IA tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang perenang.
Apalagi buat menumbangkan rekor dunia. "Segalanya bermula ketika
pemerintah membangun kolam di sekolah kami.
Dan kami diundang untuk datang dan berenang," kisahnya
mengungkap tabir masa lalu. Dialah, Lina Kachushite, 15 tahun,
remaja puteri dari Uni Soviet yang kini duduk di kelas 9.
Di Berlin Barat, Kamis 24 Agustus nona Kachushite yang mengawali
karir di kolam sekolah itu tampil dengan mengejutkan. Ia
enumbangkan rekor dunia nomor 200 meter gaya dada sewaktu turun
dalam pertandingan seri Kejuaraan Renang Dunia 1978.
Beberapa jam kemudian, di final, rekor itu kembali
dipertajamnya. Ia mencatat waktu 2 menit 31,42 detik. Rekor lama
2 menit 33,32 detik tercatat atas nama Julia Bogdanova, juga
dari Uni Soviet, yang memancang prestasi tersebut di Leningrad,
April lalu. "Saya tak menyangka bahwa saya akan mampu meraih
rekor dunia," kata Kachushite seusai pertandingan final. Di
seri, ia merekam tempo 2 menit 33,11 detik.
Olympiade Moskow
Pelatih renang Uni Soviet, Sergei Viazekovski yang mendampingi
Kachushite dan Bogdanova tampak haru ketika perenang asuhannya
mencapai finish di deretan paling depan. Baginya, antara
Kachushite maupun Bogdanova mempunyai peluang yang sama untuk
menang. "Sulit untuk mengatakan siapa yang akan menang dalam
perlombaan ini, terutama bila anda mempunyai perenang yang
seimbang seperti Kachushite dan Bogdanova", katanya kepada pers
yang menanyakan siapa yang terbaik di antara kedua perenang
tersebut. Bogdanova dalam pertandingan nomor 200 meter gaya dada
menempati urutan kedua. Waktunya 2 menit 32,69 detik.
Dari kubu lain, Amerika Serikat, bintangnya adalah Tracy
Caulkins. Ia adalah pelajar dari Nashville, Tennesse. Juga
berusia 15 tahun. Di Berlin Barat, ia mengantongi 5 medali emas
dan mempertajam 3 rekor dunia -- nomor 200 dan 400 meter gaya
ganti perorangan serta nomor 200 meter gaya kupu-kupu. Bersama
Culkins adalah Linda Jezek, perenang dari Los Altos, California.
Ia merupakan perenang tercepat dunia untuk nomor 200 meter gaya
punggung saat ini.
Berhasilnya perenang-perenang puteri Uni Soviet dan Amerika
Serikat menumbangkan dominasi tim wanita Jerman Timur yang
memegang supremasi di kolam renang 5 tahun belakangan, tak ayal
merupakan hasil dari program latihan yang berat. Misalnya, untuk
memberikan kekuatan pada perenang tersebut mereka tak kurang
memperkenalkan latihan angkat besi pada anak asuhan mereka.
Sistim latihan yang dulu banyak mendapat tentangan. Ternyata
hasilnya, kini, malah luar biasa.
Bagaimana dengan perenang puteri Jerman Timur? Adakah mereka
masih akan bertumpu pada cara sendiri yang lama? Sistim
pembinaan mereka jarang terbetik ke dunia luar. Tampaknya,
tidak. Dengan kegagalan di Berlin Barat ini mereka kelihatan
sudah wantiwanti untuk menghadapi Olympiade Moskow, 1980.
"Gagalnya perenang perenang Republik Demokrasi Jerman dalam
Keuaraan Renang Dunia tahun ini merupakan peringatan untuk
menilai kembali sistim pembinaan selama ini," kata salah seorang
ofisial renang RDJ.
Ofisial tersebut juga mengatakan bahwa mereka tak ingin
kegagalan serupa terulang lagi di Olympiade Moskow. Ini artinya,
mereka akan memperkenalkan sistim pembinaan yang baru bagi
perenang-perenang RDJ.
Mungkinkah supremasi dunia renang puteri yang sekarang berada di
tangan tim Amerika Serikat akan direbut kembali oleh regu RDJ ?
Tantangan tersebut baru akan ketahuan hasilnya tahun 1980 nanti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini