Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MICHAEL Spinks, 29, mencatat sejarah baru di arena tinju. Setelah menye-lesaikan pertarungan 15 ronde menghadapi juara kelas berat dunia versi IBF, Larry Holmes, 35, Sabtu malam pekan lalu, di Las Vegas, Amerika Serikat, Spinks dinyatakan menang angka mutlak. Artinya, ia adalah petinju pertama di dunia yang berhasil menjuarai kelas ringan berat dan kelas berat sekaligus. Sebelumnya, sudah ada sembilan petinju kelas ringan berat yang mencoba naik kelas, untuk bertanding dengan juara kelas berat, tapi senantiasa gagal. Di antaranya, yang paling dikenang orang, ialah pertarungan antara Archie Moore (ringan berat) dan juara kelas berat dunia yang legendaris, Rocky Marciano, 30 tahun yang lalu. Moore memang sempat menganvaskan Marciano pada ronde ke-2, tapi Marciano - yang ternyata mampu melanjutkan pertandingan - berbalik memukul KO Moore di ronde ke-9. Hambatan yang paling besar bagi petinju kelas ringan berat bila melawan musuh di kelas atasnya adalah bobot tubuh mereka yang lebih ringan. Padahal, pada olah raga tinju bobot tubuh mempengaruhi kekuatan pukulan. Michael Spinks, misalnya, ketika menghadapi Holmes, memiliki berat 81,65 kg, itu setelah dia menaikkan bobot idealnya sebagai petinju kelas ringan berat, yang cuma 79,5 kg. "Saya sudah makan banyak, sampai bosan rasanya," ujarnya. Padahal, ketika naik ring itu, bobotnya masih sekitar 18 kg lebih ringan dibanding Larry Holmes (sekitar 100 kg). Perbedaan berat yang amat mencolok ini memang terlihat sangat berpengaruh di awal-awal pertandingan - ketika kedua petinju masih sama segar. Tinggi tubuh keduanya tak terpaut jauh, tapi setiap mereka berbenturan, tampak selalu Spinks yang terpental. Bertanding sebagai pihak yang tak diunggulkan, terbukti pula Spinks bisa memanfaatkan kelincahan dan kecepatannya. Kepalanya yang bergerak liar sungguh bukan sasaran yang mudah dicapai pukulan jab kiri Holmes. Apalagi, kedua belah tangannya, yang diangkatnya agak tinggi, mampu jadi perisai kepalanya dari kepalan tangan Holmes. Dalam posisi merapat karena baru melepas pukulan, biasanya, Spinks segera merangkul musuhnya (clinch). Ternyata, taktik dan gayanya bertinju ini - sambil mengejek-ejek lawan seperti yang sering dilakukan dulu oleh Muhammad Ali - cukup berhasil. Setelah sia-sia, melepaskan jab-nya yang tajam itu, sepanjang tiga ronde, tanpa pernah mendarat telak, Holmes terlihat mulai lamban. Mungkin keperkasaannya selama ini sudah lamur disergap umur yang kian tua. Maka, sejak ronde ke-4, tanda-tanda kemenangan sudah terlihat di tangan sang penantang. Sang juara baru, Michael Spinks, adalah adik kandung bekas petinju kelas berat, Leon Spinks, yang pernah menjadi juara dunia dengan mempecundangi petinju terbesar, Muhammad Ali, 1978. Leon dan Michael sama pernah menjadi petinju pemegang medali emas Olimpiade Montreal, 1976. Setelah sempat beberapa bulan jadi juara dunia, Leon Spinks dikalahkan kembali oleh Ali, dan kemudian kariernya terus meredup. Sementara itu, Michael jadi juara kelas ringan berat, 1981, setelah mengalahkan Eddie Mustafa Muhammad. Dia seakan merajalela di kelasnya, tanpa terkalahkan. Malah menjelang berhadapan dengan Holmes Michael Spinks adalah juara sejati dengan 27 pertandingan tanpa kalah, yaitu jadi juara baik di versi IBF, WBC, maupun WBA. Sekarang, ia menggagalkan ambisi Larry Holmes untuk menyamai rekor Rocky Marciano, memenangkan 49 pertandingan tanpa pernah kalah. Holmes sepanjang kariernya sudah menang 48 kali. Ia merebut gelar juara dunia dari tangan Ken Norton, tujuh tahun yang lalu. Sejak itu, ia malang melintang, tanpa ada yang mampu menghalangi, termasuk Muhammad Ali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo