PILIH keluarga, apa catur?" Ultimatum itu dilontarkan oleh
seorang nyonya kepada suaminya yang baru saja menyandang gelar
International Grandmaster Result dari turnamen catur di
Primorsko, Bulgaria. Itu terjadi pada suatu hari di bulan Maret,
1978. Yang ditantang berfikir sejenak. Dan ia memilih yang
terakhir.
Apa yang bakal terjadi sudah bisa ditebak. Apalagi kalau bukan
perceraian. Kedua suami-isteri tersebut lalu berpisah pada
tanggal 28 Maret itu juga.
Suami yang memilih karir ketimbang keluarga itu adalah pemain
catur nasional, Herman Suradiredja. Dalih perpisahan mereka,
cuma pendek. "Sayang kalau ditinggalkan. Sedang gelar
Grandmaster sudah di ambang pintu," demikian alasan Suradiredja,
ayah dari seorang putera.
Apa yang dicita-citakan Suradiredja, akhirnya terkabul juga. Di
Plovdiv Bulgaria ia berhasil mencatat permainan yang gemilang
dengan mengumpulkan nilai 9« di antara 14 peserta turnamen catur
yang berlangsung dari tanggal 10 s/d 25 Agustus kemarin. Maka ia
berhak untuk memakai gelar Grandmaster yang diidam-idamkannya,
sekalipun pengesahan dari Federation Internationale des Echecs
(FIDE), induk organisasi catur dunia, masih harus ditunggu
Oktober nanti. Menurut peraturan FIDE, seorang yang telah dua
kali meraih IGMR berhak untuk dipromosikan jadi Grandmaster.
Tapi perjalanan Suradiredja menuju prestasi puncak, tampak tak
begitu mudah. Ia akan merupakan orang ketiga di Asia setelah
Eugene Torre dan Balinas dari Pilipina yang meraih gelar
Grandmaster. Ia kini Grandmaster pertama di tanah airnya.
Mengenal permainan catur pada masa kanak-kanak lewat
saudara-saudaranya, anak ke-13 dari 16 bersaudara ini melangkah
secara bertahap di tingkat Jawa Barat. Suradiredja, dilahirkan
di Sukabumi pada tanggal 14 Oktober 1947, baru merenggut gelar
Master Nasional pada usia 20 tahun -- 6 musim setelah menjadi
juara Jawa Barat. Ia menjadi juara nasional pada tahun 1975.
Banyak di Eropa
Di tingkat internasional, melompat lewat tangga Olympiade Catur
di Havana, Kuba tahun 1966. Dua tahun kemudian mewakili
Indonesia pada festival catur di Singapura. Lantas melangkah
lagi ke Olympiade Catur di Skopje, Yugoslavia tahun 1972. Dan
sejak itu, ia makin banyak menghabiskan waktunya di daratan
Eropa. Antara lain mengikuti turnamen catur IBM di Belanda
maupun kejuaraan-kejuaraan di Yugoslavia, Polandia, dan
Bulgaria.
Pada tahun 1976, bertolak dari prestasi yang dicapainya selama
berkelana dalam berbagai turnamen di Eropa, Suradiredja lalu
diusahakan untuk dapat memperdalam pengetahuan di bidang catur
di Yugoslavia. Di sini ia bergabung dalam klub Cukarici. Dan ia
ternyata telah menimba banyak di sana. Tak sampai setahun ia
telah menjadi IGMR pertama dari Indonesia -- gelar ini
diperolehnya di Primorsko.
Bulan Mei lalu, Suradiredja kembali ke Indonesia untuk sementara
waktu Di Jakarta, ia berkesempatan mengikuti turnamen
Grandmaster Asia. Tapi di sini ketrampilannya ternyata tak
begitu mengesankan. Ia hanya menempati kedudukan juru kunci di
antara 14 peserta. Ia mengumpulkan nilai 2«. Juaranya adalah
Eugene Torre dari Pilipina yang mencatat angka kemenangan 10«.
Jebolan ITB
Menurut Suradiredja, kekalahannya tersebut disebabkan ia tidak
begitu siap untuk mengikuti pertandingan -- terutama dikarenakan
oleh masalah keluarga. Dan ia berjanji untuk menebus
kegagalannya tersebut dengan mempersembahkan gelar Grandmaster
setelah kembali ke Eropa.
Suradiredja yang pernah duduk di bangku kuliah jurusan
Matematika ITB antara tahun 1968 s/d 1972, akhirnya kini punya
gelar lain --yang lebih sesuai di hatinya. Dan atas prestasinya
tersebut, Persatuan Catur Jakarta (Percaja), organisasi tempat
ia bernaung mengusulkan dirinya untuk dapat memperkuat tim
Indonesia ke Olympiade Catur di Argentina, Oktober depan.
Bersama dia, disebut-sebut pula nama Master Internasional,
Ardiansyah, dan Juara Jakarta 1978, Sutan Aritonang.
Adakah prestasi buah pengorbanan kerja dan keluarga dari
Suradiredja, karyawan Dinas Pajak DKI Jakarta, kembali akan
menemui bentuk pula di Argentina Jawaban atas pertanyaan itu
baru akan ketahuan Oktober nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini