Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Faktor X Ny. Gondowijoyo

Persiapan petenis putri untuk Asian Games VIII, 1978 di Bangkok diasuh oleh Ny. Gondowijoyo dan pelatih dari Australia, Connors. (or)

14 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"PELUANG dalam tenis tidak bisa ditentukan. Faktor X-nya banyak." Kalimat itu disampaikan oleh pelatih tim puteri, nyonya Mien Gondowijoyo seusai pertandingan final sirkuit tenis Jawa antara dua asuhannya, nyonya Yolanda Sumarno melawan nyonya Lita Sugiarto di stadion tenis Senayan, Jakarta sore Minggu, 8 Oktober. "Permainan adakalanya bisa diselesaikan dengan cepat, tapi adakalanya berlarutlarut sampai 3 jam." Pertarungan yang dimenangkan oleh nyonya Sumarno dengan angka 5 -- 7, 6 -- 1, dan 6 -- 4 merupakan salah satu contoh aktuil dari pengaruh faktor X yang disebutkan nyonya Gondowijoyo di atas. Sebab secara teknis, antara kedua pemain terpaut tipis. Hanya saja dalam angka-angka penentuan, nyonya Sumarno tampak lebih tenang ketimbang lawan. "Begitu juga dalam Asian Games VIII di Bangkok, nanti," tambah nyonya Gondowijoyo. "Ketrampilan seorang pemain tenis tidak hanya ditentukan oleh masalah tenis semata." Meski faktor X termasuk dalam perhitungan nyonya Gondowijoyo, ia tidak menyebut prosentase pengaruh unsur tersebut. Namun menghadapi Asian Games VHI kehadiran pelatih Brian Connors, 28 tahun, dari Australia untuk mempermatang ketrampilan teknis pemain asuhannya tampak sangat diharapkannya. "Untuk mencapai hasil yang lebih baik, maka persiapannya pun harus lebih baik pula," alasan nyonya Gondowijoyo. Dalam Asian Games VII di Teheran, tahun 1974 tim puteri Indonesia meraih 1 medali emas dan 1 medali perunggu partai perorangan, masing-masing atas nama nyonya Sugiarto dan nyonya Lany Kaligis. Waktu itu tim putera Indonesia tidak ikut serta. "Maunya saya di Bangkok nanti, ya lebih baiklah dari Teheran," ujar nyonya Gondowijoyo. Sekalipun nyonya Gondowijoyo akan mempersiapkan anak asuhannya bersama Connors, tapi ia tak kurang diliputi keresahan melihat permainan tim wanita Korea Selatan, Jepang dan RRC. Sebab secara teknis, mereka tampak lebih matang. Juga dalam soal stamina maupun semangat bertanding. Yang menggembirakan hatinya adalah dalam Kejuaraan Tenis Terbuka di Hongkong, Mei lalu nyonya Sugiarto sempat mengalahkan juara tenis puteri RRC (nyonya Gondowijoyo lupa akan nama pemain RRC tersebut). Tim tenis puteri Indonesia, sekalipun belum diumumkan secara resmi oleh PELTI, akan terdiri dari nyonya Sumarno, nyonya Sugiarto, nyonya Elfia Tarik, dan Ayi Sutarno. Di bagian putera, prestasi yang bisa dijadikan ukuran adalah SEA Games IX. Bersama tim puteri mereka menambah 6 medali emas untuk kontingen Indonesia. Tapi dari rangkaian pertandingan sirkuit Jawa kemarin kekuatiran bukan tak ada. Sekalipun turnamen yang diselenggarakan di 3 kota, Surabaya, Semarang, dan Jakarta secara keseluruhan keunggulan tetap diperlihatkan oleh Yustejo Tarik, Atet Wiyono, Gondowijoyo, dan Hadiman, namun Gondowijoyo sempat dipecundangi 2 kali oleh pemain tamu dari Pilipina, Romeo Rafon di perempat final -- masing-masing di Semarang dan Jakarta. Tapi di Asian Games VIII hadangan mungkin tidak akan datang tim Pilipina semata. Yang lebih berbahaya adalah regu Jepang, India (kalau datang dengan tim yang diperkuat oleh bintang pro Amriraj) dan Iran. Sementara RRC pun tak bisa dianggap enteng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus