Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehari setelah Luis Suarez menggigit bahu pemain bek Italia, Giorgio Chiellini, di Piala Dunia 2014, perusahaan rumah judi online Paddy Power bereaksi jenaka. Mereka memasang papan iklan besar di Lambeth, London, bergambar foto Suarez tengah tersenyum. Tak ada yang aneh dengan foto itu, kecuali deretan gigi Suarez yang dihitamkan. "Siapa yang akan menjadi korban gigitan Suarez berikutnya?" demikian bunyi banner-nya.
Suarez, 24 tahun, memang telah tiga kali menggigit pemain sepanjang karier profesionalnya. Chiellini adalah korban ketiga. Akibat aksi konyol itu, striker Uruguay ini diusir wasit dan diskors selama empat bulan oleh Badan Sepak Bola Dunia (FIFA). "Kini Suarez akan dikenal sebagai tukang gigit dibanding pemain sepak bola," ujar bekas pemain tim nasional Inggris, Paul Scholes.
Iklan dan sindiran Scholes itu sebenarnya cermin luapan kejengkelan publik Inggris terhadap Suarez. Maklum, Uruguay yang dibela Suarez adalah negara yang ikut andil menyingkirkan The Three Lions—julukan tim nasional Inggris—dari Piala Dunia. Dua gol yang dicetak Suarez membuat Inggris takluk 2-1. Hasil ini membuat tim nasional negeri Pangeran Charles itu pulang kampung lebih cepat. Pada laga sebelumnya, Inggris kalah 1-2 oleh Italia.
Tapi boleh jadi ada sentimen yang lebih luas terhadap semua pemain asing yang berlaga di Liga Inggris setelah hasil memalukan ini. Pelatih tim nasional Inggris, Roy Hodgson, mengatakan salah satu faktor kegagalan timnya adalah terlalu banyak pemain asing di Liga Primer. "Mereka membuat pemain-pemain Inggris kehilangan kesempatan bermain," ucap Hodgson.
Jumlah pemain asing yang berlaga di Inggris memang membengkak. Musim 2013, dari total 521 pemain, 323 di antaranya pemain asing. Persentasenya mencapai 62 persen. Angka ini membuat para pemain lokal lebih kerap duduk di bangku cadangan.
Membeludaknya pemain asing ini wajar. Sebab, Liga Primer adalah salah satu liga terbaik di dunia. Di sana mereka digaji tinggi. Suarez, misalnya, diupah US$ 11 juta pound sterling (sekitar Rp 131 miliar) per musim oleh Liverpool.
Bukan hanya itu, para pemain di Liga Primer juga mendapat polesan sport Âscience sehingga menjadikan performa fisik mereka terdongkrak. Tak mengherankan jika pemain asing yang bermain di Liga Primer biasanya mendapat tempat utama di tim nasional mereka. Di tim nasional Belgia, misalnya, 11 dari 23 pemain mereka berlaga di Liga Primer!
Bahkan, dari delapan negara yang lolos ke perempat final Piala Dunia kali ini, 39 pemainnya bermain di Liga Primer. Kenyataan ini membuat kening Presiden Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) Greg Dyke berkerut.
Liga Primer, menurut Dyke, telah memberikan sumbangsih besar kepada negara-negara peserta Piala Dunia, tapi belum memberikan sumbangan berarti buat negara mereka sendiri. Karena itu, dia berencana memangkas jumlah pemain asing. Ia memasang target, pada 2022, persentase pemain asing di Liga Primer tak boleh lebih dari 45 persen.
Arsene Wenger, pelatih Arsenal, menilai pemangkasan jumlah pemain asing tak tepat. Kegagalan Inggris di Piala Dunia, kata dia, tak ada kaitannya dengan berjubelnya pemain asing di Liga Primer. "Inggris seharusnya belajar dari mereka (pemain asing), bukan malah memproteksi diri. Sebab, saat ini kita hidup di dunia global."
Alan Shearer, mantan pemain depan tim nasional Inggris, berpendapat serupa. Inggris, menurut dia, pernah tersingkir di fase grup pada Piala Dunia 1994. Padahal saat itu Liga Primer masih didominasi pemain lokal. "Jadi ini bukan soal persentase jumlah pemain asing."
Shearer lalu menunjuk Spanyol dan Italia. Kompetisi di dua negara itu tak kalah hebat dengan Liga Primer. Spanyol punya La Liga dan Italia punya Seri A. Namun jumlah pemain asing di sana tak sebanyak di Inggris. Centre for Sports Studies, lembaga penelitian untuk olahraga yang berbasis di Swiss, menyebutkan jumlah pemain asing di Seri A pada 2013 sebesar 52,2 persen dan di La Liga hanya 35,3 persen. Dan, toh, kedua negara itu juga tersingkir lebih dulu.
Kolumnis olahraga Darren Lewis menulis di harian Mirror, "Persoalannya adalah para pemain Inggris lebih nyaman duduk di bangku cadangan ketimbang merantau ke negara lain untuk bermain."
Paddy Power boleh saja menghitamkan gigi Suarez dalam iklan besar mereka di Lambert, tapi tepatkah Suarez sekaligus jadi kambing hitam buruknya tim Inggris?
Dwi Riyanto Agustiar
Para Perantau Delapan Besar
ADA 184 pemain dari delapan negara yang bertanding di perempat final Piala Dunia 2014. Dari angka itu, 75 pemain di antaranya bermain di Liga Primer Inggris (39 pemain), La Liga Spanyol (15), dan Seri A Italia (21). Mereka inilah para perantau yang mencari nafkah di negeri orang sekaligus berikhtiar meningkatkan kemampuannya di lapangan hijau. Kelak keterampilan itu akan mereka sumbangkan untuk tim nasional masing-masing.
Seri A
21 pemain di Seri A
Kolombia:
1. Camilo Zuniga (Napoli)
2. Pablo Armero (Napoli)
3. Cristian Zapata (AC Milan)
4. Mario Yepes (Atalanta)
5. Fredy Guarin (Inter Milan)
6. Victor Ibarbo (Cagliari)
7. Juan Guillermo Cuadrado (Fiorentina)
Argentina:
1. Federico Fernandez (Napoli)
2. Hugo Campagnaro (Inter Milan)
3. Lucas Biglia (Lazio)
4. Ricardo Alvarez (Inter Milan)
5. Gonzalo Higuain (Napoli)
6. Rodrigo Palacio (Inter Milan)
7. Mariano Andujar (Catania)
Brasil:
1. Henrique (Napoli)
2. Maicon (AS Roma)
3. Hernanes (Inter Milan)
Belanda:
1. Nigel de Jong (AC Milan)
Jerman:
1. Miroslav Klose (Lazio)
Prancis:
1. Paul Pogba (Juventus)
Belgia:
1. Dries Mertens (Napoli)
La Liga
15 pemain di La Liga
Argentina:
1. Javier Mascherano (Barcelona)
2. Angel Di Maria (Real Madrid)
3. Lionel Messi (Barcelona)
Brasil
1. Dani Alves (Barcelona)
2. Marcelo (Real Madrid)
3. Neymar (Barcelona)
Prancis:
1. Raphael Varane (Real Madrid)
2. Karim Benzema (Real Madrid)
3. Antoine Griezmann (Real Sociedad)
Belgia:
1. Thibaut Courtois (Atletico Madrid)
2. Toby Alderweireld (Atletico Madrid)
Kolombia:
1. Carlos Sanchez (Elche)
2. Carlos Bacca (Sevilla)
Jerman:
1. Sami Khedira (Real Madrid)
Kosta Rika
1. Keylor Navas (Levante)
Liga Primer
39 pemain di Liga Primer
Brasil:
1. David Luiz (Chelsea)
2. Paulinho (Tottenham Hotspur)
3. Fernandinho (Manchester City)
4. Ramires (Chelsea)
5. Oscar (Chelsea)
6. Willian (Chelsea)
Belanda:
1. Robin van Persie (Manchester United)
2. Michel Vorm (Swansea City)
3. Tim Krul (Newcastle United)
4. Ron Vlaar (Aston Villa)
5. Leroy Fer (Norwich City)
6. Jonathan de Guzman (Swansea City)
Jerman:
1. Per Mertesacker (Arsenal)
2. Mesut Oezil (Arsenal)
3. Lukas Podolski (Arsenal)
4. Andre Schuerrle (Chelsea)
Prancis:
1. Hugo Lloris (Tottenham Hotspur)
2. Bacary Sagna (Arsenal)
3. Laurent Koscielny (Arsenal)
4. Mamadou Sakho (Liverpool)
5. Mathieu Debuchy (Newcastle United)
6. Patrice Evra (Manchester United)
7. Moussa Sissoko (Newcastle United)
8. Olivier Giroud (Arsenal)
9. Loic Remy (Newcastle United)
Argentina:
1. Pablo Zabaleta (Manchester City)
2. Martin Demichelis (Manchester City)
3. Sergio Aguero (Manchester City)
Belgia:
1. Simon Mignolet (Liverpool)
2. Vincent Kompany (Manchester City)
3. Thomas Vermaelen (Arsenal)
4. Vertonghen (Tottenham Hotspur)
5. Nacer Chadli (Tottenham Hotspur)
6. Mousa Dembele (Tottenham Hotspur)
7. Marouane Fellaini (Manchester United)
8. Adnan Januzaj (Manchester United)
9. Eden Hazard (Chelsea)
10. Kevin Mirallas (Everton)
11. Romelu Lukaku (Chelsea)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo