Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tentu saja ini harus menjadi evaluasi yang serius bagi kami karena semula kami berharap di Olimpiade minimal sama atau lebih baik dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Tapi ternyata lebih buruk dari Rio," kata Gatot kepada Tempo pada Senin, 9 Agustus 2021.
Berdasarkan klasemen akhir Indonesia setelah upacara penutupan, Indonesia berada di urutan ke-55 di Olimpiade Tokyo. Peringkat itu merosot tajam dari target semula masuk 40 besar. Tak hanya dari segi peringkat dari negara-negara yang tampil di Olimpiade, Indonesia juga tertinggal dari Filipina yang kini menempati peringkat 50.
Dari sisi perolehan medali, wakil Indonesia memberikan hasil berupa satu medali emas, satu medali perak, dan tiga medali perunggu. Jumlah yang lebih banyak dari Olimpiade Rio yang hanya satu medali emas dan dua medali perak.
"Memang namanya olahraga itu dinamis semua bisa terjadi. Di Filipina berarti ada kemajuan, bagi kami, tentu harus lebih berbenah lagi. Ini menunjukkan betapa pentingnya keberadaan dari grand desain olahraga nasional. Kalau tidak, prestasi ini hanya by incident, maksudnya karena kebetulan saja, tapi kalau ada grand desain olahraga semuanya sudah terukur dan terencana," kata dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Gatot, kontingen Indonesia yang beranggotakan 28 atlet telah memberikan kemampuan terbaik di Olimpiade Tokyo 2020. "Terhadap atlet kami tidak ada masalah, mereka sudah berbuat terbaik dan tak mengurangi rasa hormat kami kepada mereka" kata dia.
Kemenpora saat ini masih menunggu Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tiba di tanah air untuk melakukan pertemuan dan mengevaluasi capaian di Olimpiade Tokyo 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Soal evaluasi sementara, namanya olahraga enggak bisa di-planning, di-maintenance, seperti yang selama ini ada. Itu sebabnya, Menpora sangat serius merealisasikan grand desain olahraga, ada road map, master plan, dan rencana jangka panjang. Nanti akan ketahuan target setiap Olimpiade seperti apa dan harusnya terukur," ujar dia.
"Misalnya di Tokyo seperti apa, Olimpiade Paris 2024 seperti apa, lalu Olimpiade Los Angeles 2028. Target sampai 2045 itu akan terlihat. Yang kedua, siapa saja yang turut terlibat? Tidak hanya Kemenpora, ada kementerian dan lembaga yang terlibat, lalu strateginya seperti apa untuk mencapai ke sana, sport science-nya seperti apa," kata Gatot menambahkan.