PENGUNDURAN diri Prof. Slamet Iman Santoso, sebagai tenaga
pengajar luar biasa dan promotor doktor di Fakultas Psikologi
UI, ternyata mendapat teman.
Pekan lalu pengunduran diri juga dilakukan -- oleh dua pengajar
FPUI itu pula Dr. Sarlito Wirawan, Kepala Bagian Psikologi
Sosial, dan Dra. Nani Nurrachman, Sekretaris Bagian Psikologi
Eksperimental. Dan pekan ini, mengiring pelantikan dekan baru,
Prof. Dr A.S. Munandar, beberapa pengajar di fakultas tersebut
pun mengundurkan diri dari jabatan.
Itu semua peristiwa terbaru dalam kericuhan pemilihan dekan di
FPUI itu. Dra Melly Suwondo yang dicalonkan pihak VI, karena
menang suara dalam pemilihan dekan, tapi ternyata Prof. Dr.
Munandar yang diangkat Menteri P&K (TEMPO 31 Januari).
"Pengangkatan dekan baru tak sesuai dengan prinsip demokrasi,
karena yang diangkat sebagai dekan baru mendapat 21 suara,
sedang yang disingkirkan mendapatkan 38 suara," demikian surat
pengunduran diri Prof. Slamet.
Yang juga disayangkan semua pihak di fakultas tersebut,
Munandar tak terlebih dahulu berkonsultasi dengan sta pengajar
FPUI sebelum menerima tawaran Menteri. Dalam surat pengunduran
Sarlito misalnya, salah satu alasan yang dikemukakan ialah tak
bisa memberikan toleransi sikap Munandar tersebut.
Menteri P & K merasa tak menyalahi apa-apa -- karena yang
diangkat masih tetap salah seorang calon yang diusulkan pihak
fakultas. Tapi ternyata bantahan datang dari FPUI. Drs. Enoch
Markum, dalam jabatannya sebagai Pembantu Dekan III, dalam surat
pembaca yang ditulisnya di Kompas menyatakan bahwa yang
diusulkan pihak FPUI lewat rektor hanyalah Dra. Melly Suwondo.
Ricuh soal dekan baru ini menurut sumber TEMPO sampai dirapatkan
3 kali. Dalam rapat tersebut rupanya sebagian besar staf
pengajar tak bisa menerima alasan Prof. Munandar menerima
tawaran Menteri -- sementara dia tahu bahwa yang muncul lewat
pemilihan itu, Maret 1980, adalah Dra. Melly Suwondo.
Menurut sumber tersebut, Prof. Munandar hanya menjawab: ia tak
merasa perlu membicarakannya dengan rekan-rekannya karena "ini
masalah tanggung jawab pribadi." Juga karena ia "tak melillat
alternatif lain."
Sementara itu kampus -- FPUI di Rawamangun tetap berhias
poster-poster yang memprotes dekan baru. Bahkan dalam Dies
Natalis UI ke-31 di Balai Sidang pekan lalu, sejumlah pamflet
terlihat dibawa sejumlah mahasiswa berjaket kuning. Isi pamflet,
antara lain, "PP 05 Perusak Demokrasi." PP 05 adalah peraturan
yang mengatur pokok-pokok organisasi perguruan tinggi, termasuk
antara lain peraturan pemilihan dekan.
Prof. Slamet sendiri menjabat dekan sampai 1973. Digantikan
Prof. Dr Fuad Hasan sampai dengan 1976. Kemudian Prof. Dr.
Saparinah Sadli, 1976-1980. Siara menyusul? Sudah jelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini