SEKALIPUN baru menginjak bulan ke-3 di kursi pucuk pimpinan
Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI), Sayidiman
Suryohadiprojo telah mengayunkan langkah pembinaan yang nyata.
Itu dirintis dengan mengikuti Kejuaraan Atletik Terbuka di
Singapura, akhir pekan lalu. "Pertama kali yang akan dikirim
cuma atlit yang dipersiapkan untuk Asian Games VIII saja,"
katanya. Tapi, "kemudian atas pertimbangan bahwa kita akan
menjadi tuan rumah SEA Games X, di samping biaya pengirimannya
juga tak begitu mahal, maka diusahakan untuk mengikut-sertakan
sebanyak mungkin atlit."
Untuk lawatan kali ini, jumlah atlit yang dikirim 28 orang.
Sayidiman mengharapkan agar para atlit dapat memperbaiki rekor
nasional di sana. Secara khusus, harapan perbaikan itu
ditujukannya kepada atlit-atlit yang dipersiapkan untuk AG VIII,
jumlahnya 8 orang, di antaranya pelari 400 meter Mujiono dan
Melly Moffu. Sedang bagi atlit "non pelatnas" diharapkan
kejuaraan ini dapat menambah pengalaman internasional menghadapi
SEA Games X di Jakarta, akhir tahun 1979. "Untuk mencapai
prestasi yang lebih baik dalam SEA Games X nanti, maka
persiapannya pun harus lebih baik," tambah Suyohadiprojo
membeberkan alasan pengiriman.
Dalam SEA Games IX di Kuala Lumpur, Nopember 1977 lalu tim
atletik Indonesia hanya meraih 2 medali emas 1 dari nomor lari
100 meter puteri dan 1 lagi dari lomba tolak peluru putera. Jika
tahun depan regu atletik hanya mengumpulkan 2 medali emas lagi,
menurut Sayidiman, maka itu merupakan suatu kemunduran. "Minimal
harus 6 medali emas," kata Ketua Umum PASI itu memberikan
ancar-ancar. "Syukur kalau bisa lebih."
Untuk di Singapura, kecuali menuntut perbaikan rekor, Sayidiman
tidak mentargetkan jumlah medali. Mungkin lantaran saingan yang
bakal dihadapi di sana bukan lawan yang enteng. Peserta
Kejuaraan Atletik Singapura adalah hampir semua negara yang
tergabung dalam SEA Games, kecuali Burma. Di luar itu akan
tampil pula tim Jepang, Korea Selatan, serta klub atletik Oxford
dari Inggeris dan Leverkushen dari Jerman Barat.
Meski cuma yang dibebankan pada tim hanya peningkatan prestasi,
tapi itu sudah merupakan tantangan yang cukup berat bagi atlit
Indonesia. Mengingat apa yang disebut prestasi itu sudah lama
berjalan sendat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini