Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Dicari: Pemain Tinggi

Atas inisiatif litbang PBVSI, lewat iklan dicari putra dan putri berusia 15 th yang berminat jadi pemain bola volley. Usaha ini merupakan proyek percontohan pola pembinaan seperti Kor-sel. (or)

31 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Dicari: Pemain Tinggi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DUA dasawarsa lalu Indonesia masih disegani di gelanggang bola volley Asia. Dalam Asian Games 1962, misalnya tim Indonesia menduduki urutan ke-4. Kini tim Indonesia, menurut Drs. Hindarto dari bidang penelitian dan pengembangan bola volley, jauh ketinggalan. Apa sebabnya? Pemain Indonesia kalah tinggi, tidak kekar, dibanding lawan. Tinggi badan merupakan faktor penunjang mutlak dalam permainan bola volley. "Permainan bisa berimbang kalau tinggi badan lawan dan kita sama," kata Ketua Pembinaan PBVSI Tjuk Sugiarto. Tinggi rata-rata pemain nasional kini: 185 cm untuk putra dan 165 cm untuk putri. Itu pun terbatas. Angka rata-rata ini masih kurang 8 cm jika dibandingkan dengan pemain Jepang. Tim Jepang memegang medali perak Kejuaraan DuniaBola Volley 1980. Maka Hindarto membuka "bursa" pemain. Lewat iklan, ia mencari putra dan putri, berusia 15 tahun, yang berminat jadi pemain bola volley. Tinggi badan yang dikehendakinya untuk putra 175 cm dan untuk putri 165 cm. Mereka ini--dibutuhkan sekitar 60 orang--akan dibina secara khusus di Jakarta dan ditangani langsung oleh pelatih nasional. Peminat yang memenuhi panggilan Litbang PBVSI ternyata banyak. Tak sampai dua pekan, menurut Hindarto, sudah lebih 300 calon, putra-dan putri yang mendafur. "Saya sampai kewalahan," katanya. Tjuk Sugiarto berpendapat persyaratan Litbang itu terlalu rendah. Seharusnya tinggi badan untuk putra itu mulai 185 cm dan buat putri 170 cm, katanya. Walau iklan mencari pemain itu dilansir oleh Ketua Litbang Hindarto, Pengurus Besar (PB) PBVSI--induk organisasi bola volley nasional--ternyata tidak tahu-menahu. Tjuk Sugiarto mengatakan ia menghargai bila usaha ini digunakan untuk mendirikan klub. Hindarto menyebut usaha ini suatu proyek percontohan--pola pembinaan yang ingin ditirunya dari Korea Selatan -- untuk wilayah Jakarta saja. Penanggungjawabnya Hindarto sendiri. Sedang tim pembinanya dipimpin oleh pelatih nasional Jopie Hehanusa. Jangka waktu programnya empat tahun. "Pemain tak bisa langsung dikarbit," kau Hindarto. "Perlu waktu lama untuk membina."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus