Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Galatama, Dan Gala-gala Lain

Sidang paripurna PSSI 6-8 okt'78 menghasilkan penataan kembali pengurus PSSI & melahirkan Galatama, Galakarya, Galanita & Galasiswa. Undang-undang pokok olah raga akan diperjuangkan lewat koni dan dpr. (or)

21 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIDANG Paripurna Pengurus (SPP) PSSI tanggal 6-8 Oktober yang lalu berlangsung tenang-tenang saja. Kebijaksanaan Ketua Umum Ali Sadikin dalam 1 tahun kepengurusan tak banyak mendapat tentangan. Malah di luar soal yang rutin, ke-27 Komda yang hadir turut mendukung Ali Sadikin dalam menangani beberapa masalah pokok. Penataan kembali badan pengurus PSSI berlangsung lancar. Hans Pandelaki menduduki kembali kursi Sekretaris Umum menggantikan Maulwi Saelan yang diberi tugas baru mengurusi bidang kompetisi dan pertandingan PSSI. Sementara Frans Hutasoit yang tadinya menjadi Ketua Bidang Kompetisi dan Pertandinga, kini beralih memikul tanggungjawab pembinaan Tim Nasional, menggantikan Acub Zainal yang telah mengundurkan diri. Di luar dugaan, Ali Sadikin yang semula ingin memegang langsung Bidang Pembinaan Tim Nasional sampai SEA Games tahun depan di Jakarta, kini menyerahkan jabatan itu kepada Hutasoit. Tindakan ini tak bisa lain kecuali untuk mengkoreksi diri atas "kegagalan" PSSI di lapangan hijau. Meskipun tak kurang pula sementara peninjau menduga bahwa perubahan ini merupakan langkah pertama untuk menarik Syarnubi Said menggabungkan diri dalam unit pembinaan Tim Nasional. Jadi persis seperti yang pernah disarankan Kosasih Purwanegara dalam sistim pengelolaan tunggal (TEMPO 7 Oktober 1978). Dalam soal suap, sidang memberi dukungan penuh pada Ketua Umum untuk memberantas sumber penyogokan secara tuntas. Untuk itu Ali Sadikin mengajak semua lapisan masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan lahirnya Undang-undang Pokok Olahraga lewat KONI dan DPR. Mengenai para pemain yang terkena suap diumumkan secara resmi berikut hukumannya. (lihat: Ronny Pasla Tak Di Sana Lagi). Hubungan Dengan Klub Hubungan PSSI dengan klub-klub di luar perserikatan mendapat porsi istimewa oleh SPP. Ketua Bidang Organisasi, Suparyo Poncowinoto, berhasil menggalang persetujuan hadirin untuk merintis lahirnya Galatama (profesional a la Indonesia), Galakarya (kegiatan sepakbola perusahaan/kantor) Galanita (sepakbola wanita), dan Galasiswa (sepakbola mahasiswa). Khusus mengenai Galatama, dasar hukumnya diangkat dari Anggaran Dasar PSSI Pasal 8 ayat a dan b. Artinya klub-klub seperti Jayakarta, Warna Agung, Pardedetex, Tunas Jaya, Arseto, BBSA, Improser, Propelat dan lain sebagainya, akan diperlakukan sebagai anggota penyokong yang boleh saja berbentuk perhimpunan, lembaga, badan, organisasi atau perorangan, yang secara sukarela ingin menyumbangkan secara moril maupun materiil untuk kebaikan PSSI. Dasar hukum Liga (Lembaga) Sepakbola Utamd ini tampaknya sangat dipaksakan. Namun pihak-pihak yang bersangkutan dapat memahami, bahwasanya jalan keluar dari kungkungan perserikatan (yang lahir pada zaman kolonial dulu) hanya dapat ditempuh dengan siasat tersebut. Lahirnya Galatama ini memberi landasan baru bagi pembinaan tim nasional. Dan juga udara segar bagi kehidupan klub-klub yang ingin terjun dalam bisnis sepakbola. Di samping PSSI dapat langsung berhubungan dan mengatur klub-klub tersebut tanpa "pungli" perserikatan, ia sekaligus dapat pula memanfaatkan kontribusi dalam bentuk materiil maupun pemain (yang "dititipkan" di klub-klub Galatama). Kebijaksanaan tersebut secara prinsip berarti mengakui hak pemain yang ingin menjadikan sepakbola sebagai profesinya. Dan strategis memberi jaminan hari depan, sehingga tidak terulang kembali peristiwa penyuapan Ronny dkk. Itulah harapan yang terkandung di lubuk hati penggemar sepakbola.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus