Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ia berlari membelah angin

Di kejuaraan dunia atletik ke-2 di roma, rekor lari 100 meter putra dipecahkan ben johnson dari kanada ia mengalahkan carl lewis. catatan waktunya 9,83 detik. ben kelahiran jamaika, warga negara kanada.

5 September 1987 | 00.00 WIB

Ia berlari membelah angin
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
DELAPAN pelari dunia itu bersiap. Menumpukan kaki ke start blok, tangan mereka yang kukuh menopang badan yang sudah condong ke depan. Door . . . ! Melesatlah mereka ke garis finish yang cuma 100 meter di depan. Sekitar 70 ribu penonton yang memenuhi Stadion Olimpiade di Roma, Minggu lalu, menggelorakan sorak sorai. Mereka memang menunggu-nunggu nomor 100 meter putra ini. Soalnya, di antara delapan pelari itu, dua "pendekar" tengah bertarung: Ben Johnson dari Kanada dan Carl Lewis, pujaan hati Amerika. Inilah nomor yang dianggap paling prestisius dalam Kejuaraan Dunia Atletik ke-2 itu. Ben Johnson, 25 tahun, juara Commonwealth Games dan pemegang rekor dunia gelanggang tertutup, mempunyai catatan waktu terbaik 9,95 detik. Itu diciptakan Ben dua kali, terakhir di Cologne, Jerman Barat, pada 1983. Catatan waktunya itu hanya terpaut 0,02 detik dari rekor dunia Calvin Smith dari Amerika dengan 9,93 detik. Smith menorehkan waktu tercepat itu pada Kejuaraan Dunia di Helsinki, Finlandia, pada 1983. Sedang Carl Lewis, 26 tahun, hanya pernah mencatat 1 detik. Cuma, jangan lupa, bintang Amerika yang flamboyan ini adalah pemegang empat medali emas Olimpiade Los Angeles 1984 -- masing-masing untuk lari 100 dan 200 meter, lompat jauh, dan 4 X 100 meter estafet. Bahkan, dalam nomor 100 meter -- di Olimpiade itu ia mengalahkan Johnson yang akhirnya hanya meraih medali perunggu. Hanya saja, dalam dua tahun terakhir, Johnson sudah empat kali mengalahkan Lewis. Terakhir mereka berjumpa di Seville, Spanyol, Mei lalu. Maka sejak pistol start meletus, penonton terus menyimak keduanya. Lewis melesat bak anak panah yang menghunjam. Tapi, lihatlah Johnson, anak Jamaika yang kini jadi warga negara Kanada itu. Seperti didorong mesin jet, ia membelah angin. Gerak startnya yang mulus ternyata tak dapat diimbangi Lewis. Agak mengecewakan, "perang" hanya sampai 60 meter pertama. Johnson sudah melesat di depan. Ketika Lewis tercecer dan tak mampu menggenjot langkah lebih kencang pasti sudah: Ben Johnson-lah yang tercepat di dunia! Ketika pencatat waktu elektronis menunjuk angka 9,84 detik, puluhan ribuan orang itu bertepuk tangan, lama dan membahana. Sebudh rekor dunia telah lahir! Tumbanglah rekor Calvin Smith yang 9,93 detik. Ben berlari-lari kecil, sembari melambaikan tangan. Sebentar kemudian, pencatat waktu itu diubah: 9,83 detik. Lebih tajam lagi rekor dunia diperbaiki. Sebuah cita-cita Ben Johnson pun telah direngkuh: menjadi manusia tercepat di dunia. Namun, ia masih punya sasaran lain: mengincar medali emas lari 100 meter olimpiade Seoul 1988. "Tahun depan saya akan berjuang lebih baik. Lewis sudah berusaha meraih gelar juara dunia tahun ini, tapi dia gagal," ujar Ben, masih dengan senyum tipis. Carl Lewis, yang pernah menganggap dirinya sebagai pengganti pelari legendaris Amerika Jesse Owens yang pernah memegang rekor dunia dengan catatan waktu 10,02 detik hanya berkomentar singkat, " Pertarungan yang hebat." Lewis memang gagal mengungguli Johnson. Tapi, ia berhasil menembus waktu tercepatnya dan sekaligus menyamai rekor Calvin Smith, 9,93 detik. Sebuah upaya menembus waktu yang sulit dicari tandingnya. Kini untuk sementara Lewis tak bisa sesumbar. Johnson sudah duluan berkata, "Sayalah nomor satu di dunia." Kejuaraan Dunia yang diikuti 2.000 atlet lebih dari 41 negara itu memang semarak tahun ini. Baru dua hari berlangsung, sudah dua rekor dunia tumbang. Selain yang dibuat Johnson, rekor lainnya dicatat Stefka Kostadinova dari Bulgaria di nomor loncat tinggi. Ia meloncat setinggi 2,05 mcter, lebih tinggi 0,01 meter dari rekornya sendiri yang diciptakannya di Sofia, Bulgaria, Mei 1986 lalu. Sayang pertarungan antara John Walker dari Selandia Baru dan Sebastian Coe dari Inggris di nomer 1.500 meter tak akan terjadi. Keduanya sepakat tak akan tampil karena Coe cedera pada urat tungkai kakinya. Keduanya menjadi komentator TV menyiarkan kejuaraan itu ke negara masing-masing. Nama besar lainnya yang tak muncul adalah pelari Afrika Selatan Zola Budd dan Mary Decker Slaney dari Amerika.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus