. Melihat keberhasilan itu, apakah mungkin ada tambahan wakil dari Benua Afrika di Piala Dunia yang akan datang? "Kemungkinan itu selalu terbuka asal mereka bisa meyakinkan badan Komite Eksekutif dengan prestasi yang lebih baik pada putaran final kali ini," ucap Guido Tognoni, juru bicara Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) sewaktu ditemui TEMPO di ruang kerjanya. Menurut Tognoni, Komite Eksekutif berwenang melakukan perubahan terhadap jatah setiap benua dalam putaran final Piala Dunia. Sidang mereka biasanya dilakukan setiap bulan Desember. Komite Eksekutif mempunyai anggota 21 orang, dipimpin langsung oleh Presiden FIFA Joao Havelange. Di samping prestasi, ujar Tognoni, ada syarat lain, yakni kesungguhan untuk mengikuti babak penyisihan Pra-Piala Dunia. Federasi Sepak Bola Afrika harus meningkatkan minat mereka untuk mengikuti babak penyisihan itu. Sekarang ini, dari 48 anggota Federasi Sepak Bola Afrika, hanya sekitar 25 anggota yang berrninat mengikuti babak penyisihan. Rudy Novrianto (Roma)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini