Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Jumadi, Atlet Tertua dari Cabang Catur ASEAN Para Games 2022

Ajang ASEAN Para Games ke-11 di Solo juga menjadi kompetisi internasional pertama yang Jumadi ikuti.

3 Agustus 2022 | 16.14 WIB

Jumadi (kanan) bertanding pada nomor beregu cabang catur cepat ASEAN Para Games di Hotel Lorin Dwangsa di Solo, Rabu (3/8/2022). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
material-symbols:fullscreenPerbesar
Jumadi (kanan) bertanding pada nomor beregu cabang catur cepat ASEAN Para Games di Hotel Lorin Dwangsa di Solo, Rabu (3/8/2022). ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Langkah Jumadi tenang tapi pasti. Di ajang ASEAN Para Games 2022 di Hotel Lorin Dwangsa, Solo, pada Rabu, 3 Agustus 2022, sesekali ia merapikan topi yang menutupi seluruh rambutnya yang sudah memutih pertanda bahwa ia tak muda lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Penampilannya yang sederhana boleh mengecoh setiap orang. Di antara 324 atlet para Indonesia yang bertanding di ajang olahraga difabel terbesar di Asia Tenggara itu, Jumadi menjadi atlet paling senior dari sisi usia. Tahun ini, ia akan menginjak usia 61 tahun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Jumadi, yang lahir di Semarang, 8 Juli 1961, berlaga di kelas VI-B2 atau sebutan untuk penyandang disabilitas tunanetra dengan penglihatan rendah atau low vision. Bapak dari dua anak itu bertanding di tiga cabang para catur yakni standar, cepat dan kilat baik untuk nomor perorangan maupun beregu.

Dunia catur tidak asing bagi Jumadi karena sejak kecil ia kerap bermain olahraga yang membutuhkan keterampilan dalam strategi dan tingkat konsentrasi yang tinggi itu. Di tingkat lokal, ia sering mengikuti kejuaraan dan menjadi peraih podium sehingga di rumahnya ia banyak mengoleksi piala.

Minat Jumadi pada catur sangat besar. Ia tetap menekuni olahraga ini meskipun mata sebelah kanannya rusak akibat kecelakaan yang menimpa sekitar tahun 2006. Dengan mata yang rusak,  Jumadi tetap tekun mengasah otaknya bermain catur. “Kalau belajar tiap hari tanpa latihan itu susah,” kata Jumadi menjelang pertandingan melawan wakil Vietnam.

Untuk itu, mantan pegawai salah satu perusahaan pemasaran di Semarang tersebut menerapkan prinsip pantang untuk berhenti berlatih. Ia terus berlatih mengasah kemampuannya. Bagi dia, usia yang sudah tak muda dan kekurangan fungsi indera penglihatan bukan berarti harus serah diri dan menerima nasib, tapi tetap harus semangat berjuang di bidang yang ia tekuni.

Ia latihan setiap hari selama minimal dua jam bersama teman-temannya pada malam hari. Latihan dilakukan secara santai tanpa beban karena semua dilakukan untuk mengasah kemampuan, berolahraga sekaligus hobi. “Orang yang berpikir itu harus banyak berolahraga. Kalau tidak beraktivitas malah tidak sehat,” kata dia.

Soal regenerasi atlet, ia berharap banyak bibit atlet bermunculan khususnya dari atlet para-catur, salah satunya dengan menjaring atlet para yang potensial melalui penyelenggaraan kompetisi tingkat daerah.
 
Ajang pertama di ASEAN

Meski sudah sepuh, sepak terjang Jumadi mulai mencuri perhatian ketika ia tampil di ajang olahraga difabel di Pekan Paralimpiade Nasional ke-16 di Papua pada 2021. Kala itu, ia meraih satu medali emas dan perunggu yang dipersembahkan bagi kontingen Provinsi Jawa Tengah.

Di Papua, ia meraih emas di nomor B2/3 perorangan cabang klasik dan dua medali perunggu di nomor beregu cabang klasik dan nomor perorangan cabang catur cepat. Berkat torehan emas di Peparnas Papua, Jumadi akhirnya masuk Pelatihan Nasional (Pelatnas) di Solo selama lima bulan untuk bergabung bersama tim para catur untuk ASEAN Para Games 2022.

Di Pelatnas, latihan dilakukan Senin hingga Sabtu yang terbagi dalam dua sesi yakni 08.00-11.30 WIB dan 13.00-15.00 WIB. Untuk menjaga kebugaran, atlet para catur melakukan latihan fisik setiap Rabu dan Sabtu.

Ajang ASEAN Para Games ke-11 di Solo juga menjadi kompetisi internasional pertama yang Jumadi ikuti. Ia berjuang mempersembahkan medali untuk Indonesia bersama 17 orang atlet para catur lain.

Masuknya Jumadi sebagai salah satu atlet para catur Indonesia di ASEAN Para Games 2022 mendapat sambutan dari Manager Tim Nasional Catur Indonesia Heri Isranto. Ia menilai Jumadi adalah sosok yang gigih dan bersemangat yang mencuri perhatian sehingga terpilih memperkuat kontingen Indonesia di ajang olahraga multicabang dua tahunan di Asia Tenggara itu.

“Jumadi itu semangatnya luar biasa, walau pun jam terbang level nasional dan internasional masih kurang tapi kami yakin dia dapat mempersembahkan medali dan performa yang terbaik bagi Indonesia,” kata Heri.

Heri mengharapkan semangat dan kiprah Jumadi menjadi teladan khususnya bagi bibit atau atlet para catur yang masih muda yang diharapkan menggantikan tongkat estafet atlet para catur senior. Meski begitu, menurut Heri, mencari bibit atlet para catur itu tidak mudah karena perlu dilakukan berbagai upaya salah satunya kesiapan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan kejuaraan untuk menjaring bibit para catur yang potensial.

Pelatih Kepala Cabang Olahraga Catur Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia Teddy Wiharto menjelaskan selain di perorangan, Jumadi juga turun di kelas B2 Putra Beregu bersama Gayoh Satrio dan Adji Hartono yang diharapkan menambah pundi-pundi medali.

Tim Para Catur Indonesia memasang target minimal meraih sembilan emas dari 18 atlet para catur ASEAN Para Games 2022 Solo. Untuk Jumadi sendiri, kehadirannya di ASEAN Para Games 2022 ini sudah merupakan sebuah kemenangan. Ia menang dengan menaklukkan keterbatasan fisik dan menerabas mitos tentang usia tak bisa membatasi keinginannya asal bertekun dan bekerja keras.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus