Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Hendro Ingin Terus Jalan Cepat

Dua atlet Jepang berada di lima besar.

31 Agustus 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dua atlet Jepang berada di lima besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hendro Yap harus ditandu setelah menyentuh garis finis. Atlet andalan Indonesia itu kelelahan setelah menjalani final nomor jalan cepat 50 kilometer putra di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hendro, yang menyelesaikan pertandingan dalam waktu 4 jam 32 menit 20 detik itu langsung duduk di atas aspal setelah menyentuh garis finis. Tim medis langsung menandu Hendro untuk dibawa ke ruang medis yang berada di Stadion Madya, Gelora Bung Karno. "Saya terus jalan karena saya masih ingin terus berprestasi di atletik," ujarnya seusai lomba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rupanya, cedera otot yang dialami Hendro pada 2013 kambuh. Menurut dia, cedera yang dideritanya terdapat pada anterior cruciate ligament (ACL)-yang berfungsi menstabilkan sendi-dan lutut kirinya mengalami pengapuran. Saat lomba, dia mengalami kesakitan akibat cedera tersebut tapi terus ditahan hingga sampai kilometer ke-27.

Sebenarnya, Hendro sudah mendapatkan peringatan dari tim medis yang berjaga. "Saya memang disuruh operasi untuk cedera ini, tapi saya tidak mau karena kemungkinan bisa kembali di atletik hanya 25 persen. Saya tidak mau," katanya.

Atlet asal Jawa Barat itu menceritakan bahwa dirinya sudah bertemu dengan seseorang untuk membantunya terapi untuk mengatasi cedera yang dialaminya. Sebab, ia tidak mungkin bergantung pada Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) sebagai induk olahraga atletik di Indonesia. "Saya sudah bersyukur makan ditanggung PASI. Itu sudah cukup. Untuk fisioterapi dan rehabilitasi cedera selama ini, saya menggunakan uang tabungan," katanya.

Hendro mengatakan dirinya masih memiliki keinginan untuk turun di SEA Games 2019 dan Kejuaraan Dunia Atletik di Doha, Qatar, pada tahun depan. Ia belum mau pensiun dari olahraga atletik meskipun dokter sudah mengingatkannya untuk berhenti karena cederanya bisa membuat lumpuh. "Saya tidak mau. Saya masih ingin merasakan keberhasilan lebih lama lagi," katanya.

Hendro masih memiliki keinginan kuat untuk memperbaiki catatan waktunya di SEA Games. Pada SEA Games 2017 di Malaysia, dia memecahkan rekor SEA Games, yaitu mencatatkan waktu 1 jam 32 menit 11 detik di nomor jalan cepat 20 kilometer putra. Di SEA Games 2019, Hendro berkeinginan turun di nomor 20 kilometer putra dan menargetkan perolehan waktu 1 jam 20 menit.

Dalam penampilannya kali ini, ia mengaku kecewa, meskipun mampu memecahkan rekor nasional. Capaian waktu Hendro itu melampaui rekor nasional milik pelari Sutrisno, yang membukukan waktu 4 jam 32 menit 30 detik di kejuaraan atletik terbuka pada Mei 1997 di Filipina. "Target pribadi saya 4 jam 10 menit dengan waktu persiapan hanya lima bulan," katanya.

Meski tak meraih medali di nomor ini, Hendro masih berada di posisi lima besar Asia. Atlet jalan cepat asal Jepang, Katsuki Hayato, meraih medali emas, meskipun pada awal pertandingan tertinggal dan sekali terkena penalti yang diberikan wasit.

Hayato mulai memperlihatkan kemampuannya sebagai atlet jalan cepat dunia saat memasuki kilometer ke-28. Dia mulai menyalip rekannya, Satoshi, yang sejak awal konsisten di tiga besar. Di kilometer ke-35, Hayato yang terkena penalti harus berhenti selama lima menit karena akumulasi kesalahannya berdasarkan penilaian tiga wasit.

Nasib Hayato masih lebih beruntung daripada atlet Korea Selatan, Park Chilsung, yang harus didiskualifikasi di kilometer ke-38 karena akumulasi kesalahan yang dilakukannya selama pertandingan. Akhirnya Hayato memimpin mulai kilometer ke-42 sampai mencapai finis pertama.

Pertandingan final nomor jalan cepat 50 kilometer putra itu berlangsung sejak pukul 06.00 hingga pukul 10.30 WIB. Para peserta mulai start dari depan Stadion Madya Gelora Bung Karno menuju lampu merah Lapangan Tembak, kemudian menuju Golf Senayan, dan berakhir di Stadion Madya Gelora Bung Karno. NUR HARYANTO

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus