Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GANASNYA perebutan suara pemilihan presiden memaksa Mahfud Md. pulang ke Jawa Timur. Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini berbagi tugas dengan Prabowo Subianto, calon presiden yang diusungnya. Ketua tim pemenangan Prabowo-Hatta Rajasa ini ditugasi mengamankan suara di Jawa Timur, basis massa Nahdlatul Ulama. Adapun Prabowo berkeliling di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Kepada Agus Supriyanto dan Edwin Fajerial dari Tempo, Mahfud menuturkan peta politik terakhir versi tim Prabowo di kantornya, Jalan Kombes Duryat Nomor 4, Surabaya.
Anda berada di Jawa Timur terus….
Ya, karena hasil survei menyatakan kami harus berjuang di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta, kami optimistis.
Sampai berapa persen selisih suara Prabowo dan Jokowi?
Bervariasi, tergantung survei: dari dua sampai enam persen. Karena itu, kami terus mengejar untuk mempertipis jarak. Semua tokoh sudah dipetakan, tiap kota atau kabupaten, tiap pesantren. Kami juga masuk ke kantong-kantong suara, door to door ke tingkat massa, tak lagi pada elite.
Selain ke kantong suara, apa yang dilakukan?
Mempertahankan suara yang ada atau bahkan menambah. Kemungkinan itu masih terbuka. Kami optimistis menang karena battle ground-nya sekarang di Jawa Timur. Saya ditelepon Prabowo, Jawa Tengah harus menang. Juga kawasan Mataraman di Jawa Timur. Di situ hampir mutlak ke Jokowi. Kawasan lain, seperti Tuban, Kota Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Batu, juga berat. Lainnya masih oke.
Seperti apa peta suara Prabowo secara nasional?
Semua provinsi di Sumatera mungkin kami ambil. Di Sulawesi, kami kalah di selatan, barat, dan tenggara karena itu daerah Jusuf Kalla. Di Kalimantan, kami menang di timur dan selatan. Di barat dan tengah masih bertarung ketat. Di Maluku menang. Di Papua berat karena keterikatan pada Bung Karno di sana tinggi, juga karena Prabowo dan Hatta belum sempat ke sana. Tapi suara di sana enggak banyak, hanya 1,2 juta, jauh lebih kecil dari satu kabupaten di Jawa.
Berapa suara untuk Prabowo secara nasional?
Menang 56-62 persen.
Bergabungnya Partai Demokrat berpengaruh untuk Prabowo?
Tak banyak. Soalnya, rata-rata pemilih sudah menetapkan pilihannya.
Kubu Prabowo menggunakan jalur militer untuk menggalang suara?
Wah, saya enggak tahu. Bukannya babinsa (bintara pembina desa) di bawah kendali langsung Kepala Staf Angkatan Darat? Siapa yang menggerakkan? Prabowo kan enggak punya komando. Saya tak yakin institusi seperti Polri dan TNI berani menggerakkan aparatnya.
Mungkin bukan atasannya resmi, tapi mantan atasan….
Apakah Anda percaya babinsa bisa didikte oleh yang di luar tentara atau yang bukan atasannya? Kalau toh seperti yang dituduhkan, mantan anggota Tim Mawar bekerja menggalang babinsa, apakah babinsa mau didikte? Meski banyak jenderal di dua kubu, apa iya babinsa itu tunduk kepada bekas atasannya?
Tim Prabowo sudah lama menggarap suara dari keluarga tentara….
Saya tak tahu. Yang jelas, ada keterikatan emosional karena Prabowo dianggap mengayomi mereka. Banyak kebutuhan lauk-pauk tentara pada level dan kelas tertentu diurus oleh Prabowo secara personal melalui yayasan. Banyak kesaksian dari tentara yang, misalnya, diberi rumah sederhana oleh Prabowo. Itu sudah lama dan bukan digarap untuk pemilu.
Prabowo juga mengirim surat ke warga dan sekolah….
Saya tak tahu-menahu surat itu. Mungkin betul dibuat tim Prabowo dari kubu Golkar. Tapi apa salahnya? Wong orang kirim surat aja, kok. Tak ada hukum yang dilanggar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo