ENAM pasang pemain bridge masuk pemusatan latihan nasional
(pelatnas) pekan lalu. Mereka -- F. Ameln/Dodo Syarifudin, J.A.
Franz/Bert Polii, Ir. Arwin/Ibnu Abbas, Robby Warokka/Yeldi
Tontey, Hendrawan/Hikmat dan dr. Budi Enoch/Herman Ali --
digodok dengan memainkan 21 ronde.
Dari mereka telah terpilih pasangan Hendrawan/Hikmat dan Robby
Warokka/Yeldi Tontey untuk digodok lebih lanjut dalam pelatnas
kedua bulan Maret bersama tiga pasang bekas tim nasional 1980,
kata Ketua Bada Pelaksana, Max Horhorouw. Namun para pemain
bekas tim nasional itu (Ferdy Waluyan/ Denny Sacul, Max
Aguw/Henky Lasut, Yassin Widjaja/Munawar) sepakat tidak akan
masuk pelatnas. Mereka mendesak supaya Amran Zamzami "dipanggil
lagi sebagai project officer kata bekas offisial 1980, Frans
Waleleng dan Jack Rimbuan.
Amran Zamzami? Tokob bisnis ini mengundurkan diri sebagai
pengelola tim nasional setelah sukses membawa enam pemain itu ke
Olympiade Bridge 1980. Padahal tugas yang dipercayakan kepadanya
belum berakhir. Dia berhenti, menurut surat pernyataannya kepada
GABSI, "karena kesibukan pekerjaan." Tapi pemain Ferdy Waluyan
mengungkapkan sebenarnya Amran bertikai dengan Ketua Umum GABSI,
Marsekal Muda TNI-AU Wisnu Djajengminardo.
Pertikaian itu menyangkut soal: keputusan pengangkatan tim
nasional 1980, audiensi dengan Presiden, kehadiran Ketua Harian
KONI Suprayogi di pelatnas tanpa sepengetahuan Ketua Umum Wisnu,
tidak diundangnya Wisnu pada pembukaan pelatnas III tahun lalu,
dan perlakuan yang dialami Amran ketika berlangsung olympiade di
Negeri Belanda.
Wisnu yang dihubungi TEMPO di kantornya, bagian SPO Markas Besar
TNI-AU, mengakui dia pernah berselisih pendapat dengan Amran.
"Tapi saya sendiri telah datang mengunjungi Amran di kantornya
untuk menyelesaikan perselisihan." Justru setelah Wisnu
berkunjung ke kantor Amran di PT Krama Yudha, Amran kemudian
mengundurkan diri, meski yang terakhir ini masih tetap Ketua I
PB GABSI.
Sang ketua umum, demikian juga semua anggota PB lain, sangat
menyayangkan pengunduran diri Amran "Amran Zamzami masih
bersedia dipanggil meneruskan proyek GABSI," kata Ferdy
Waluyan. "Asal ada iklim yang favorable dalam PB GABSI,"
demikian Amran Zamzami sendiri kepada pers.
Tapi GABSI sudah menunjuk Max Horhorouw (49 tahun), seorang
pejabat Direktorat Pajak, sebagai project officer tim nasional
1981. GABSI tak mau kehilangan muka. Jika keputusan itu dicabut,
Max Horhorouw bisa turun tujuh tingkat, komentar seorang anggota
PB GABSI.
Peranan Amran sangat besar membawa tim nasional berprestasi
internasional dalam dua tahun terakhir. "Setelah ia mundur,
bukan berarti orang lain tak bisa," ujar Wisnu. Pendapat ketua
umum itu diperjelas oleh staf Sekretariat GABSI "Dana untuk
pengiriman tim ke olympiade lalu dikumpulkan banyak orang. Amran
menyetor Rp 10 juta, Nyonya Wisnu mengumpulkan Rp 9 juta, Max
Horhorouw dan Bob Pangerapan sebagai anggota tim pun telah
membantu, msing-masing tak kurang dari Rp 10 juta."
Titik Terang
Bagaimana selanjutnya? PB GABSI belum menghukum keenam pemain
tadi. Justru Max Horhorouw dan Bob Pangerapan ditugaskan
mendekati mereka. "Saya optimistis mereka akan masuk pelamas
bulan Maret," ujar Horhorouw.
Seandainya betul para pemain andalan itu tak bersedia masuk
pelatnas nanti, GABSI tampaknya cenderung mencari lagi pasangan
pengganti yang akan digodok bersama dua pasangan hasil pelatnas
pertama. Sementara itu diam-diam pelindung PB GABSI Mudjoho SH
(Menteri Kehakiman) mulai mencari jalan, mendamaikan mereka yang
bertikai. "Sudah ada titik terang," katanya yang dikutip Ketua
SIWO Ardi Syarif di Pos Kota.
Bagaimanapun akhir perselisihan itu nanti, GABSI akan mengirim
empat pasangan pria, begitu pula tim wanitanya, ke Kejuaraan
Dunia Bermuda Bowl yang direncanakan Oktober di New York.
Sebelum ke New York, tim pria akan mempertahankan gelar juara
turnamen Caranza di Amsterdam.
Selain tim inti, GABSI juga akan membentuk tim cadangan. Tim ini
akan diturunkan di Kejuaraan Timur Jauh di Taipeh, Taiwan, awal
Desember 1981. "Pemain inti waktu itu tentu belum pulih sehabis
bertarung di Bermuda Bowl," kata Horhorouw. Rencana ini konon
masih bergantung pada usaha GABSI mencari tiket.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini