Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kalahnya Sperling

Sperling Pangaribuan dikalahkan Solikin pada perebutan juara kelas welter ringan nasional. dengan sistem penilaian baru yaitu dengan mengumumkan nilai tiap ronde. tak 1 angka kemenanganpun untuk sperling.

21 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEREBUTAN juara kelas welter ringan nasional antara Sperling Pangaribuan dan Solikin dilakukan dengan sistem penilaian baru. Begitu gong ronde pertama berakhir, beberapa detik kemudian juri mengumumkan skor pertandingan. Pengumuman hasil pertandingan pada tiap ronde itu memang termasuk dalam kontrak kedua petinju. Tapi akibatnya buat Sperling cukup parah. Ia diteror oleh sorak sorai penonton yang memadati Gedung Olahraga Pulosari, Malang, 8 Februari malam. Apalagi sejak ronde pertama sampai terakhir dari 12 ronde yang dipertandingkan, tidak satu pun angka kemenangan untuknya. Sperling, 35 tahun, juara bertahan kelihatan kecewa dengan hasil penilaian juri. "Masak satu ronde pun saya tidak menang," gerutunya. Penilaian juri untuk empat ronde berakhir seri, dan selebihnya kemenangan untuk Solikin. Kondisi fisik Sperling memang kurang fit dibanding Solikin. Sejak ronde ke-5 ia sudah terlihat banyak bertahan daripada memukul. Sehingga menguntungkan lawan. "Kelemahan lain dari Sperling adalah karena ia tidak berusaha mengubah cara bertanding," ujar wasit Suyadi. Sejak ronde pertama sampai terakhir, ia memang menampilkan pukulan jarak jauh saja. Sebaliknya Solikin, 23 tahun, yang berlatih dengan Thomas Americo. Malam itu ia tampil dengan kondisi prima. "Hanya berkat pengalaman Sperling mampu bertahan 12 ronde," lanjut Suadi. Untuk pertandingan perebutan gelar kali ini Sperling hanya berlatih intensif 12 hari. "Kalau persiapannya lebih panjang mungkin ia bisa jadi pemenang," kata Suyadi. Kekurangan lain diakui Sperling, bahwa ia belum pernah melihat lawannya bertanding. Solikin berlatih intensif dua bulan dan mempelajari pertandingan Sperling melalui video. Promotor Tommy Djorghie bertekad melangsungkan pertandingan ulang antara Sperling dengan Solikin. Ia tak percaya anak asuhannya kalah mutlak. "Saya bukan orang baru di tinju," kata Djorghie. "Berapa pun kemajuan Solikin, tak mungkin ia menang mutlak atas Sperling." Djorghie mencurigai ada permainan juri dalam menilai pertandingan di Malang itu. Ia melengkapi contoh dengan kekalahan petinju asuhannya yang lain Leman dari Kid Kasan, yang baru muncul. "Ini apa-apaan," katanya. Kid adalah seperti juga Solikin petinju dari Sasana Gajayana, Malang. Pertandingan ulang antara Sperling melawan Solikin dan Leman melawan Kid direncanakannya Maret. Tempatnya di mana saja. Asal jangan di Malang. "Kalau bisa di Jakarta," kata sang promotor. Ia yakin dalam pertandingan ulang, Sperling dan Leman dari sasana New Waringin akan menang. Harsono, manajer Solikin dan Kid tak keberatan dengan pertandingan ulang. "Asal bayarannya cocok," katanya. Ia minta bayaran untuk Solikin sebesar Rp 5 juta. "Jumlah yang logis. Sebab ia juara. "Dalam pertandingan lalu Solikin dibayar Rp 300.000 dan Sperling Rp 1 juta. Djorghie tampak keberatan memenuhi permintaan tersebut. Sementara itu Sperling sudah berniat untuk menggantungkan sarung tinju.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus