Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Karena bridge tanpa Zamzani

3 pasang bekas tim nasional 1980 menolak masuk pelatnas, mereka mendesak supaya amran zamzani dipanggil lagi sebagai project officer, yang mengundurkan diri sebagai pengelola tim nasional.(or)

7 Februari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ENAM pasang pemain bridge masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) pekan lalu. Mereka -- F. Ameln/Dodo Syarifudin, J.A. Franz/Bert Polii, Ir. Arwin/Ibnu Abbas, Robby Warokka/Yeldi Tontey, Hendrawan/Hikmat dan dr. Budi Enoch/Herman Ali -- digodok dengan memainkan 21 ronde. Dari mereka telah terpilih pasangan Hendrawan/Hikmat dan Robby Warokka/Yeldi Tontey untuk digodok lebih lanjut dalam pelatnas kedua bulan Maret bersama tiga pasang bekas tim nasional 1980, kata Ketua Bada Pelaksana, Max Horhorouw. Namun para pemain bekas tim nasional itu (Ferdy Waluyan/ Denny Sacul, Max Aguw/Henky Lasut, Yassin Widjaja/Munawar) sepakat tidak akan masuk pelatnas. Mereka mendesak supaya Amran Zamzami "dipanggil lagi sebagai project officer kata bekas offisial 1980, Frans Waleleng dan Jack Rimbuan. Amran Zamzami? Tokob bisnis ini mengundurkan diri sebagai pengelola tim nasional setelah sukses membawa enam pemain itu ke Olympiade Bridge 1980. Padahal tugas yang dipercayakan kepadanya belum berakhir. Dia berhenti, menurut surat pernyataannya kepada GABSI, "karena kesibukan pekerjaan." Tapi pemain Ferdy Waluyan mengungkapkan sebenarnya Amran bertikai dengan Ketua Umum GABSI, Marsekal Muda TNI-AU Wisnu Djajengminardo. Pertikaian itu menyangkut soal: keputusan pengangkatan tim nasional 1980, audiensi dengan Presiden, kehadiran Ketua Harian KONI Suprayogi di pelatnas tanpa sepengetahuan Ketua Umum Wisnu, tidak diundangnya Wisnu pada pembukaan pelatnas III tahun lalu, dan perlakuan yang dialami Amran ketika berlangsung olympiade di Negeri Belanda. Wisnu yang dihubungi TEMPO di kantornya, bagian SPO Markas Besar TNI-AU, mengakui dia pernah berselisih pendapat dengan Amran. "Tapi saya sendiri telah datang mengunjungi Amran di kantornya untuk menyelesaikan perselisihan." Justru setelah Wisnu berkunjung ke kantor Amran di PT Krama Yudha, Amran kemudian mengundurkan diri, meski yang terakhir ini masih tetap Ketua I PB GABSI. Sang ketua umum, demikian juga semua anggota PB lain, sangat menyayangkan pengunduran diri Amran "Amran Zamzami masih bersedia dipanggil meneruskan proyek GABSI," kata Ferdy Waluyan. "Asal ada iklim yang favorable dalam PB GABSI," demikian Amran Zamzami sendiri kepada pers. Tapi GABSI sudah menunjuk Max Horhorouw (49 tahun), seorang pejabat Direktorat Pajak, sebagai project officer tim nasional 1981. GABSI tak mau kehilangan muka. Jika keputusan itu dicabut, Max Horhorouw bisa turun tujuh tingkat, komentar seorang anggota PB GABSI. Peranan Amran sangat besar membawa tim nasional berprestasi internasional dalam dua tahun terakhir. "Setelah ia mundur, bukan berarti orang lain tak bisa," ujar Wisnu. Pendapat ketua umum itu diperjelas oleh staf Sekretariat GABSI "Dana untuk pengiriman tim ke olympiade lalu dikumpulkan banyak orang. Amran menyetor Rp 10 juta, Nyonya Wisnu mengumpulkan Rp 9 juta, Max Horhorouw dan Bob Pangerapan sebagai anggota tim pun telah membantu, msing-masing tak kurang dari Rp 10 juta." Titik Terang Bagaimana selanjutnya? PB GABSI belum menghukum keenam pemain tadi. Justru Max Horhorouw dan Bob Pangerapan ditugaskan mendekati mereka. "Saya optimistis mereka akan masuk pelamas bulan Maret," ujar Horhorouw. Seandainya betul para pemain andalan itu tak bersedia masuk pelatnas nanti, GABSI tampaknya cenderung mencari lagi pasangan pengganti yang akan digodok bersama dua pasangan hasil pelatnas pertama. Sementara itu diam-diam pelindung PB GABSI Mudjoho SH (Menteri Kehakiman) mulai mencari jalan, mendamaikan mereka yang bertikai. "Sudah ada titik terang," katanya yang dikutip Ketua SIWO Ardi Syarif di Pos Kota. Bagaimanapun akhir perselisihan itu nanti, GABSI akan mengirim empat pasangan pria, begitu pula tim wanitanya, ke Kejuaraan Dunia Bermuda Bowl yang direncanakan Oktober di New York. Sebelum ke New York, tim pria akan mempertahankan gelar juara turnamen Caranza di Amsterdam. Selain tim inti, GABSI juga akan membentuk tim cadangan. Tim ini akan diturunkan di Kejuaraan Timur Jauh di Taipeh, Taiwan, awal Desember 1981. "Pemain inti waktu itu tentu belum pulih sehabis bertarung di Bermuda Bowl," kata Horhorouw. Rencana ini konon masih bergantung pada usaha GABSI mencari tiket.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus