Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perawakannya lebih mirip pebasket ketimbang pemain sepak bola. Dengan tinggi 192 sentimeter, di antara pesepak bola yang merumput di klub-klub Eropa, mungkin ia cuma kalah jangkung dari striker Liverpool, Peter Crouch, yang memiliki tinggi 197 sentimeter.
Unggul tinggi badan membuat Frederic Kanoute hampir selalu menang dalam duel bola di udara. Kelebihan itu pula yang membuat pelatih Sevilla, Juande Ramos, terpincut kepadanya. Tapi Kanoute tak cuma jago di udara. Ia juga terampil menggocek bola, memiliki tendangan geledek, dan produktif mencetak gol.
Saat ini, bersama Diego Milito dari Real Zaragoza, Kanoute menempati peringkat kedua pencetak gol terbanyak La Liga dengan 19 gol. Mereka berada di bawah Ruud van Nistelrooy dari Real Madrid, yang telah mencetak 21 gol. Kepiawaian menggiring dan menyepak bola juga diperlihatkannya dalam pertandingan melawan Espanyol, Kamis pekan lalu. Kanoute hampir membawa Sevilla unggul 2-1 pada menit ke-53. Sayang, tendangan mendatarnya masih bisa ditahan kiper Iraizoz.
Lahir di Lyon, Prancis, 29 tahun lalu, dari keluarga imigran asal Mali, Kanoute sudah menyukai sepak bola sejak kanak-kanak. Pada 1997, ia mulai berkiprah di sepak bola profesional bersama Lyon. Secara bersamaan ia juga memperkuat tim nasional Prancis di bawah usia 21 tahun.
Namun, di tim senior, Kanoute lebih memilih memperkuat negeri leluhurnya, Mali. Di Piala Afrika 2004, ia menjadi pencetak gol terbanyak bagi timnya dengan mencetak empat gol dari empat laga. Sayang, langkah Mali terhenti di semifinal setelah dikalahkan Maroko.
Puas merumput di Lyon, pada 2000 Kanoute hijrah ke West Ham United, Inggris, dengan transfer senilai 3,7 juta pound sterling alias Rp 64,75 miliar. Setelah tiga tahun membela The Hammer—julukan West Ham—ia loncat lagi ke Tottenham Hotspur dengan transfer 3,5 juta pound atau sekitar Rp 61,25 miliar.
Dua tahun di White Hart Lane, Kanoute dijual ke Sevilla dengan harga 4,4 juta pound atau sekitar Rp 77 miliar. Di sini, ia terus memperlihatkan ketajaman sebagai striker. Lantaran puas dengan penampilannya, Sevilla memberikan keistimewaan tak memasangkan sponsor judi di kaus nomor 12 yang biasa dikenakan pemain jangkung itu. Sebagai muslim yang taat, Kanoute memang tak bisa menoleransi perjudian.
Tahun ini, kemungkinan besar Sevilla akan menaikkan gajinya dua kali lipat dari yang sekarang hanya 18 ribu euro per pekan atau tak sampai satu juta euro (sekitar Rp 12 miliar) setahun. Gaji Kanoute hanya seperlima gaji Nistelrooy, yang setahunnya dibayar 5 juta euro. Tapi, untuk urusan membikin gol, Kanoute jelas tak jauh beda.
ND
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo